≡;- ꒰ Compensation, as Promised ꒱

79 5 0
                                    

˚⁠˳*⁠.

"Shalmar, aku pulang duluan ya! Jangan lupa untuk berkunjung ke kamarku nanti

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Shalmar, aku pulang duluan ya! Jangan lupa untuk berkunjung ke kamarku nanti."

___

Vannie berjalan keluar dari House of Daena seperti biasa, siap untuk kembali ke asrama dan mengosongkan kepalanya yang sedari tadi sudah terasa sangat penuh. Beberapa minggu terakhir memang sangat menguras Vannie, baik jiwa maupun raga. Ia bahkan masih sangat dendam terhadap satu pengajar darshannya yang kerap memberi tugas yang agak menyusahkan. Orang itu kerap kali meminta para siswa untuk membaca ratusan lembar penelitian angkatan sebelumnya dalam 1-2 malam. Sehari setelahnya, mereka akan diminta untuk menggarap essay yang relevan dengan materi yang telah dibaca sebelumnya.

Duh, belajar memang memuakkan.

Ia kemudian menyatakan sebuah kalimat ketika berjalan menuju serambi gedung, "Aku akan pulang dan berendam dengan air dingin penuh aroma padisarah sehabis ini. Lihat saja."

Ketika berjalan turun menuju tangga utama Akademiya, bahu kanannya dikejutkan oleh tepukan pelan dari telapak seseorang. Seseorang yang memang kadang muncul di benaknya akhir-akhir ini.

Ia lantas membalikkan badan sepenuhnya, menatap pemuda yang jarang sekali terlihat dalam keadaan biasa seperti ini.

"Senior?"

"Saya menang dua ronde dari Cyno. Dua banding satu," ujarnya.

Pupil Vannie mengembang, mimik wajahnya berubah sedikit lebih cerah sehabis mendengar ucapan Alhaitham. Gadis ini memang sulit sekali menyembunyikan rasa antusiasnya.

"Oh, beneran? Ternyata berita soal Alhaitham si jenius itu tidak bohong ya..." Ungkapnya.

Alhaitham hanya mengangguk pelan lalu menyodorkan sebuah buku ke arah Vannie, "Kompensasi, seperti yang dibahas terakhir kali."

Gadis itu sedikit memiringkan kepalanya bingung, "Maksudnya?"

"Saya yakin memori otakmu tidak selengah itu dalam menyaring dan menyimpan informasi tertentu. Silahkan diambil, saya masih ada urusan lain."

Vannie belum juga menerima pemberian dari pemuda aneh dihadapannya. Ia berpikir sejenak dan mengingat-ingat kembali kejadian apa yang dilaluinya sampai didatangi orang penting seperti ini. Ia lantas angkat bicara, "Sebentar. Aku gak merasa senior punya hutang apa-apa kok,"

"Soal Genius Invokation TCG."

Kening perempuan itu terangkat sedikit sehabis mendengar jawaban Alhaitham. Ia merasa penjelasannya soal permainan kartu tempo hari sangat berbelit-belit. Vannie bahkan sempat melihat pemuda itu mengerutkan dahinya sekali dua kali setiap ia tergagap dalam menerangkan. Di sisi lain, memang hatinya sedikit tergerak lantaran pemuda Haravatat ini kelihatannya cukup menghargai dirinya.

"Oh. Ahahaha, terima kasih Kak..." Ujarnya sembari menerima buku yang sejak tadi sudah disodorkan oleh Alhaitham, "Akan kusimpan baik-baik."

"Jangan cuma dijadikan pajangan," terang Alhaitham lalu mendahului Vannie–berjalan turun.

"Dibaca, kan besok sudah akhir pekan. Tapi tidak perlu memaksakan diri juga sih." Sambungnya.

Sebuah lengkungan cembung ke atas tercipta dari bibir gadis itu. Ia lalu mengangkat suaranya, berniat memanggil pemuda itu sekali lagi.

"Kak-"

Alhaitham tidak berbalik. Ia hanya menolehkan kepalanya sedikit, menunggu sambungan kalimat dari gadis di belakangnya ini.

Ah, perlakuannya membuat Vannie merasa de javu. Sikap pemuda ini sama seperti ketika mereka pertama kali bertemu. Tersadar, gadis itu lantas mengurungkan niatnya untuk mengembangkan topik dan melanjutkan perbincangan dengan Alhaitham. Ia hanya menutup perkataannya tadi dengan sebuah ucapan terima kasih. Vannie lantas menyimpan bukunya ke dalam tas, kemudian bersiap untuk kembali berjalan.

Sebelum berhasil menapakkan satu kakinya ke depan, ia melihat tubuh pemuda itu bergulir sedikit. Sorot mata zamrud itu kembali mengarah pada wajah perempuan di depannya. Mulut lelaki itu bergerak, mengeluarkan empat suku kata.

"Sama-sama."

Katanya sebelum kembali berjalan, kali ini betul-betul meninggalkan Vannie.

____

˚⁠˳*⁠.



𝐀𝐃𝐀𝐆𝐈𝐎 𝐵𝑙𝑜𝑜𝑚 | Alhaitham Where stories live. Discover now