≡;- ꒰ He's Autistic- ꒱

116 8 12
                                    

∘⁠˚⁠˳*⁠.

Sejak kejadian hari itu, Vannie belum pernah berpapasan atau bahkan sekedar melihat batang hidung Alhaitham

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sejak kejadian hari itu, Vannie belum pernah berpapasan atau bahkan sekedar melihat batang hidung Alhaitham. Sudah terhitung cukup lama sejak terakhir kali ia mengobrol dengan lelaki unik yang seringkali bersikap ketus padanya. Kaveh–teman sekamar Alhaitham juga mengalami hal yang sama. Ia sering mengatakan kalau teman sekamarnya akan pulang larut malam dan pergi sangat awal. Tetapi, Alhaitham tetap bersikap seperti biasa seolah-olah tidak pernah terjadi apapun sebelumnya.

Nampaknya Alhaitham menggantung pernyataannya dan membiarkan kedua orang ini berasumsi dan membiarkan imajinasinya merambat kesana dan kemari.

Kaveh, sebetulnya, tidak terlalu mempermasalahkan sepatah dua kata yang diucapkan oleh bibir teman jeniusnya. Sebelum itu, Alhaitham juga seringkali berbicara hal-hal yang tidak bisa dimengerti Kaveh dan kelihatannya sangat genting, sampai-sampai menjadi bahan pikirnya beberapa hari ke depan. Walaupun begitu, pada akhirnya, semua asumsi terhadap pernyataan Alhaitham yang ambigu hanya akan berujung pada aktivitas seperti menghitung pasir–tidak ada habisnya.

Apabila Kaveh terlihat menanyakan hal tersebut pada Alhaitham, pemuda itu hanya akan menatap Kaveh tak serius sembari melontarkan kalimat andalannya,

"Sepertinya kau harus lebih banyak belajar."

Bisa dibilang, Kaveh sudah tidak terlalu memusingkan lagi perilaku temannya yang aneh ini, beranggapan bahwa memang sikap demikian adalah bagian dari kepribadiannya yang tidak akan bisa sepenuhnya dipahami.

Tetapi, Vannie yang notabenenya baru dalam menghadapi sikap Alhaitham yang demikian, tentu saja penasaran dan ingin jawaban yang terdefinisi. Sayang, Kaveh tidak akan bisa membantu gadis itu dalam menyelesaikan teka-tekinya.

Mungkin itulah sebabnya mengapa akhir-akhir ini baik Kaveh maupun Vannie menjadi sering bertemu, bahkan untuk sekedar memberi sapaan selamat pagi ataupun sampai jumpa. Dalam waktu yang cukup singkat, mereka menjadi teman baik.

Kaveh terlihat sangat menikmati waktu-waktu dimana ia dan Vannie bisa berbincang berdua, begitupun Vannie. Well, bisa dibilang ia sedikit senang karena kalimat bermakna ganda yang dilontarkan Alhaitham sepertinya membawa sepucuk penghiburan terhadap jiwanya yang sepi. Terkadang, Vannie akan mengajak Shalmar untuk ikut menemani pemuda itu untuk belajar bersama di perpustakaan. Seorang lelaki ekstrovert yang ramah seperti Kaveh, memang pasti banyak yang menyukai.

Kendati Kaveh memang adalah tipikal pemuda yang mudah berbaur, sangat baik hati, dan populer, gadis itu tetap bertanya-tanya dan mengharapkan hal yang lain.

Senior dan Kak Kaveh sangat bertolak belakang, tapi kenapa bisa sedekat itu?

Apabila harus diuraikan, Kaveh itu bak kupu-kupu sosial penuh warna yang senang bergaul dan mengadaptasikan diri terhadap keramaian dan orang-orang. Sedangkan Alhaitham adalah pemuda jenius yang sayangnya bodoh dalam hal keunggulan milik Kaveh.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 09, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

𝐀𝐃𝐀𝐆𝐈𝐎 𝐵𝑙𝑜𝑜𝑚 | Alhaitham Where stories live. Discover now