≡;- ꒰ Feeble Scholar's Type ꒱

84 6 9
                                    

∘⁠˚⁠˳*⁠.

∘⁠˚⁠˳*⁠

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

___

Apa yang sebenarnya didambakan oleh laki-laki?

Wajah yang imut,

Surai panjang yang halus seperti sutra,

Mata bulat yang menggemaskan,

Bibir merah muda yang senantiasa tersenyum,

Atau kepribadian lugu bak anak anjing?

°°°

Waktu itu, Vannie sedang berada di taman Akademiya. Ia duduk di sebuah ayunan dengan buku novel yang baru dipesannya beberapa hari yang lalu. Novel romansa khas yang tidak diragukan lagi kualitasnya, sampai-sampai ia rela mengeluarkan separuh dari jatah bulanannya untuk buku ini.

Yah, bagi orang lain, buku yang terdiri atas 300 halaman ini mungkin terkesan standar dan sudah pasaran. Terutama bagi kaum yang tidak menggemari kisah romansa sama sekali. Tetapi, bagi Vannie, buku ini dapat mendukung imajinasinya untuk menjadi lebih luas lagi.

Novel ini mengisahkan tentang seorang gadis yang berhasil meluluhkan seorang pemuda dengan hati bak Crystal chunk. Keras, mahal, tetapi akan sangat memuaskan apabila sudah diperoleh.

Tidak munafik, Vannie memang suka dengan tipe pemeran utama perempuan yang agak gemulai dan menye-menye. Ah, tetapi tentu saja dia sadar betul bahwa menerapkan hal serupa yang dilakukan gadis di dalam novel itu akan mengantarnya pada lubang setan penuh cibiran.

Gadis itu menyelipkan pembatas buku pada novelnya kemudian berhenti membaca. Ia turun dari ayunan, meregangkan tubuhnya dan meluruskan kembali punggungnya yang sedari tadi dalam postur yang kurang baik dikarenakan terlalu asik membaca.

Tujuan berikutnya? Tentu saja House of Daena.

___

Ketika berjalan melewati tangga, Vannie bertemu lagi dengan pemuda berambut pirang dari Kshahrewar–Kaveh. Pemuda itu terlihat kesulitan membawa tumpukan buku-buku tebal yang berada di kedua tangannya. Jujur saja, Vannie tidak berniat membantu pemuda itu sama sekali. Ia tidak mau dianggap sok asik karena bersikap pura-pura baik. Namun, ia menggeleng-gelengkan kepalanya untuk menghilangkan pikiran buruk itu.

Haish. Memangnya hidup ini cerita novel?

Ia berjalan agak cepat dan menyerukan nama pemuda itu dari kejauhan, "Kak Kaveh, tunggu!"

Kaveh kemudian berhenti berjalan dan menoleh ke arah Vannie.

"Iya?.. OH KAMU!"

𝐀𝐃𝐀𝐆𝐈𝐎 𝐵𝑙𝑜𝑜𝑚 | Alhaitham Where stories live. Discover now