≡;- ꒰ A New Acquaintance ꒱

78 7 4
                                    

∘⁠˚⁠˳*⁠.

Kicauan burung yang renyah beserta cahaya hangat yang terang mulai menyinari Sumeru sepenuhnya menandakan bahwa hari sudah kembali berganti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kicauan burung yang renyah beserta cahaya hangat yang terang mulai menyinari Sumeru sepenuhnya menandakan bahwa hari sudah kembali berganti. Suasana kota kebijaksanaan di akhir pekan memang lebih ramai dari biasanya. Ditambah lagi, banyak pedagang sengaja datang dari luar untuk bertukar rempah-rempah dan komoditas tropis khas hutan hujan.

Pagi itu, Vannie tengah berjalan di sekitar Gandharva Ville. Ia berencana untuk menemui Collei, sahabat penanya semasa ia masih tinggal di Mondstadt.

Langkahnya ditemani harum embun pagi yang muncul setelah malam dan juga kumpulan fungus-fungus kecil yang mengapung dan menari bebas di atas air. Mungkin, hal sepele seperti inilah yang mampu mengalihkan perhatian pendatang seperti dirinya. Hal sepele yang membuat keningnya sampai mencium pohon besar yang juga tengah menikmati nikmatnya mentari pagi untuk proses fotosintesisnya.

Bruk!

Perempuan itu merasakan kepalanya terbentur dahan kayu yang kokoh, membuatnya mundur beberapa langkah dan merintih kecil.

"Aduh..."

"Haish. Kenapa pohon besar seperti ini malah mengganggu jalan sih,"

"Hah. Sendirinya yang terlalu santai, malah menyalahkan benda mati. Bodoh,"

Vannie tersentak ketika mendengar suara seseorang membalas ocehannya. Ia lantas menoleh dan bergidik ngeri ketika tidak ada satupun orang di sekitarnya.

"Pohon di Sumeru bisa bicara ya..? Sepertinya archon disini sangat cinta sekali tanaman..." Tuturnya pelan dan ragu.

"Bodoh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bodoh. Aku diatasmu," jelas suara itu sekali lagi.

Dalam sekejap, Vannie mengarahkan matanya ke atas. Ia terkejut ketika melihat seorang pemuda duduk di atas dahan pohon. Yang lebih anehnya, pemuda ini tidak terlihat seperti seseorang yang akan cinta dengan tanaman.

Pemuda itu lantas beranjak dari duduknya dan lompat ke bawah, mendaratkan tapaknya dengan sempurna tanpa goresan sedikitpun.

Jelas, gadis itu terkesima dengan penampilan pertama yang dibuat pemuda bertopi besar bak payung ini. Pakaiannya mengindikasikan bahwa ia jelas bukan berasal dari Sumeru.

𝐀𝐃𝐀𝐆𝐈𝐎 𝐵𝑙𝑜𝑜𝑚 | Alhaitham Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang