12. Egois?

94 7 70
                                    

Masa lalu ....

Aziel dan Monica bertemu disebuah acara milik Abhimanyu, keduanya nampak tengah berdua diluar. "Si Monica mana, dah? Kok gak ada?" Tanya Sienna sembari menenteng gelas jus ditangannya.

Rianti dan Sasthi pun menunjuk kearah luar, "Lagi berduaan, noh. Biarin bae, tiba-tiba ujan deres, kuyup-kuyup dah tuh berdua," ucap Sasthi dengan nada bicara Betawinya.

"Lah, janganlah, Mi. Si Monica mah kesenengan kalo gitu, dia demen banget India, kan? Kalo beneran begitu, apa gak makin halu tuh bocah? Apalagi sama si Aziel begitunya, bisa-bisa makin menjadi tuh bocah," Sahut Rianti tak terima.

"Iya, juga sih. Eh iya, itu whishlist tuh bocah juga, ya? Main hujan bareng pasangan. Tapi si Aziel kan bukan pasangannya, jadi gak masuk whishlist-Nya dong? Seharusnya sih begitu," tutur Sasthi.

Sienna menatap keduanya, "Lu berdua kenapa sih, anjir? Kagak terjadi juga, udah mikir sampe whishlist si Monica bae," ujar Sienna tak habis pikir.

"Lah iya juga, ya?" Ucap Sasthi dan Rianti yang tersadar.

Beralih pada Monica dan Aziel diluar yang menikmati suasana malam yang ramai dengan banyaknya kendaraan didepan sana. "Eeuumm, Mobil yang itu bagus banget," puji Monica pada sebuah Mobil yang baru saja melintas.

Aziel mengangguk sembari menatap gadis itu, "Kamu lagi cari Mobil, kan? Kenapa gak itu aja? Katanya bagus," sahut Aziel.

Monica menggeleng, "Enggak, ah. Kegedean, aku kan cuman berdua doang, palingan sama supir," balas Monica dan diangguki saja oleh Aziel.

"Mon, ada yang mau aku tanyain," ujar Aziel tiba-tiba.

"Ada apa?" Tanya Monica sembari menatap pria dihadapannya itu.

"Sebenarnya aku curiga sama seseorang. Dan orangnya itu kamu," ucap Aziel.

Monica pun sedikit bingung, "Aku? Memangnya ada apa denganku?" Tanya Monica agak terkekeh.

Aziel menghela napas sedikit, "Dari dulu aku ngerasa, tatapanmu ke aku itu beda. Kayak ada sesuatu gitu," tuturnya.

Monica tersenyum mendengarnya, "Beda gimana? Tatapanku memang begini," jawabnya.

"No, beda. Kayak ... Tertarik?"

"Dengan?"

"Aku,"

Monica menatap Aziel seketika, "Ya, maybe. Tapi tatapan aku memang begini kalau menatap kagum orang. Apapun yang mereka lakuin pasti aku kagum dan aku pernah bilang ke kamu, bahwa aku kagum sama pemikiranmu," jelas Monica.

Aziel menatapnya sedikit meledek, "Yakin?" Tanya Aziel.

Monica menghela napasnya, "Apa yang mau kamu dengar dari aku? Jawabanku atau kejujuranku?" Tanya balik Monica.

"Kalau kamu mau jawabanku, aku sudah jawab. Tapi kalau kamu mau kejujuranku, aku akan kasih penjelasan untuk itu," lanjut Monica.

Aziel bisa melihat kesungguhan dimata gadis itu, "Kamu tanya ini gabut doang atau serius? Kalau cuman main-main lain waktu aja aku jawabnya. Aku butuh keseriusan untuk ini," ujar Monica.

Aziel terkekeh, "Serius banget kayaknya," ledeknya. Monica hanya tersenyum tanpa menjawab, Aziel langsung mengalihkan pembicaraan keduanya.

Setelah pertemuan itu dan acara pun selesai, Monica pun menginap dirumah Rianti bersama teman-temannya. Ia pun menceritakan tentang apa yang terjadi, awalnya mereka mengira hubungan tak jelas Monica telah selesai disana, namun ternyata tidak sama sekali.

"Seharusnya lu jawab jujur, Mon. Biar semuanya jelas dan selesai," ujar Sasthi.

"Tapi gua takut justru semuanya bakalan bener-bener selesai. Gua takut lepasin dia," jawab Monica.

Everything About LoveWhere stories live. Discover now