15. Dilamar?

76 7 71
                                    

Beberapa bulan telah berlalu, kini semuanya menjalani kehidupan yang mereka pilih masing-masing. Kita beralih pada Sasthi, gadis itu kini sudah pindah ke Jerman mengejar karirnya.

Tetapi, akhir-akhir ini ia sering menangisi teman-temannya karena rasa rindu yang memuncak. Terlebih mengetahui Rianti telah melahirkan kehidupan baru dan dia tak berada disana.

Walaupun begitu, ada bagusnya juga ia pindah ke Jerman, karena Archie pun sekarang tengah berada di Jerman menemui keluarga Sang Ibu. Ya, walau pun sebenarnya pria itu sengaja mengikuti gadis itu, sih.

Archie memiliki 4 darah dari negara yang berbeda, sang Ayah asli Jawa yaitu Jogja, sedangkan sang Ibu Jerman, Inggris dan Belanda, namun berkebangsaan Inggris. Ibunya seorang pengusaha, saat itu bertemu sang Ayah ketika tengah berada di suatu acara besar di Jogja yang berakhir pada pernikahan diantara keduanya.

Archie sering mengunjungi Sasthi, Sasthi sebenarnya tak keberatan tetapi ia tau dibalik semua itu ada maksud tertentu untuk Archie. Bohong kalau Sasthi tidak peka dengan semua itu, tetapi ia memilih untuk diam karena baginya tak ada artinya jika tak ada keberanian. Ya, walaupun kalau Archie benar berani akan kalang kabut juga dirinya.

Sayangnya ketakutannya akan hal itu benar-benar terjadi, suatu hari Archie menemui Sasthi untuk mengajaknya makan siang bersama. Awalnya acara makan siang mereka berdua tenang-tenang saja, sampai akhirnya Archie pun membuka sebuah topik.

"Sas, ada yang ingin saya bicarakan dengan kamu. Ini mungkin agak serius, kalau kamu merasa tidak nyaman bilang saja, ya? Saya benar-benar ingin bicara," ucap Archie meminta izin.

"Bicara saja, Mas. Ada apa?" Tanya Sasthi tanpa menatap.

"Saya tau ini terdengar sedikit terburu-buru bagi kamu, tapi saya ini sudah kepala tiga, Sas. Saya punya rasa dengan kamu sejak pertama kali saya melihat kamu, saya tau bahwa kamu tidak terlalu percaya dengan cinta pada pandangan pertama, tapi itu yang saya rasakan, Sas," ucap Archie memulai.

Sasthi yang tengah memegang sendok membeku seketika, ia berkedip-kedip mendengarnya. Lantas ia pun menatap Archie. Sial! Jantung Sasthi hampir lepas mendengarnya, sudah tau kearah mana pria ini berucap.

Hati mungil gadis itu pun menjerit, 'Ya Rabb, Sasthi belum siap untuk jadi istri orang!'

"Tapi izinkan saya mengikat kamu dengan cincin dahulu, Sas," lanjut pria itu tiba-tiba.

Nah kan, benar seperti tebakan Sasthi. Ingin sekali ia kabur secepat kilat menjauh dari pandangan pria berambut coklat itu.

Archie pun terkekeh, "Kenapa wajahmu pucat begitu, Mbak Sasthi? Saya kan hanya mengikat kamu dengan cincin kecil ini dahulu. Kalau nanti kamu sudah siap, barulah saya datang kerumah orang tua kamu," ucap pria itu yang seolah mendengar jeritan hati Sasthi.

'Mau cincin sekecil mikroba atau pun sebesar cincin saturnus, tetep aja paniklah!' Gerutu Sasthi dalam hati.

"Saya tau Sasthi, kamu belum ingin menikah bahkan memiliki pasangan saja kamu belum punya pikiran untuk kesana. Tapi saya siap menunggu kamu. Kejar apa yang ingin kamu kejar, saya akan mengikuti kamu dari belakang. Kalau kamu jatuh nanti, saya siap menopang dan mengangkat kamu lagi," jelas pria itu.

Sasthi menghela napas, "Kenapa kamu begitu yakin dengan saya, Mas Archie? Sampai kamu siap dengan semua itu?" Tanya Sasthi.

"Saya sudah lebih dari cukup umur untuk memiliki pasangan, Sasthi .... Saya dulu sama seperti kamu, yang mementingkan pekerjaan saya tanpa mengenal waktu. Tapi semenjak saya bertemu kamu, saya menyadari bahwa saya membutuhkan seseorang mendampingi saya. Dan yang takdir bawa adalah kamu," jawabnya.

Everything About LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang