Prolog

1.5K 73 5
                                    

"Lo jadi cewek gatel banget sih! Baru juga masuk beberapa bulan udah mau rebut cowok orang aja" ucap seorang gadis dengan bando biru di kepalanya.

Orang yang diajak bicara malah terkekeh. "Lo bahkan tau, gue bersikap baik gak cuma sama cowok lo doang. Cowok lo aja yang dasarannya mau sama gue" balasnya.

Nesha, gadis berbando biru itu menggeram marah. Dirinya mengakui jika ia takut Gamma, kekasihnya itu akan beralih ke gadis di depannya ini dan pergi meninggalkan nya. Karena jika dibandingkan dari segi mana pun Nesha masih kalah jauh dengan rival nya ini.

"Gue peringatin sekali lagi sama lo, jauhin Gamma! Atau gua bakalan lakuin sesuatu yang gak akan pernah lo bayangin sebelumnya" ucap Nesha penuh penekanan.

Granny Renata, lagi-lagi gadis cantik itu terkekeh. "Itu artinya lo beneran ngerasa tersaingi dong sama gue. Gue bukan tipe perebut kaya apa yang lo pikirin. Asal lo tau, gue juga udah nyoba buat jauhin kak Gamma. Seharusnya lo tanya sama dia, kenapa dia sekarang jadi sering ngintilin gue, gue udah berbaik hati dengan mau ngalah sama lo. So, sekarang tinggal lo nha aja gimana bikin kak Gamma berhenti deketin gue" ucap Granny.

Gadis berambut panjang itu pergi meninggalkan Nesha yang masih menatapnya penuh amarah. Granny juga jadi pusing sekarang. Ia memang sempat menaruh rasa pada Gamma, namun perasaan itu buru-buru ia kubur saat dirinya mengetahui Gamma sudah memiliki kekasih.

Namun sepertinya itu sudah sedikit terlambat karena sekaranb malah Gamma yang seperti tengah mengejarnya membuat kebencian Nesha semakin membeludak.

"Gue jutek salah, ramah sama semua orang malah nambah masalah" gerutu Granny sambil mengacak rambut frustasi. Ia berharap keadaan tidak akan menjadi lebih buruk setelah ini.

➷➷➷

Granny mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang. Rencananya ia akan pergi ke rumah Tevy, sahabatnya untuk menginap disana. Namun saat tengah asyik menikmati suasana sore hari yang indah, Granny memicibgkan matanya menyadari ada sebuah mobil berwarna hitam yang mengikutinya dari belakang.

Entah karena apa, namun sekarang Granny merasakan perasannya sedikit tidak enak. Ia menambah kecepatan pada laju mobilnya dan tanpa diduganya saat melewati turunan, gadis itu tak dapat lagi mengendalikan mobilnya karena remnya blong.

"Aaaaa" Granny berteriak sambil membanting stir ke kiri.

Brak

Mobil yang dikendarai Granny menabrak pohon besar dengan kencang. Granny sendiri meringis merasakan ada cairan kental yang keluar dari dahinya setelah kepalanya terbentur cukup keras.

"Shh... S-sakit..." rintihnya.

Granny merasakan kepalanya semakin berat, pandangan gadis itu sudah berputar tak karuan. Sedetik kemudian mata coklat hazel itu tertutup menyisakan kegelapan.

➷➷➷

Plak

"Lo gak tau malu hah?! Ngapain lo nge-bully Shiren?" bentak seorang cowok.

Seorang gadis yang terkena tamparan cowok itu memejamkan matanya erat. Ia sudah lelah.

"Dia nabrak aku, tangan aku sakit kena kuah panas" Ucap gadis itu.

"Cuma karena itu?! Lo emang gak berguna, cuma bisa bikin masalah. Pergi lo dari sini, gak sudi gue liat muka lo yang menjijikkan!"

Lagi-lagi gadis itu memejamkan matanya. Sakit sekali hatinya dihina oleh kakak laki-laki nya meskipun ini bukan yang pertama.

"Oke, aku akan pergi. Jangan nyesel kalo aku balik tapi udah dengan keadaan yang berbeda, atau mungkin aku gak akan balik lagi kesini" seulas senyuman terlukis di wajah sembab penuh make up itu.

"Cih, pergi sana! Gue malah seneng kalau lo gak balik"

"Ruby, jangan pergi nak! Ruby!"

Ruby Fallon Aimee, gadis itu tak mendengarkan teriakan bunda nya. Ia rad ini sudah cukup. Dirinya sudah lelah terus dicaci maki oleh keluarganya sendiri.

Gadis itu berlari ke tempat yang selalu ia datangi jika dirinya sedang sedih. Sesampainya disana Ruby langsung naik dan meringkuk sambil mengeluarkan tangisannya.

"Ruby capek Tuhan... Kapan hiks... Mereka bisa nerima aku..."

Ruby memejamkan matanya menikmati rasa sakit yang terus menggerogoti jiwanya. Diabaikan oleh keluarga bukanlah keinginannya. Terlahir karena sebuah kesalahan juga bukan keinginannya. Jika dulu ia boleh pilih pun, Ruby pasti akan memilih dilahirkan oleh seorang wanita yang tak ditolak kehadirannya dan keluarganya pun menantikan kelahirannya.

Namun nyatanya Tuhan memberi Ruby takdir yang Ruby sendiri tak tau akan dapat menjalaninya atau tidak.

➷➷➷

Cerita baruuuuuuu. Selagi nunggu KARAFERNELIA rame author bakal update cerita ini. Gabut aje si ini wkwk.

Btw yang nemu cerita ini jangan lupa baca Karafernelia juga ya.

Pokonya sehat-sehat terus buat kalian semua and happy reading🤗

INEFFABLEWhere stories live. Discover now