Fourteenth

429 37 3
                                    

Pada siang yang terik ini sebagian besar peserta memilih berlatih pada bidangnya masing-masing sebelum besok perlombaan akan benar-benar dimulai. Memang di hari pertama ini hanya ada acara pembukaan dan setelah itu para peserta dipersilahkan berlatih  sebelum besoknya, tepatnya di hari ke-dua mereka akan mulai bertarung memperebutkan gelar juara.

Disaat semua sibuk berlatih, Ruby malah berjalan santai di koridor dengan mengenakan seragam khas SMA Cakrawala serta id card sebagai tanda pengenal. Gadis itu sesekali menarik kedua sudut bibirnya ke atas menandakan dirinya tengah bahagia.

Ya semenjak pertemuannya deng Tevy waktu itu, kini hubungannya dengan sahabat di kehidupannya yang dahulu itu sudah mulai akrab. Apalagi Tevy dengan semangat memperkenalkan Ruby pada teman-temannya. Mereka tak keberatan, malah cenderung senang karena bisa kenal dengan sosok yang sudah mencuri perhatian sejak pertama menginjakkan kaki di SMA Airlangga ini.

"Ekhem... Seneng banget nih kayaknya. Udah dapet cowok berapa emang?" ucap seseorang tiba-tiba.

Ruby menoleh, matanya mendapati kehadiran cowok jangkung yang cukup menyebalkan menurutnya. Gadis itu memutar bola mata malas.

"Lo pikir gue kesini mau ngoleksi cowok, hah?!" balas Ruby nge-gas.

Cowok itu terkekeh. "Gue yakin sih pasti ada banyak nomor asing yang nge-chat lo, iya kan?" tanya cowok itu.

Ruby terdiam. Ia menatap cowok itu sambil mengerutkan keningnya. "Lo kok tau sih Lan?" tahun Ruby penasaran.

Dylan, cowok itu tergelak. "Anjir tebakan gue bener dong!" serunya.

Ruby mendengus gadis itu mengguncang lengan Dylan menuntut penjelasan.

"Ih jawab dulu..." ucap Ruby.

Dylan mendengus. "Setiap gue lewat depan cowok yang lagi ngumpul, pasti bahasannya gak jauh-jauh dari lo. Gila sih, pesona lo emang bukan maen. Pasang susuk dimana lo?" tanya Dylan ngaco.

Ruby menabok kesal lengan Dylan. "Susuk pala lo satu! Iya sih gue emang cantik, tapi kaget woy waktu buka HP notif gue menuhin layar" balas Ruby.

Dylan terkekeh. "Yaudah sih karungin aja semuanya" ucap Dylan enteng.

Lagi-lagi Ruby menarik kesal lengan Dylan. "Lo ih, ngeselin banget sih!" ucap Ruby sambil menghentakkan kakinya.

Dylan tertawa keras. "Haha, lucu banget sih adeknya Daniel..." ucap Dylan sambil mencubit kedua pipi Ruby.

"DYLAN..." teriak Ruby sambil mencoba melepaskan cubitan Dylan dari pipinya.

"Apa lo? Gak bisa lepas wlee..." ejek Dylan sambil terus menguyel-uyel pipi Ruby.

Ruby merengek sambil berusaha melepas jari-jari Dylan dari pipinya. Namun tak lama ada sepasang tangan yang membantu Ruby melepaskan pipi chubby nya dari genggaman Dylan.

"Lepas!" ucap orang itu sambil menyentak tangan Dylan. Ruby dan Dylan sama-sama menatap orang itu.

"Jangan kasar sama adek gue!" Lanjutnya. Ruby dan Dylan terperangah.

"Hah, sejak kapan lo ngakuin Ruby?" tanya Dylan diselingi nada ejekan.

Keenan, cowok itu terdiam. Ruby mendengus kesal.

"Apaan sih, ikut campur aja" ucap Ruby melirik sinis Keenan.

"Gue belain lo" balas Keenan datar.

"Gak butuh gue!" ucap Ruby lantang.

"Gue kakak lo!" Keenan tak mau kalah.

"Sejak kapan, hah?!" Ruby berucap lantang membuat mereka kini dikerumuni oleh banyak orang. Mereka yang bukan dari SMA Cakrawala tentu penasaran dengan drama yang sedang terjadi ini. Apa lagi yang terlibat adalah Ruby, si pencuri perhatian sejak pertama menginjakkan kakinya disini.

INEFFABLEWhere stories live. Discover now