Decide On Adoption

9.2K 747 32
                                    

Oh— hi bae?



Hybrid baby days





"Kau bisa membawanya salah satu dari mereka."

Bagai mantra yang telak membuat sisi lembut Heeseung goyah. Masih dengan seragam sekolah menengah atas juga tas pada bahu kirinya, Heeseung datang mengunjungi rumah dari bibinya.

Ini bukan kali pertama, ia sering pergi kesana lantaran sang bibi merupakan dokter khusus yang merawat dan memastikan keselamatan para hybrid di rumahnya. Bukan rumah, suatu tempat yang nyaman bagi mereka. Ada banyak yang berjaga, Heeseung mengerti sedikit, disana mereka merawat para hybrid seperti anak kandung sendiri. Karena itu hybrid-hybrid disini sangat tenang dan bisa diadopsi siapapun.

"Seung, aku mengerti tentangmu. Kau menyukai mereka semua kan? Kenapa tidak membawa pulang satu untuk kau jadikan teman di rumahmu?" Sang bibi kembali menawarkan, keponakannya masih terdiam namun maniknya bergulir mengamati satu persatu bayi-bayi hybrid yang tengah bermain, "Ahh, kau ingin yang masih bayi?"

"Kau sendiri yang mengatakan, ketika mereka masih bayi, akan jauh lebih mudah mengontrol sifat mereka sesuai keinginan kita disamping sifat bawaan mereka."

"Kau yakin?"

Heeseung mengangguk. Pikirnya, hybrid dewasa sudah ada pada tingkat kematangan tertentu. Sifat mereka cenderung sudah terbentuk dengan sendirinya. Lagipula, ia tidak tertarik dengan yang dewasa. Ia menyukai bayi-bayi lucu di depan matanya.

"Dimana yang lain?"

"Jangan berebut oke?" Wanita berjas putih itu memberikan mainan lain pada bayi hybrid yang sempat bertengkar, ia menenangkan salah satunya, "Sebagian mungkin di kamar. Seung, bisa kau cek mereka?"

Dalam diam Heeseung memilih untuk berlalu, ia meninggalkan tasnya di kursi kemudian masuk ke kamar para bayi hybrid. Terlihat sepi, hanya ada dua sampai tiga bayi hybrid yang sedang bersama. Begitu yakin jika mereka baik-baik saja, ia hendak kembali. Namun langkahnya terhenti di ambang pintu, ia melihat bayi hybrid tengah mengintipnya malu-malu di balik lemari mainan.

"Ssshhh.." ia mendesis gemas. Bagaimana netra bundar berkaca-kaca itu terlihat menyembul menatapnya dengan begitu polos sedang dua tangan mungilnya memegang sisi lemari.

Begitu langkahnya mendekat, si bayi sontak terkejut. Dengan gerak amatir ia mundur tanpa sadar kakinya terantuk mainan hingga badan gembulnya jatuh terduduk. Ia semakin kaget, kemudian menangis kencang, memanggil Heeseung untuk segera menggendongnya.

"Ssstt.. Mana yang sakit, hm?"

Bayi hybrid itu menunjuk pantat besarnya yang dilapisi diapers. Heeseung tertawa, bukankah bagus jika diapers itu penuh? Bayi ini mendapat bantalan yang cukup untuk melindungi pantatnya.

Tangannya tergerak mengusap punggung si bayi, butuh waktu cukup lama hingga tenaganya melemah. Kepala kecil dengan telinga puppy itu terkulai di dada Heeseung, "Kau mengantuk? Tidurlah."

"Mawu cucu~"

Ohh my ghaaaasssss, suaranya sangat lembut dan menggemaskan. Telinganya bagai dipijat, Heeseung telak menyukai bayi hybrid dalam gendongannya. Segera ia mencari sang bibi untuk meminta susu ditengah rasa gemasnya yang kelewat batas.

***

"Namanya Jaeyun, dia hybrid sejenis golden river. Usianya baru dua tahun dan yang paling kecil disini."

𝐇𝐘𝐁𝐑𝐈𝐃 𝐁𝐀𝐁𝐘 𝐃𝐀𝐘𝐒Where stories live. Discover now