Milk

5.1K 545 16
                                    



Hybrid Baby Daily

Tuk—

Botol susu yang sudah tandas isinya di lempar begitu saja ke depan. Heeseung yang sedang menyetir langsung menoleh sekilas pada botol susu yang jatuh di bawah dasboard kemudian melirik bayinya dari spion.

Okey— Jaeyun sedang merengut dengan bibir basah sisa susu menatap ke arahnya.

"Cucu!"

"Sebentar, daddy sedang menyetir."

"Cucuuuuuu~"

Harusnya Heeseung selalu ingat pesan bibi Naya, tidak boleh keluar rumah hanya membawa satu botol saja. Jaeyun menginginkan lebih, bayinya kuat menyusu.

Pikirnya dia hanya akan mampir ke kantor sebentar saja untuk mengunjungi sang paman lalu pulang, mana tau sedikit ngaret.

Dan— Jaeyun sudah menghabiskan sebotol penuh ukuran sedang.

"Cucu daddy— Jeyun mau cucu duwa.."

"Daddyyyy~ cucu Jeyun temana?"

"Temana cucu Jeyun pelgiiiii~"

"Daddy, daddy! Mau cucu duwa caja cuceyoooo~"

"Palli cuceyo! Palli cuceyo!"

Heeseung langsung menghentikan mobilnya di depan mini market, perjalanan pulang ke rumah masih setengah jalan. Jaeyun akan mengamuk jika tidak segera disumpal susu. Dia berputar setelah turun, meraih gendongan bayi dan mengangkat Jaeyun.

Lelaki bermarga Lee itu masuk ke dalam mini market dengan Jaeyun di gendong depan, menghadap luar. Ekornya menyembul lucu dari sela gendongan sebelah kiri, mata bulatnya menyapu tempat asing yang dimasuki ayahnya.

"Daddy lupa membawa susu tambahan sayang, kita coba susu kemasan saja dulu ya?"

"Um~"

Dia berjalan menuju rak susu, tangan mungil Jaeyun meremat dan terbuka— gemas ingin meraih banyaknya susu kemasan warna-warni yang menyilaukan matanya. Kaki gempanya bergerak gelisah seakan ingin turun dari gendongan sang ayah.

"Ciyo!" Pekiknya saat Heeseung meraih susu rasa vanilla yang biasa Jaeyun minum. Matanya menatap lurus kemasan warna merah muda dengan gambar strawberry.

"Kau mau yang lain?"

"Cini.." tangannya terjulur, meminta sang ayah mendekatkan diri pada rak. Tangan mungilnya meraih susu incaran yang sedari tadi menarik matanya, "Jeyun mau!"

"Ini rasa baru, jika tidak cocok— kau akan muntah."

Bayinya dengan cepat menggeleng hingga telinga puppynya bergerak. Mendongak menatap sang ayah manja, "Jeyun mau!"

Takut sekali leher bayinya sakit, tapi lucunya bukan main. Heeseung menunduk, mencium puncak hidung bayinya dan membiarkan Jaeyun meraih susu incarannya.

"Wah, ayah muda?" Tanya seorang wanita muda saat mengantri di kasir.

Heeseung tersenyum simpul, menimang Jaeyun yang asik menggigit-gigit pinggir kemasan susu kotaknya. Untung dia meraih yang kemasannya kecil.

"Berapa usianya?"

"Duwaaa~" dan Jaeyun menunjukkan kelima jarinya. Selalu.

Heeseung tertawa, menahan susu yang nyaris Jaeyun jatuhkan dan menatap lawan bicaranya, "usianya baru dua puluh bulan. Dia belum genap dua tahun."

"Aws— lucunya. Dia menunjukkan kelima jari gemuknya padaku." Dia beralih mencubit pipi gembul Jaeyun yang dihadiahi desisan kesal dari empunya.

"Ugh~ ande!" Marahnya.

"Ya Tuhan, apa bayi ini marah padaku?"

Pipi Jaeyun bersemu merah, alis kecilnya menukik tajam dan gigi gatalnya dilampiaskan pada ujung susu kotak sembari menatap garang wanita yang baru saja mencubitnya.

"Maafkan bayiku, dia agak.. sensitif."

"Tak apa—"

"DADDY CUCU!"

"Sebentar sayang—"

"CIYO!"

Si wanita mengalah, membiarkan Heeseung membayar lebih dulu kemudian pergi keluar mini market. Di samping mobilnya, setelah dia mendudukkan Jaeyun di baby sit cair dan menuangkan susu kemasan tadi dalam botol susu Jaeyun— dia menatap heran bayinya.

"Kenapa marah? Daddy sedang mengobrol dengan wanita cantik tadi."

Si bayi hanya berkedip polos sembari menghisap susu.

"Kau payah baby."

Melihat sang ayah menggerutu, Jaeyun melepaskan nipple botolnya sesaat, "daddy— ande!"

"Tidak boleh mengobrol dengannya maksudmu?"

Dia langsung mendapat anggukan matap, hendak mengomel lagi— tapi Jaeyun lebih dulu menutup kedua mata dengan telinga puppynya. Menutup akses untuk sang ayah bicara lagi.

Mengisahkan Heeseung yang terkekeh pada akhirnya, mengelus singkat pipi merah Jaeyun dan beralih ke kursi kemudi, "kau pencemburu sekali sih."

Dia menghela sebelum menjalankan mobilnya, "daddy lupa meminta nomor ponselnya."

TAK—

Botol susu kembali di lempar ke depan, sampai isinya tumpah ruah mengenai Heeseung.

Dan jeritan bayi menghiasi gendang telinga Heeseung.

"HUWAAAAAA— DADDY ANDEEEE!"



𝐇𝐘𝐁𝐑𝐈𝐃 𝐁𝐀𝐁𝐘 𝐃𝐀𝐘𝐒Where stories live. Discover now