Possessive Jaeyun; NAUWEY

5.8K 592 45
                                    




Hybrid Baby Daily






Jaeyun melempar mainan karetnya sembarang saat Heeseung masuk ke rumah. Masih dengan seragamnya sebab hari ini terakhir dia sekolah, minggu depan dia akan kelulusan dan rencananya akan mengajak Jaeyun datang.

"Daddy yama cekali," katanya.

Heeseung meraih mainan karet bayinya sebelum meraih tubuh gempal bayinya dalam gendongan. Menciumi pipi gembulnya seyara naik ke lantai atas, dia harus mencontohkan kebiasaan-kebiasaan baik termasuk meletakkan tasnya di tempat dan tidak asal lempar seperti dulu.

"Daddy sudah lulus sekolah tau," ungkapnya. "Daddy punya dua bulan penuh untuk menemani Jaeyun bermain."

"Duwa buyan?"

"Hm, kau suka?"

"Yama?"

"Lama sekali."

Yang Jaeyun tau, Heeseung akan menemaninya bermain dalam waktu yang lama. Dia tidak tau jumlah dua bulan itu berapa hari. Pasrah tubuhnya didudukkan di atas meja, mata bulatnya bergulir menatap Heeseung yang tengah berganti pakaian.

"Sudah makan siang?"

"Cudah!"

"Makan apa saja?"

"Cup cayul, Jeyun makan cayul daddy!"

"Pintarnya anak daddy, nanti daddy berikan mommy sebagai hadiah-"

"ANDEEEEEEEEE!"

"Bercanda, kau posesif sekali sih." Mengangkat kembali tubuh gembulnya, dia gulingkan Jaeyun di kasur sembari menciumi purut bulatnya yang menyembul diibalik kaos yang tersingkap.

Sesekali dia mainkan telinga puppynya sampai Jaeyun mendesis geli, "menurutmu, daddy harus kuliah atau langsung melesat jadi CEO saja seperti di novel?"

"Um?"

"Katakan, kau pilih daddy sekolah atau bekerja?"

Wajah mungilnya tampak lucu saat sedang berpikir, mata bulatnya bergulir mencari jawaban di wajah ayahnya sendiri. Bangkit dari tidurnya, Jaeyun duduk menghadap wajah Heeseung, "daddy main cama Jeyun cajaaa~"

"Nanti daddy tidak punya uang untuk membeli susu dan jeruk."

Kepala bulatnya langsung menggeleng, "daddy puna uwang! Jeyun mawu jayan-jayan."

"Jalan-jalan kemana?"

"Keyual, keyual cana."

"Sana kemana?"

"Ung! Jeyun, daddy keyual cana, minimaket!"

Gelak tawa Heeseung langsung memenuhi kamar, sejak Jaeyun mengenal istilah mini market dan pernah dia ajak membeli susu kemasan disana, anak itu selalu merengek agar dia membawanya lagi ke tempat itu.

"Kosa katamu belum juga bertambah sayang," dia meraih beberapa lembar uang dan jaket cilik milik Jaeyun sebab dari tadi bayinya hanya memakai kaos polos warna putih dan celana. "Daddy mau makan ramen, sekalian kita mencari mommy untukmu."

"Nauweyyyy~"

"Ayolah, daddy ingin berkencan tau."

"Nauweeyyy~"

Gigih sekali melarang ayahnya berkencan, dua alis kecilnya menukik tajam melawan kehendak Heeseung sembari mengatakan 'no way' dengan aksen cadelnya. Heeseung sedikit menyesal mengajari bayinya bahasa Inggris.

"Look at you, gembul."

Bayinya langsung menunduk, menatap perutnya sendiri yang tumpah-tumpah hingga kaosnya terangkat terus. Jaketnya sengaja tidak dikancing, membuat Jaeyun reflek menyentuh perut sendiri.

"Embul," cicitnya.

Heeseung tertawa sepanjang jalan menuju mini market. Sederhana sekali sorenya.

•••

"Apatcuhh?" Jaeyun bertanya penasaran, menilik ramen yang ayahnya makan.

Heeseung mendekatkan ramennya sebentar, membiarkan si bayi melihat. Jaeyun dengan gemas mengendus ramen dengan hidung bangirnya yang berkedut, beberapa detik kemudian dia bersin.

"Acoh!"

"Tuhan memberkatimu sayang," ucap sang ayah. Dia menarik ramennya lagi sebelum dinikmati, matanya sesekali mengintip Jaeyun yamg tekun menghabiskan susu kotak strawberrynya. "Besok kita akan bertemu dengan bibi dokter, kita periksa keadaanmu."

"Jeyun cehat!"

"Kau memang sehat, daddy hanya ingin memastikannya."

Si bayi hanya diam tidak peduli, manik bulatnya menatap sekitar. Sore-sore begini banyak sekali tetangga yang lewat, sesekali menyapa Heeseung dengan ramah.

"Nanti pulang jalan kaki ya?"

"Nauweyyy~~"

Ini, dia ingin menanyakan hal ini. Tidak masalah bayi berusia dua puluh bulan masih suka digendong, hanya saja rasanya untuk kasus Jaeyun agak lain.

Jaeyun cepat berbicara dan pandai memahami ucapan orang tuanya, tapi dibeberapa hal, pertumbuhannya sedikit terlambat. Jaeyun bisa berjalan, tapi anak itu tidak suka berjalan. Jaeyun pandai bicara, tapi giginya masih itu-itu saja. Empat biji, atas bawah masing-masing dua. Alasan Heeseung dan bibi Naya masih memberinya makanan bayi.

Kemudian gadis cantik lewat di depan mata, terkikik geli melihat Heeseung asik dengan ramen sedang Jaeyun berkedip-kedip polos menghisap susunya.

"Ekhem- apa dia adikmu? Lucu sekali."

Heeseung langsung buru-buru mengangkat wajah, pandangannya berseri-seri, "yea- dia a-"

"DADDY JEYUN!"

"Hah?" Gadis yang Heeseung taksir sebaya dengannya itu mengeryit kaget mendengar pekikan Jaeyun. "Daddy? Dia anakmu?"

Tatapan nelangsa langsung dia layangkan pada putranya, mendengus kemudian menjawab, "dia anakku."

"Ahh.. ku kira kau seumuran denganku," desahnya kecewa. "Kau terlihat masih sangat muda."

"Aku memang masih muda, baru lulus pagi ini."

Lagi- gadis ini kaget. Dia menggaruk pelipisnya tak habis pikir, sedang Heeseung meminum air mineralnya sebelum menggendong Jaeyun.

"Aku harus pergi, bagaimana denganmu?"

"Aku akan pulang, rumahku dekat dari sini." Itu artinya mereka satu daerah, hanya berbeda jalan saja. "Mau berkenalan? Aku juga baru lulus pagi ini, namaku Lee Yoobi-"

"Jeyuuun, duwa~~" tangan yang terjulur langsung diraih dua tangan kecil Jaeyun.

Yoobi tergelak, "kau cemburu?"

"Nauweeey~~"

"Jadi namamu Jeyun dan usiamu dua tahun?"

Heeseung kembali mendengus, menarik tangan kecil bayinya sebelum menjabat tangan Yoobi, "Lee Heeseung dan putraku Lee Jaeyun, dia belum genap dua tahun."

"Daddy puyang!"

"Sebentar sayang- nah, dia mulai rewel, aku pergi dulu. Kapan-kapan kita ngobrol lebih banyak-"

"Daddy puyang!" Jaeyun langsung berbalik, memeluk erat leher ayahnya dan menenggelamkan wajah pada ceruknya.

Heeseung melirik punggung kecil Jaeyun, menepuk pantat sintal Jaeyun sembari protes. Lagi-lagi gagal dekat dengan wanita.

Masalahnya para wanita hanya akan mampir ketika dia bersama Jaeyun.

"Tujuh belas tahun daddy jomblo, terakhir kali putus dengan tali pusar."

"Nauwey!"



𝐇𝐘𝐁𝐑𝐈𝐃 𝐁𝐀𝐁𝐘 𝐃𝐀𝐘𝐒Where stories live. Discover now