a wish come true

195 26 0
                                    


"i want to spend the rest of my life with you."


netra sunwoo langsung menatap tepat kedua bola mata cokelat milik hyunjae. ia terkejut, tentu saja. tetapi tenaganya masih belum terkumpul sehingga ia hanya bisa menatap hyunjae dalam diam.

"a–aku baru sadar akan perasaanku padamu selama kita menghabiskan waktu bersama. i love your smile, i love everything you do with so much love and care,"

jemari hyunjae terangkat untuk mengelus pipi sunwoo, "saat melihatmu tersenyum, sesuatu dalam diriku berkata ingin melihat senyummu sepanjang waktu dan mempertahankannya untuk waktu yang lama,"

tatapan yang diberikan hyunjae hangat sekali, sunwoo dapat merasakannya.

"mungkin itu terdengar seperti alasan yang terlalu sederhana, tapi aku bersungguh-sungguh. aku ingin menjadi alasanmu untuk selalu tersenyum,"

sunwoo tidak kuasa mempertahankan air mata yang sedari tadi ia tahan setelah mendengar perkataan terakhir hyunjae.

sebelah tangannya yang terbebas dari selang infus menutupi bibirnya agar isakan kerasnya tidak keluar.

dengan penuh hati-hati hyunjae menghapus air mata yang mengalir di pipi sunwoo.

"memang seharusnya aku membuka hati padamu sejak dulu, bukannya membangun tembok tinggi di antara kita, maafkan aku."

sunwoo menggeleng keras, susah payah ia menetralkan nafasnya, mencoba untuk mengeluarkan sepatah kata.

"ak–aku yang h–harusnya berusaha leb–lebih keras hiks untuk kita.."

segera hyunjae bawa sunwoo ke dalam pelukannya. sunwoo menumpahkan seluruh air matanya atas semua yang ia rasakan selama ini di pelukan hangat prianya. sesekali tangan sunwoo memukul pelan punggung hyunjae ketika teringat kilasan kilasan masa lalu yang menyakiti hatinya.

mendengar tangisan sunwoo yang menyayat hati tanpa sadar membuat hyunjae ikut menangis dalam diam. tidak dapat dipungkiri perasaan bersalah sangat menyelimuti hatinya.

butuh beberapa menit agar tangis sunwoo reda. hyunjae menghapus air matanya sebelum mengendurkan pelukan mereka.

di antara keduanya tidak ada yang bersuara. hyunjae hanya memperhatikan wajah sembab sunwoo, sementara yang diperhatikan hanya terdiam.

tiba tiba saja sunwoo menatap hyunjae tepat di kedua matanya.

"can you say it?"

hyunjae menatap sunwoo bertanya.

"can you say 'i love you' to me?" pinta sunwoo memohon.

kedua ujung bibir hyunjae tertarik ke atas, "i love you, kim sunwoo."

"i love you more,"

kecupan manis di kening menjadi penutup pembicaraan mereka hari itu.

• lily: 14 days •

semilir angin dingin sore hari itu tidak menyurutkan niat sunwoo untuk bersantai di taman rumah sakit. hari ini cukup melelahkan karena chaewon dan yunjin datang menjenguk. ibu panti pun hadir. lalu ada junkyu, tunangan jihoon, dokter yang menangani sunwoo sekaligus temannya semasa kuliah.

mereka semua tentunya mendoakan kesembuhan sunwoo.

orang tua sunwoo dan hyunjae juga sudah diberitahu kondisi sunwoo saat ini. mama hyunjae sedikit syok mendengarnya, dan menjadi lebih protektif terhadap sunwoo.

ayah dan ibu sunwoo merasa bersalah karena tidak memberitahukan kondisi sunwoo saat awal pembicaraan perjodohan hyunjae dan sunwoo. tetapi mereka pun juga tidak menutupinya.

sunwoo tersadar dari lamunannya setelah merasakan beban di kedua bahunya. ternyata ada jaket tebal tersampir.

"dingin, kenapa cuma pake cardigan?" hyunjae bertanya setelah duduk di sebuah bangku taman persis di sebelah sunwoo.

"aku ga leluasa gerak."

hyunjae menatap suami kecilnya. tanpa kata, ia membantu sunwoo mengenakan jaketnya dengan benar.

"terima kasih." ujar sunwoo. hyunjae mengacak rambut sunwoo sebagai balasan dan kembali ke posisi semula.

suasana taman saat itu cukup ramai, didominasi pasien anak kecil yang bermain dengan teman-temannya serta dokter dan perawat. suara riang mereka membuat senyum sunwoo terukir.

"kamu ingat jinu?"

sunwoo menatap hyunjae sekilas sebelum kembali melarikan pandangannya ke kumpulan pasien anak kecil yang berlarian.

"anak kecil yang manggil kak hyunjae papa? ingat."

hyunjae menoleh sepenuhnya ke arah sunwoo, sorot matanya menjadi serius. "dia bukan anakku,"

"aku tau," jawab sunwoo kalem tanpa membalas tatapan sang lawan bicara.

"jinu anak sepupu kak hyunjae, kan?" sunwoo melanjutkan perkataannya. sebelum hyunjae menyela, sunwoo terlebih dulu berkata, "aku sudah tau dari mama. waktu itu mama menceritakan kak miyeon dan jinu."

akhirnya sunwoo memusatkan pandangan untuk lelaki tampan di sampingnya. "sebenarnya waktu itu aku marah sekali, kak hyunjae juga tidak menjelaskan apapun. tapi aku pikir, sekalipun kakak sudah punya anak dengan orang lain, ya sudah. lagipula aku tidak bisa berbuat apa apa."

bisa sunwoo lihat sorot mata hyunjae penuh dengan rasa bersalah. "jangan berkata seperti itu. maafkan aku, aku bingung bagaimana harus menjelaskannya padamu karena dulu aku jarang sekali mengajakmu bicara. kenapa aku brengsek sekali, ya?"

sunwoo mengerling jahil, "bukan aku yang mengatakannya."

"jadi maksudnya kamu mengakui juga?"

tawa lepas keluar dari bibir sunwoo. wajah suaminya yang tidak terima lucu sekali.

hyunjae pun jadi tersenyum melihat wajah cerah sunwoo. dalam hatinya bertekad untuk berusaha membuat sunwoo selalu bahagia ketika sedang bersamanya.

setelah suami kecilnya tenang, pria bersurai cokelat itu menggenggam tangan sunwoo yang berada di pangkuan si empu.

sorot hangat ia tujukan untuk sosok yang berhasil membuatnya meruntuhkan ego setinggi langit dalam dirinya.

"ayo kita mulai semuanya dari awal. saling mengingatkan dan mengoreksi jika ada sesuatu yang salah, ya?"

sunwoo tersenyum manis. helaian rambut yang menutupi keningnya bergerak tertiup angin, membuat wajahnya berkali kali lipat lebih menawan. ia balas genggaman hyunjae tak kalah eratnya.

kepalanya mengangguk, "iya."

ramainya taman sore itu tidak menghalangi keduanya untuk berbagi ciuman manis.










===

hehe, hai gais

lily: 14 days • milsunحيث تعيش القصص. اكتشف الآن