EXTRA PART : SELESAI

5.7K 137 7
                                    

JANGAN LUPA RAMAIKAN GUSY🐣

Kembali lagi aku di cerita zevan😅

Mau di kasih kisah lanjutan sedikit tentang sehari-hari keluarga aligaza🐣

Siapa yang di sini kangen sama mereka🙋‍♀️

"Cintaku ke kamu seperti bunga mawar yang tumbuh bermekar karna selalu di siram setiap hari, tapi jika kamu tidak ada, setiap hari aku akan mati karna tidak bisa menahan rindu yang sangat menyiksa ini."

                         zevano Zico aligaza

                                         •
                                         •

Di dapur seorang ibu dan anak gadis nya sedang sibuk membuat adonan karna keduanya berencana ingin membuat kue untuk suami dan juga kedua anak laki-lakinya yang lain. ibu dan juga anak gadis nya bersemangat sekali untuk segera membuat nya sehingga tidak memperdulikan baju keduanya dan juga kedua pipi mereka yang terkena tepung.

Sang ibu pun tersenyum saat melihat sang anak gadisnya bersemangat sekali."masya Allah, putri umma bersemangat sekali,"ucap maira dengan penuh haru.

Gadis tersebut pun tersenyum dan menatapnya."iya dong umma, anak siapa dulu,"ucap zahra dengan terkekeh.

"Lagian kita membuat ini juga buat abi dan juga kedua abang zahra,"sambung zahra dengan tersenyum manis ke arah ibunya.

Maira pun tersenyum dan mengelus hijab putrinya."umma, sepertinya kita melupakan sesuatu,"ujar zahra dengan mengingatkan umma nya.

"Apa sayang?"

"Kita melupakan kalau perwarna buat kue tidak ada,"ucap zahra dengan lucu. mendengar ucapan putrinya membuat maira teringat jika dirinya tidak memiliki stok perwarna makanan.

"Astaghfirullah, umma lupa."

"Bagaimana jika zahra beli sebentar di toko depan sana,"usul zahra sehingga maira tidak tega jika harus menyuruh putrinya.

"Tapi..."

"Zahra tidak akan kenapa-kenapa ko umma, umma tenang aja,"ucap zahra dengan menenangkan ummanya sendiri.

"Baik lah kalau gitu, tapi zahra harus hati-hati jalan ke tokonya,"pesan maira membuat zahra mengangguk.

"Siap umma, umma tidak perlu khawatir karna zahra udah bisa jaga diri sekarang,"ucap zahra sehingga membuat maira mengangguk dan mempercayai putrinya untuk membeli perwarna.

Zahra pun memilih berlalu dari sana dengan pakaian yang sedikit kotor karna terkena tepung dan gadis berusia 10 tahun tersebut tidak memperdulikan nya sama sekali dan memilih untuk memakai cadarnya.

Zahra berjalan keluar dari gerbang rumahnya dengan menundukan wajahnya karna takut akan terlihat oleh banyak orang meskipun dirinya sudah menggunakan cadarnya.

Dug!

Aw, ringis zahra saat ia menabrak sesuatu karna ke asikan menunduk.

"Ekhem,"seseorang berdemen sehinga membuat zahra kaget dan segera menatapnya.

Seketika zahra melebarkan matanya saat melihat seseorang yang amat ia rindukan ada tepat di hadapannya.

"Un...cl..e?"ucap zahra dengan terbata-bata.

"Keasikan menunduk sehingga kamu tidak melihat kalau uncle memperhatikan mu sejak tadi hmm?"tanya Darren tersenyum menatap gadis kecil yang ada dihadapannya.

"Maaf uncle, karna zahra tidak melihat,"ucap zahra merasa bersalah.

"It's oke, lagian salah uncle sendiri, karna tidak menyapa mu saat di depan gerbang tadi,"jelas Darren sehingga membuat zahra malu karna keasikan menunduk.

She's Mine (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang