pertemuan ke 2 di hari yang sama

203 5 0
                                    

Sudah ada mungkin satu jam lamanya Airin memilih buku untuk persiapan nya menghadapi ujian atau cerdas cermat, sedangkan Jira, wanita itu hanya mengikuti kemanapun Airin oegi sambil memainkan ponselnya, bertukar pesan dengan kelompok basketnya, dan mengatakan kalau dirinya tak bisa hadir di acara makan makan kemenangan, Airin mana mau membaurkan Jira pergi begitu saja

"Ra, habis ini kita makan yah?" Tanya Airin sambil memeriksa buku ke 5 yang ada di tangan nya

"Ga gabung aja makan nya sama tim basket ku?" Tanya Sena kemudian

"Aku tak terlalu kenal dengan mereka"

"Tapikan kamu kenal dengan aku?"

"Aku tak maauuuuuu"

Tuhkan, akhirnya Jira hanya menggeleng, Airin memang kurang menyukai keramaian makanya dari sekolah tingkat pertama mereka hanya bersahabat berdua dan tak ada personil lagi

"Ra! Ra! Ra, lihat itu" Airin menepuk beberapa kali bahu Jira sambil menunjuk seseorang dengan histeris

"Apa?"

"Ituloh Adhinata Willson Darren, CEO muda, Tertampan! Terkaya dan Termemoesona, pembissnis muda terkaya di Asia, waaah ternyata dia belanja buku di sini juga"

Sena mengikuti arah pandang Airin, melihat lelaki dengan stelan formal nya sedang memilih milih buku dengan rambut klimis juga tatapan yang tajam

"Ooh" tanggapan Jira lalu memainkan ponselnya lagi

"Hah? Apa? Tanggapan mu cuma oh doang? Mana bisa seorang Adhinata Willson Darren hanya di tanggapi dengan oooh doang, memang kamu bisa menolak pesona nya yang tampan rupawan kata dan juga mempesona!"

Oceh Airin saat Jira seperti mengenai kalau mereka sedang satu ruangan dengan Adhinata Willson Darren, pengusaha yang di gadang-gadang paling tampan se-Asia!

"Lantas aku harus berekspresi seperti apa? Aku bahkan tak mengenalnya" ujar Jira lalu memasukan ponselnya ke saku celana pendek nya

"Kau harus periksa sehabis ini, mana mungkin kau tak bergetar melihat tuan muda kita yang satu ini!"

Airin tak habis pikir oleh sifat sahabatnya, ada lelaki paling tampan se-Asia dan hatinya bahkan tak bergetar sama sekali? Jira bahkan secara langsung bilang kalau dirinya tak mengenal Adhinata Willson Darren CEO terkaya se-Asia paling tampan se-Asia? Apa di rumahnya tak ada tv? Atau di ponselnya tak ada pencarian google? Masa iya tak tertarik mengenai ketampanan Adhinata Willson Darren

" Menurut mu, wanita mana yang pantas mendampingi pria tertampan se-Asia itu? Aku cocok ga sih Ra! "

Jira menggeleng, ini dia yang tak mengetahui apapun tentang lelaki itu atau bagaimana? Tak mungkin Airin menjadi histeris hanya karna ada lelaki berpakaian formal yang sedang berbelanja buku, ya walaupun katanya dia terkenal dan tertampan

"Dia datang dia datang" seru airin saat Adhinata berjalan ke arah dirinya dan juga Jira

Airin bahkan menutup mulutnya dengan beberapa buku di tangan nya, jujur saja mulutnya nampak susah tertutup karna terlalu kagum

Adhinata datang dengan langkah yang begitu tenang namun berwibawa, mencari apa yang iya butuhkan sampai dia di hadapkan di depan gadis dengan pakaian minim dengan dandanan natural

Memberikan nya senyuman sesaat lalu kembali melanjutkan langkahnya

"Hah? Apah! Bagaimana! Bagaimana aku tak salah lihat kan! Jiraaaaaa dia memberikan senyuman pada muuu"

Airin nampak heboh sendiri saat iya dengan mata kepalanya langsung melihat Adhinata ternyum pada sahabatnya, ingin berteriak tapi dia sadar diri kalau dirinya masih berada di perpustakaan dan dilarang berisik

"Kau terlalu heboh Airin! Dia hanya lewat" Jira di buat bingung oleh sifat Airin yang berlebihan, mengapa hanya karna senyuman Airin menjadi seperti ini?

Toh Jira saja merasa biasa saja yang di berikan senyuman oleh Adhinata Willson Darren, mengapa Airin yang menjadi histeris seperti ini!

"Aku bertaruh" Airin mengatur nafas nya, sebelum iya melanjutkan perkataan nya

"Aku bertaruh kalau kamu akan menjadi wanita pendamping Adhinata Willson Darren, seprtinya hanya kamu deh yang di berikan senyuman oleh nya, asiiiikkk Adhinata Willson Darren dan juga Jira Anastasya nama mu saja dengan nama nya terdengar indah di kuping kuuuuuuu, aakkkh! Aku bisa gila jika begini"

Airin lalu melanjutkan mencari buku dengan jalan yang gembira sambil sekali ternyum dan menggoyangkan kepalanya

"Aku rasa Airin sudah mulai tak waras" guman Jira lalu menyusul langkah Airin

Di sisi lain tepatnya orang yang sedari tadi di bicarakan yaitu Adhinata Willson Darren sedang mengintip interaksi dua sahabat itu melalui celah celak buku di rak sambil menampakan senyuman tipis

"Oh jadi itu calon istriku" guman Adhinata melihat ke arah ponselnya lalu melihat lagi ke depan

***

Setelah memilih milih buku selesai Airin dan juga Jira mampir sebentar ke cafe dekat perpustakaan tempat Jira dan juga Airin membeli buku

"Ini buku untuk mu, sengaja ku belikan yang tipis"

"Padahal di perpustakaan kampus juga banyak buku seperti ini, kenapa harus membeli sih?" Tanya Jira sambil membolak-balik buku miliknya

"Kalau di perpustakaan kampus kan harus di balikin, enakan beli sendiri" jawab Airin

"Maaf kak, ini pesanan nya" ujar waiters sambil memberikan pesanan di meja no 12

"Terimakasih" ujar Airin pada waiters yang membawakan nya makanan

Begitupun dengan Jira, gadis itu nampak memberikan senyuman tanda terimakasih pada winters yang mengantarkan makanan nya

Ting

Jira kembali melihat ponselnya, di sana sudah masuk transferan karna tadi tim Jira memanjangkan pertandingan basket lumayan 10juta juta buat sendiri, sebenarnya hadiah nya itu 15 jutaan Jira sebagai kapten mendapatkan keuntungan yang lebih banyak

Ting

Lagi lagi pesan masuk, baru saja Jira ingin menaruh ponselnya di meja, kembali membuka ponsel dan itu adalah pesan dari mamahnya

Mamah

Ra, sayang! nanti jangan lupa, kita ada acara makan malam dengan tamu penting

Lebih baik tak menggubris, Jira menaruh ponselnya kembali lalu menyantap makan siang nya

"Oh mau God! Ya ampun! Ya ampun ya ampun! Lihat itu lihaaat" Airin kembali histeris saat melihat seseorang duduk di bangku tak jauh dari mejanya

Sena kembali mengikuti arah pandang Airin, dan kembali lagi juga iya melihat Adhinata Willson Darren yang sedang duduk sambil memesan makan

"Kayanya dia memang mengikuti kita deh Ra, kita ada di perpustakaan dia juga ada di perpustakaan, sekarang kita lagi makan dia juga ikut makan! Fiks itu jodohmu"

Airin menggoyangkan kepalanya tanda iya senang, mengambil ponsel miliknya lalu mempoto sang pengusaha muda Adinata Willson Darren, lumayan untuk di jadikan wallpaper ponselnya

Sedangkan Jira terus memandang lelaki yang katanya menjadi pangeran Asia, memberikan pandangan dingin seolah menusuk sampai akhirnya Adhinata menatap juga Jira

"Ra! Ra! Ra! Dia menatap kemari, cepat lambaikan tangan mu" Airin bahkan sudah melambai lambai sambil memberikan ciuman jauh

Sedangkan Jira? Iya hanya membuang pandangan nya lalu kembali melanjutkan makan

Di Jodohin Ceo Dingin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang