Dosen baru?

89 2 0
                                    

Jira menuruni anak tangga dengan perlahan, matanya seolah tertuju dan pada meja makan di mana orang tua nya tengah sarapan pagi bersama lelaki yang di jodohkan dengan nya

Siapa lagi kalau bukan Adhinata Willson Darren

Rasa hati ingin sekali Jira abaikan sarapan yang penuh dengan canda tawa itu, tapi jika iya pergi iya takut penyakit papahnya akan kambuh seperti tadi malam

"Eeeeh, putriku sudah bangun" ujar Alice saat melihat putrinya sedang turun daritangga lalu menuju ke sini

Jira hanya tersenyum lalu duduk disebelah mamahnya, di depan Adhinata

"Kamu ada mata kuliah pagi, Ra?"

"Iya mah"

Alic lalu menaruh roti yang sudah iya oles dengan selai blueberry dan juga di taruh keju beserta susu coklat yang sudah hangat

Adhinata tersenyum, Jira tampak begitu manis dengan crop top biru denim dan juga rok di atas dengkul mungkin nantinya Jira akan memakai blezer karna Adhinata melihat Jira membawa blezer di tangan nya, tampak begitu berbada dengan dia yang pakaian pakaian formal

Mungkin kedepan nya Adhinata akan berpakaian agak santai

"Jira pergi dulu ya mah, sudah hampir terlambat di kelas pagi"

"Looooh buru buru sekali, kopi Adhinata saja baru di minum setenga loh"

"Aku ada kelas pagi, aku pergi ya mah"

Jira mencium kedua pipi mamah dan juga papahnya lalu berjalan keluar, meninggalkan Adhinata

"Kalau begitu saya juga pamit pergi, om dan juga Tante, saya ingin mengantarkan Jira ke kampusnya"

"Iyah, jaga putriku ya Adhinata "

***

"Aku punya mobil, jadi kamu ga perlu mengantarkan aku Nata"

Adhinata tersenyum sambil terus memegang pintu mobil yang sudah iya bukakan untuk Jira

"Aku di tugaskan untuk menjaga dirimu, lagi pula ini namanya satu langkah dalam pendekatan "

Jira memutar bola matanya malas, melangkah lebih dekat ke arah Adhinata lalu menutup pintu mobil miliknya

"Nanti pulang dari kampus aku ada urusan lain, makanya harus membawa mobil"

"Aku antar"

"Lama urusan nya! Kalau sampai malam bagaimana?"

"Ga ada masalah, aku tunggu"

Adhinata kembali membukakan pintu mobil lalu memasang senyuman nya kembali, sekalipun Adhinata melihat Jira sedang memijat pelipisnya tapi akhirnya Jira memilih untuk masuk ke dalam mobil lalu duduk sambil menghela nafas

"Dasar lelaki keras kepala" guman Jira saat Adhinata menutup pintu mobil lalu menuju ke sebelahnya

"Sudah pakai sabuk pengaman?"

"Buta mata mu? "

Sebenernya Adhinata hanya berbasa basi saja, iya tau! Kelihatan kok kalau Jira sudah memakai sabuk pengaman yah namanya juga ingin satu langkah lebih dekat

"Semester 4, berarti umur kamu baru masuk 20 yah atau masih di angka 19?"

Jira menengok sekilas, lalu membuka ponselnya iya lebih baik membalas pesan dari Airin dan juga temen teman nya daripada harus menanggapi pertanyaan Adhinata

"Hanya ada 2 mata pelajaran kan? Nanti aku jemput jam 11 yah?"

"Aku ada latihan badminton, lagi pula aku sudah bilang aku ada urusan"

Jira tampak tak mengalihkan pandangan nya pada ponsel, sementara Adhinata, matanya bahkan sempat sempatnya mencuri pandangan pada Jira, hidungnya begitu mancung jika terlihat dari samping, bulu matanya yang kentik kulit wajahnya yang putih juga terawat dan jangan lupakan bibirnya yang tipis

Nanti jika Adhinata yang memenangkan pertarungan dengan Jira, bibir Jira akan jadi incaran nya jika sudah bertemu tak akan Adhinata biarkan bibir itu lolos begitu saja

"Tapi kalau hanya sekedar makan siang bisa kan? Ku jemput di jam makan siang yah? Atau kamu selesai main voli jam brapa?"

"Habis latihan badminton aku ada basket"

Sebenarnya ini adakan sebuah tolakan halus yang Jira berikan untuk menolak semua tawaran dari Adhinata, tapi entah mengapa sulit sekali memberikan pengertian pada lelaki yang satu ini

"Tenaga mu akan terkuras banyak! terlebih katamu kamu ada dua latihan, badminton dan juga basket ! Bagaimana jika keluar dulu sebentar untuk makan siang?"

"Ada kantin di kampus ku, aku bisa makan siang di sana"

Jira muak! Mengapa lelaki yang terkenal dingin di hadapan semua orang malah begitu berbisik di hadapan nya, mana katanya prince of Asia! Masa crewet

"Kalau begitu aku akan menghampiri mu ke kantin"

Jira membulatkan matanya, mengapa lelaki ini sangat pemaksaan sekali, ada saja jawaban nya untuk menjawab semua omongan Jira

"Jangan maksa"

"Tidak memaksa, memangnya salah jika aku ingin makan bersama mu?"

Jira menggeram, ini masih pagi tapi mood nya tiba tiba berantakan, lebih memilih diam sambil fokus lagi ke ponsel toh sebentar lagi juga sudah mau sampai ke kampus nya

***

"Asiiiikkk! Akhirnya Jira mengikuti kelas pagi"

Airin bertepuk tangan sambil memasang senyuman nya karna Jira akhirnya bisa bangun pagi

"Ngeselin banget sih, baru ketemu aja sudah berani ngatur ngatur! Maksa lagi" gruru Jira lalu membanting blezer nya ke meja

"Siapa? Ma-maksa apa?"

Airin nampak bingung? Airin kira Jira menekuk wajahnya karna faktor iya bangun pagi, namun sepertinya ada masalah lain

Jira nampak memandang Airin sebentar lalu membuang nafasnya kasar, tak mungkin juga iya memberitahu Airin kalau iya di jodohkan dengan Adhinata Willson Darren

Lelaki favorit Airin

"Kamu di dekati lelaki? Yang mana Ra? Anak universitas ini? Siapa?" Tanya Airin kembali

"Bukan akan kampus sini, lelaki yang mendekati ku tuh seperti wabah! Entah bagaimana iya datang tapi yang paling jelas iya tak bisa hilang dalam jangka waktu dekat"

Airin pemasaran! Jira biasanya tak ambil pusing saat ada lelaki yang mendekatinya, biasanya Jira akan cuek cuek saja, mau siapa pun lelaki itu,!, Tumben dia begini

"Siapa lelaki nya? Aku kenal?"

Jelas! Sangat jelas Airin menangal lelaki ini orang kemarin baru saja ketemu kok

"Tau deh! Ga ngerti aku" Jira memijat pelipisnya bingung sekaligus pusing

"Jangan ga ngerti! Aku loh butuh penjelasan dari mu"

"Dah! Pokonya aku hanya perlu menyingkirkan wabah ini"

"Wabah? Siapa ya cowo yang jadi wabahnya?"

Jira membuang pandangan nya seolah tak perduli, bodo amat lah Airin ingin berfikiran apa, intinya iya malas jika terus terusan membahas Adhinata! Nanti kalau tiba tiba anaknya datang bagaimana kan repot

"Selamat siang semuanya"

Seketika satu ruangan diam, melihat ke depan di mana sudah ada rektor di depan mereka, tumben sekali rektor datang ke kelas mereka?

"Saya di sini ingin memberikan selamat pada kalian semua karna kita kedatangan tamu istimewa yang dengan sukarela akan mengajarkan kalian selama 1 semester ini, pengusaha muda berbakat, sukses dan juga contoh untuk kita semua, jadi berikan salam hangat kalian pada Mr. Adhinata Willson Darren "

Jira membulatkan matanya begitu juga dengan satu kelas! Baru juga di omong mengapa orang nya sudah datang

Di Jodohin Ceo Dingin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang