Bab 21. Kangen Kamu

28 2 0
                                    

You~
Sayang, maaf hari ini kita nggak bisa ketemuan karena ada bodyguard Papa yang lagi memata-matai ku"

Setelah mengirimkan pesan itu kepada Avi, aku segera naik ke atas motorku.

Kini aku berada di garasi mansion, rencananya sih aku akan pergi keluar menemui Avi, namun setelah aku menyadari bahwa papa menyuruh orangnya untuk diam-diam mengikuti ku, aku segera membatalkan niatku.

Jadi, karena aku sudah terlanjur ke parkiran maka ku putuskan untuk pergi ke rumah Samuel saja.

Ini sudah satu minggu, semenjak aku dan Avi menjalani hubungan secara diam-diam.

Bahkan, ketika Papa bertanya pun aku mengatakan bahwa kami sudah benar-benar putus, hingga membuat hubunganku dengan Papa kembali membaik.

Namun hal itu justru membuat hatiku rasanya seperti tercabik-cabik.

Bagaimana tidak? Papa ku saja tidak paham dimana letak kebahagiaan ku, mungkin dia memang ingin yang terbaik untuk ku, namun caranya salah... Benar-benar salah.

But, karena Papa juga masih ragu dengan perkataan ku, Papa kadang-kadang menyuruh anak buahnya untuk menguntit ku.

Dari mana aku bisa tau, kapan papa mengirim orang suruhannya untuk mengikuti ku?

Itu mudah saja, jika aku merasa seperti di perhatikan seseorang, maka disitulah aku tau.

Dan tebakan ku tentang hal itu memang tidak pernah salah, entah mengapa sejak kecil aku memang mudah sekali merasakan hal seperti itu, dan kini hal itu berguna juga ketika aku dewasa.

Setelah dua puluh menit, kini aku tiba di depan rumah Samuel.

Seorang satpam membukakan pintu gerbang agar aku bisa masuk, bersama dengan motorku.

"Tumben lu datang ke rumah gue" ujar Samuel, yang ternyata saat ini tengah berada di depan rumahnya dan dia sedang...

"Pfftt..."

Aku hampir saja tertawa melihatnya yang saat ini berpakaian sangat santai dengan celana pendeknya dan kaos tanpa lengan, tengah memegang selang air di depan tanaman-tanaman indah milik ibunya.

"Kalo mau ketawa, udah ketawa ajha... Jangan di tahan" ocehnya.

"Nggak nggak, gue nggak mau ketawain lu" kekehku, "Lu mau ngapain? Duduk dulu... Gue mau lanjut siram tanaman" balasnya.

Aku pun duduk di kursi yang ada di teras depan rumahnya, sembari menatap Sam yang tengah menyirami tanaman.

Tak lama setelah itu, seorang wanita paruh baya datang menghampiri ku

"Den, mau minum apa?" Tanya nya, yang ku yakini adalah seorang asisten rumah tangga di rumah ini.

"Ah tidak usah Bi"

jawabku dengan halus, dan di angguki oleh sang Bibi kemudian dia pergi masuk ke dalam, mungkin untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Aku duduk sembari memainkan handphone ku, dapat ku lihat bahwa seseorang saat ini tengah memperhatikan ku dari seberang sana.

"Ayo masuk El" aku mengangkat kepalaku, menatap Sam.

"Udah selesai nyiram tanamannya?" Tanyaku

"Ya udahlah..." Balasnya dengan enteng.

"Ya udah ayo" balasku.

Aku dan Samuel kemudian masuk ke dalam rumahnya, dia membawaku ke kamarnya yang ada di lantai dua.

"Lo tunggu bentar, gue mandi dulu!" Ujarnya, dan di angguki olehku.

Sembari menunggu nya, aku duduk di pinggiran kasur sambil membuka handphone ku dan bertukar pesan dengan Avi, yang saat ini sedang berada di rumahnya.

ELKANAH NICHOLAS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang