✎ ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀ 30

808 55 16
                                    

Kini Mark dan orang tuanya tengah menunggu dan berharap cemas di depan pintu ruang ICCU yang tak kunjung terbuka.

Dong Wook dan istrinya yang telah kembali dari urusan mereka sebelumnya dibuat khawatir kembali ketika mereka sampai di depan ruang rawat anak bungsunya dan diberi tahu oleh Mark jika anak bungsunya tadi mengalami kejang-kejang.

Mark yang tidak henti-hentinya mondar-mandir sembari merapalkan tangan- berdoa untuk kondisi adiknya, dan Da Hae yang menangis di dekapan suaminya karena terlampau khawatir dengan si bungsu, keadaan sekarang ini cukup menggambarkan bagaimana mereka dibuat kacau untuk kesekian kali.

Tidak ada yang mereka harapkan lagi selain kesembuhan permata kesayangan mereka.

Setelah lewat dari sekitar tigapuluh menit, akhirnya pintu ruangan di depannya itu terbuka, lalu muncul seorang dokter yang telah lama menangani Haechan, siapa lagi kalau bukan dokter Park yang memiliki lesung pipi dalam senyumannya.

Dong Wook langsung saja tergerak mengajukan pertanyaan mengenai si bungsu. "Bagaimana dengan kondisi Haechan?"

Chanyeol menampilkan senyum tipisnya sebelum akhirnya menjawab pertanyaan dari ayah pasien kesayangannya. "Dia tadi memang sempat kejang, dan itu merupakan hal yang bisa saja terjadi pada penderita penyakit jantung ketika ia sedang dalam kondisi kritis. Untungnya ia tidak sampai kehilangan detak jantungnya seperti yang pernah terjadi sebelumnya. Namun tetap saja, kondisi Haechan saat ini masih naik-turun."

"Lalu kapan Haechan akan bangun, Chanyeol?" tanya Dong Wook kembali, masih dengan tangannya yang mengusap lembut punggung istrinya yang saat ini masih menangis.

"Maaf, aku tidak bisa memastikan kapan Haechan akan sadar, hyung. Karena kondisinya sekarang masih belum stabil dan masih belum mengalami peningkatan yang signifikan."

"Kita hanya terus selalu memanjatkan doa, karena hanya itu yang dapat kita lakukan selain berusaha. Aku selama ini telah mengusahakan yang terbaik untuk Haechan, tapi kini keadaannya sudah dalam tahap paling parah."

"Dan untuk masalah donor jantung, kita masih membutuhkan itu karena sampai saat ini masih belum ada yang mendonorkan organ tersebut. Kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi, kita hanya mempunyai waktu satu minggu untuk menunggu pendonor itu ada. Haechan tidak bisa bertahan lebih lama lagi dengan jantungnya yang sudah sangat rusak."

Da Hae yang sedari tadi masih menangis pun semakin terisak mendengar penjelasan dari Chanyeol barusan, juga Mark kini turut menangisi keadaan adiknya.

Sedangkan sang kepala keluarga masih berusaha menahan laju air matanya yang sudah siap turun membasahi pipinya. "Jangan ambil putraku sekarang, Tuhan," batinnya dengan sangat memohon.

Tanpa mereka sadari, dari jarak yang tak begitu jauh dari posisi mereka saat ini, terlihat Jeno dan Renjun yang sedari tadi sudah mendengarkan penjelasan dari Chanyeol. Renjun sudah menangis dengan membekap mulutnya agar isakannya tidak terdengar, sedangkan Jeno hanya menampilkan tatapan kosongnya.

Setelah lama terdiam dalam posisinya, Jeno memutuskan untuk berjalan ke arah kakaknya dengan disusul Renjun di belakangnya.

"K-kak.... ," ucap Jeno dengan terbata-bata.

Chanyeol dan yang lain pun langsung menoleh ke arah Jeno, dan ia pun terkejut melihat keberadaan adiknya yang entah sejak kapan sudah ada disini.

"Loh, Jeno? Kok kamu bisa ada disini?" tanya Chanyeol masih dengan raut terkejutnya.

"Kenapa kakak nggak ngasih tau Jeno kalau Haechan dirawat disini? Haechan kan sahabat aku kak," cerca Jeno tanpa menjawab pertanyaan yang dilontarkan kakaknya tadi.

My Family is My Strength [REVISI]Where stories live. Discover now