✎ ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀ 𝟼

2.7K 190 8
                                    



Pagi ini suasana hati Haechan sangat senang, senyumnya sangat cerah secerah sinar mentari pada pagi hari ini. Hari ini, bagaikan banyak bunga yang bermekaran di hatinya, ia merasa sangat bahagia. Karena hari ini teman barunya, Jeno akan bermain ke rumahnya.

Mungkin terdengar lebay untuk hal sesederhana itu, namun tidak bagi Haechan. Karena untuk pertama kalinya ia mendapat teman baru selama ini. Miris, bukan? Biarlah hari ini Haechan menjalaninya dengan rasa senang yang membuncah.

"Pagi ayah, bunda, kak Mark," sapa Haechan semangat pada sang ayah, bunda dan juga kakak tersayangnya.

"Pagi juga sayang. Wahh tumben adek udah bangun sebelum dibangunin bunda atau ayah," ucap Dong Wook yang terheran melihat sang putra bungsu bangun tidur tanpa dibangunkan olehnya ataupun sang istri. Biasanya juga masih malas-malasan untuk bangun.

"Dan kayaknya adek seneng banget deh hari ini, kenapa sayang?" lanjut sang bunda yang juga penasaran kenapa sang putra bungsu terlihat sesenang ini.

"Iya dong bun, kan teman baru adek pengen datang kesini nanti. Jadi adek bahagia banget," ucap Haechan yang masih memperlihatkan senyum secerah mataharinya.

"Oh iya ya, tumben juga adek pagi-pagi gini udah wangi, biasanya kan masih bau belum mandi" timpal Mark sedikit menggoda sang adik pada pagi ini, karena menurutnya menggoda adik kesayangannya itu adalah suatu hal yang menyenangkan.
Atau bahkan bisa dibilang hobi untuknya?

"Ih! Kakak kok gitu sih, adek itu selalu wangi tauuu, walau adek belum mandi sekalipun," balas Haechan sedikit tidak terima dengan penuturan sang kakak.

"Iya-iya, adek selalu wangi. Yaudah ayo sekarang kita makan," ujar Da Hae menengahi keduanya. Karena jika sang bunda tidak segera menengahi mereka berdua, perdebatan kakak-beradik itu akan berlangsung lama.

"Bunda terbaik!!" ucap Haechan dengan senang pada sang bunda yang memihak padanya.

Mark yang mendengar ucapan adiknya itu hanya  memutar bola matanya malas—berakting kesal.
Sedangkan ayah dan bunda yang melihat interaksi keduanya pun hanya mampu geleng-geleng kepala.
.
.
.
.
.
.

.
Setelah acara sarapan keluarga Lee selesai, kini Da Hae dan Haechan sedang bersantai di ruang keluarga sambil menunggu kedatangan Jeno.
Sedangkan ayah dan Mark telah berangkat dari tadi.

Apakah hari ini Haechan tidak homeschooling? Karena ya memang homeschooling hanya beberapa pertemuan dalam seminggu, dan di hari ini tidak ada pertemuan. Jadi Haechan hanya akan menunggu teman barunya datang ke rumahnya.

Lalu tak lama kemudian terdengar suara bell rumah yang menandakan jika ada seorang yang datang ke rumahnya.

"Bunda, itu pasti Jeno!" kata Haechan semangat.

Saat ada maid yang akan membukakan pintu, Da Hae sudah terlebih dahulu berkata kepada maidnya tersebut agar dia saja yang membukakan pintu.

Akhirnya saat Da Hae sudah membuka pintunya, ia melihat seorang remaja tampan dan juga keren yang mungkin di perkiraannya umurnya setara dengan anak bungsunya.

"Kamu Jeno,ya?" tanya Da Hae lembut untuk memastikan pemuda di hadapannya ini.

"Eum ... i‐iya tante," jawab Jeno sopan.

"Yaudah sini masuk, Haechan udah nungguin tuh di dalam," ujar Da Hae mempersilahkan Jeno untuk masuk sembari tersenyum hangat.

Kemudian Jeno memasuki rumah megah nan mewah tersebut dengan membuntuti Da Hae di belakang.

My Family is My Strength [REVISI]Where stories live. Discover now