✎ ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀ 𝟷𝟶

2.5K 165 4
                                    


Kini keluarga Lee sedang menunggu di depan ruang ICU dengan perasaan yang dipenuhi oleh kecemasan. Pasalnya, mereka baru melihat Haechan yang sangat kesakitan seperti tadi.

Sedangkan didalam ruang ICU, kini Chanyeol tengah berusaha keras untuk menyelamatkan pasien tersayangnya, Haechan sudah tak merespon apapan darinya.

Hingga tiba tiba ...

Tiit.....!!!!

suara nyaring terdengar di ruangan itu dengan disuguhkan pula layar monitor yang menampilkan garis lurus tiada ujung.

Dengan segera Chanyeol mengambil tindakan dengan menggunakan defibrillator.

Defibrilator adalah alat yang memberikan energi kejut listrik yang tinggi untuk jantung melalui dinding dada untuk seseorang yang mengalami Cardiac Arrest.

Energi kejut jantung ini disebut dengan Defibrillation dan merupakan hal yang sangat esensial dalam langkah Cardiopulmonary Resuscitation (CPR). CPR sendiri merupakan intervensi yang berdasarkan alogaritma yang bertujuan untuk mengembalikan funsi yang berhubungan dengan paru paru dan jantung.

Sudah berkali-kali ia coba, namun tetap tak ada perubahan.

"Haechannie, jangan menyerah begitu saja. Keluargamu sedang menunggumu, tetaplah bertahan," gumam Chanyeol pelan dibalik maskernya, kini ia telah meneteskan air matanya.

Dia tidak akan membiarkan Haechan pergi begitu saja.

Sekali lagi Chanyeol memicu jantung Haechan dengan defibrillator, namun ...

Hahhhh ... masih garis lurus yang ditampilkan oleh layar monitor.

Hingga dia melakukannya lagi untuk terakhir kalinya, dan

Tit ...

Tit ...

Tit ...

Layar monitor menampilkan gambar grafik yang membuat Chanyeol dan lainnya yang ada di dalam ruang ICU itu lega.

Walau detak jantung Haechan terlihat sangat lemah, setidaknya Haechan tidak pergi meninggalkan mereka semua.

"Terima kasih Haechan, kau memang jagoanku yang kuat," ucap Chanyeol dengan senyum simpul lalu mengecup kening Haechan dengan sayang.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Kini diluar ruangan masih terdengar suara tangis Da Hae dan  sang suami hanya mampu menenangkannya dengan kata-kata, walau sebenarnya saat ini ia juga sangat khawatir pada si bungsu.

Sedangkan Mark turut menenangkan sang bunda yang sejak tadi tak berhenti menangis sambil menggumamkan nama si bungsu.

"Haechannie ... hiks," gumam bunda masih dengan isakannya.

"Bunda tenanglah, Haechan pasti akan baik-baik saja," ucap Mark pada sang bunda untuk sekedar menenangkan beliau.

Cklek....

Pintu ruang ICU terbuka
menampilkan Chanyeol dengan wajah lelahnya, juga tatapan sendu yang tak bisa dihilangkan.

"Bagaimana kondisi Haechan, Chanyeol-ah?" Dong Wook bertanya dengan tak sabarnya.

"Hahhhh ...," Chanyeol hanya mampu menghela nafas pelan.

"Maaf, hyung. Haechan kritis dan sekarang dia koma," lanjut Chanyeol lirih.

Da Hae yang mendengar ucapan Chanyeol pun langsung histeris, dan dengan segera Dong Wook merengkuhnya seraya menenangkan.

"Apakah sebelumnya Haechan terjatuh atau terkena sesuatu, hyung?" tanya Chanyeol untuk memastikan apa yang sebelumnya terjadi.

My Family is My Strength [REVISI]Where stories live. Discover now