SATU

258 24 9
                                    

Heppy reading

*****

Pagi menjelang, seperti biasa seorang laki-laki yang memiliki kulit putih itu bangun lebih awal. Setelah melakukan ritual mandi kini ia yang hanya memakai kaos berwarna kuning serta celana selutut itu keluar dari dalam kamarnya.

Langkah kakinya membawa laki-laki itu menuju dapur karena indera penciumnya mencium aroma yang sangat sedap.

"Pagi Soni!" sapa dia kepada adiknya.

Yang di sapa tak menggubris dan fokus dengan aksi masaknya.

"Son, udah masak aja." ucapnya ketika menemukan adiknya sedang memasak nasi goreng.

Zweitson Alvaro Wijaya-adiknya itu hanya sedikit terkekeh tanpa menoleh kearahnya.

"Lo ada kuliah pagi kan, Son?" tanyanya lagi.

Zweit menganggukkan kepalanya.

"Iya, Bang." balasnya singkat.

Lelaki itu mendekat menghampiri Zweitson lalu memandang adiknya itu sebentar membuat yang di pandang menoleh kearahnya.


"Sini biar gue yang lanjutin, lo mandi aja terus siap-siap ke kampus." ucapnya.

"Bentar lagi juga beres kok, Bang."

"Iya, yaudah sana biar abang yang selesain." balas laki-laki itu mengambil alih posisi Zweitson.

Laki-laki berkacamata itu hanya menurut saja dan bergeser dengan tatapan teduh yang ia punya.

"Yaudah Bang, Zwei mau siap-siap dulu bentar." katanya pamit.

Sang kakak hanya mengangguk menoleh sekilas kearah adiknya.

"Iya, nanti turun kita sarapan bareng. Jangan lupa bangunin Fiki sama Aji juga." pintanya yang di angguki oleh Zweitson.

"Siap abang ganteng!" seru Zweitson bergurau.

Setelah mengatakan itu Zweitson langsung beranjak dari dapur meninggalkan abangnya yang saat ini tengah salah tingkah akibat ucapannya.

"Ganteng doang, di bilang ganteng sama adiknya langsung salting." ledek Zweitson sebelum ia benar-benar menghilang dari pandangannya.

Laki-laki itu menggeleng-gelengkan kepalanya setelah mendapat ledekan dari adiknya yang satu itu. Ohh iya sampai lupa, laki-laki yang menggantikan Zweitson memasak di dapur itu adalah Fenly Albian Wijaya-putra ketiga dari enam bersaudara.

Fenly, biasa ia di sapa. Dia itu sudah pasti ganteng seperti yang Zweitson katakan barusan, Fenly sangat menyukai seni musik suaranya pun begitu bagus dan merdu. Cita-citanya yang ingin menjadi seorang musisi yang hebat. Sekarang Fenly kuliah di jurusan ilmu komunikasi.

"Loh... Mas Fenly masak?" ucap seseorang menghampiri Fenly.

Fenly tersenyum kearah Bibi yang sepertinya baru kembali berjumpa dengan kang sayur yang sering lewat depan rumahnya. Wanita paruh baya itu meletakkan bakul belanjanya yang berisi kangkung, tahu, tempe serta ikan laut kesukaan Fenly.

ABOUT BROTHER'S || UN1TYWhere stories live. Discover now