SEMBILAN

195 19 9
                                    

Happy reading

Enjoy!!

Btw aku ganti judul yaa hehehe
Sorry

******


Untuk pertama kalinya Fenly pulang selarut ini membuat Shandy yang menunggunya sangat cemas. Sejak tadi lelaki itu tidak duduk dengan tenang matanya terus menatap ponsel berharap ada pesan dari Fenly.

"Fen, kamu dimana sih?"

"Katanya tunggu hujan reda, ini udah lumayan lama hujannya reda kenapa belum pulang juga?"

Berbagai macam pikiran terus mengahantui Shandy, ia sangat takut terjadi sesuatu terhadap adiknya. Apa mungkin Fenly kehabisan bensin? Atau jangan-jangan Fenly di jalan kenapa-kenapa? Begal, preman bahkan kecelakaan. Semua pikiran itu membuat Shandy sangat tidak tenang.

"Gak bisa. Gak bisa nih gue diem aja di rumah gini, gue harus cari Fenly." Putus Shandy, ia mengambil jaketnya kemudian melihat di meja tamu ada kunci mobil Gilang dan langsung menyambarnya.

"Pinjem mobil Gilang aja biar cepet."

Shandy berjalan menuju pintu keluar rumahnya saat tangannya menyentuh gagang pintu tiba-tiba saja pintunya terbuka dari luar dan menampilkan kehadiran orang yang sejak tadi ia tunggu.

"Fenly pulang." Ucap laki-laki itu pelan.

"Astaga Fen. Kenapa baru pulang sekarang, hm?" Tanya Shandy kepada adiknya itu.

Kedua mata elang milik Shandy menatap Fenly dari kepala hingga ujung kaki membuatnya terkejut.

"Ini kenapa badan Fen basah kuyup gini?"

"Fen gak apa-apa? Kak Shandy baru aja mau susulin Fen, takut Fen kenapa-kenapa dijalan." Tutur lelaki itu, ia merangkul Fenly membawanya masuk ke dalam rumah mewah yang mereka diami.

"Maaf ya, udah bikin kak Shandy cemas." Kata Fenly merasa bersalah.

Melihat wajah tertunduk Fenly membuat Shandy menatapnya lekat, tangannya terulur menyentuh dagu Fenly membuat lelaki itu mengangkat kepalanya menatap Shandy.

"Cerita sama Kak Shandy, kenapa bisa pulang selarut ini." Pinta sulung itu kepada Fenly.

Sebagai anak yang penurut Fenly menanggukkan kepalanya membuat senyuman Shandy mengembang.

"Badan kamu dingin banget, Fen. Basah kuyup gini, jaket kamu kemana?" Shandy terus saja menuntut banyak pertanyaan kepada Fenly.

Katakan saja jika pria seperti Shandy ini masuk dalam kategori orang yang begitu bawel dan cerewet, bukan?

"Fen ceritanya nanti aja, ya, kak. Fen mau mandi dulu." Lirih nya meminta.

Kepala Shandy mengangguk mengiyakan ucapan adiknya. Matanya tidak berhenti memperhatikan wajah Fenly, bibir merah muda Fenly berubah menjadi sedikit pucat serta sedikit gemetar.

"Iya, mandi sana. Tapi pakai air panas aja ya, wajah Fen pucat tuh. Abis mandi kakak tunggu di meja makan kita makan malam bareng." Titah Shandy yang dibalas anggukan menurut dari Fenly.

ABOUT BROTHER'S || UN1TYWhere stories live. Discover now