TUJUH

189 15 7
                                    


happy reading guys
Enjoy

*****

Rencananya sepulang dari kedai milik Gilang. Fenly tidak langsung pulang ke rumah. Karena waktu belum terlalu sore hanya setengah dua siang kebetulan ini waktu yang tepat untuknya pergi ke suatu tempat.

"Fen abang pulang duluan ya." pamit Gilang saat berpapasan dengan Fenly di depan kedai.

Fenly mendongak menatap Gilang.

"Kok pulang, bang? Kerjaannya udah kelar ya"

Laki-laki berwajah manis itu menggangguk seraya tersenyum kearah adiknya.

"Udah dong, Fen. Bang Lang kan kerjanya cepet hehehe." balas Gilang.

"Fenly langsung pulang atau mau kemana gitu?" Tanya Gilang kepada Fenly.

"Fen mau ke tempat Kei dulu bang. Udah lama gak ketemu. Fen juga mau izin buat pulang agak malem. Boleh ya, bang?"

Mata Fenly menatap kearah Gilang tanpa berkedip dengan tangan menangkup di depan dada menunggu persetujuan dari Gilang. Melihat itu membuat Gilang tertawa kecil, Fenly memang tidak berubah dia yang selalu sopan dan tidak akan pergi sebelum mendapat izin.

"Ya udah sana pergi. Tapi pulangnnya sebelum waktu isya ya, Fen." Ucap Gilang dengan tangan kanannya menepuk pundak Fenly.

Fenly tersenyum lalu mengangguk. "Fen pasti pulang sebelum isya, bang. Makasih ya Fen pergi dulu."

Dengan senyum yang tak hilang dari wajahnya Fenly terlihat begitu semangat hari ini setelah mendapat izin dari Gilang untuk berkunjung ke tempat anak-anak jalanan yang sering ia kunjungi setiap saat.

Fenly meraih gitarnya lalu melangkah pergi meninggalkan Gilang yang menatap kepergiannya dengan senyum senang.

"Abang seneng kalau Fen juga seneng." Gumam lelaki itu.

Sebelum ia meninggalkan kedai miliknya Gilang mendapat satu notifikasi whatsapp dari Shandy.

Shandy brother [1]

Lang, bisa jemput Soni di tempat Nindy gak?
Tapi lo jangan caper ya sama Nindy.

Lantas Gilang tergelak begitu membaca isi pesan dari Shandy. Abangnya itu meminta dirinya untuk menjemput Zweitson di tempat Nindy—kekasihnya Shandy. Namun bukan itu yang lucu, sikap possesif Shandy terhadap Nindy kadang membuat Gilang merasa heran. Dia tidak menyangka jika seorang Shandy yang tengil dan pecicilan itu bisa sebucin itu kepada Nindy.

Iya Shan. Nanti gw jemput Soni.
Mayan bisa lirik-lirik Nindy.
Ehh maksudnya temen-temennya Nindy yang kerja di sana, Shan.
Hahaha.

Setelah mengetik pesan balasan untuk Shandy. Gilang memasukkan ponselnya ke dalam saku jaket yang ia pakai lalu beranjak ke dalam mobil untuk menjemput Zweitson. Masa bodoh dengan umpatan yang akan Shandy tujukan untuknya setelah membaslca pesan darinya itu.

Bercerita sedikit tentang kenapa Zweitson berada di tempat Nindy, tadi pagi Shandy mengatakan akan membawa Zweitson ke dokter namun saat Zweitson yang masih dalam pemeriksaan tiba-tiba Shandy mendapatkan panggilan untuk melalukan meeting mendadak hingga terpaksa karena Nindy bekerja di rumah sakit yang Shandy dan Zweitson kunjungi lelaki itu meminta Nindy untuk menjaga adiknya itu dulu.

ABOUT BROTHER'S || UN1TYWhere stories live. Discover now