540 17 1
                                        

༺ 𝙃𝘼𝙋𝙋𝙔 𝙍𝙀𝘼𝘿𝙄𝙉𝙂 ༻

Besoknya mereka kembali kehabitatnya masing-masing, Seokjin kembali berkerja diperusahaannya dan Yoongi kembali mengerjakan musik-musiknya. Tentu mereka saling memberi kabar walau hanya sebatas chatan atau telepon, mereka sesekali bertemu jika hari libur.

Kabar tentang sekretaris Seokjin yang kemarin, ia sudah memecatnya secara tidak hormat menurutnya perlakuan sekretarisnya itu sudah melebihi batas dan kelewatan. Seokjin bahkan tidak peduli pada perempuan itu saat dia bersujud meminta maaf agar dia tidak jadi dipecat, tapi Seokjin tetap bersikeras untuk memecatnya.

Sekretaris, ralat mantan sekretaris Seokjin itu bahkan sampai membenci Yoongi karena membuatnya di pecat secara tidak hormat. Tapi Yoongi tidak peduli dan tidak mau tau tentang perempuan itu.

Berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan kemudian, status Seokjin dan Yoongi masih sebatas 'pacaran' Seokjin bilang dia belum siap tapi Yoongi mah ayok aja kalau diajak sekarang, detik ini juga gapapa. Tapi masalahnya ada di Seokjin.

"Kapan lo mau bilang belum siap mulu? Hubungan kita udah sejauh ini loh?" Ujar Yoongi sambil menatap sang empu.

"Persiapan gue belum mateng.. Gue belum siap sepenuhnya, jadi sabar ya.."

"Ck, kenyang gue makan kata sabar dari lo."

"Sayang, bentar lagi ya? Ntar aku bakal secepatnya buat ngomong sama kamu." Ujar Jin dengan embel-embel kata 'aku-kamu' jika dia sudah memakai embel-embel itu Yoongi mulai memutar matanya malas. Dia pikir dirinya ini akan luluh begitu saja jika dia bicara seperti itu? Ck, tidak semudah itu ferbuso.

"Pliss.. Ngertiin aku ya?"

"Ck! Iya-iya, serah!" Jin cengegesan sambil mengambil tangannya dan menciumnya sementara Yoongi memutar matanya dengan sinis.

Beberapa minggu kemudian Yoongi mengernyit saat melihat pesan yang dikirimkan oleh Seokjin, dia memintanya untuk bertemu disuatu tempat dimalam hari seperti ini. Yoongi mengedikkan bahunya tanpa pikir panjang dia mengambil sweater nya dan memakainya lalu pergi keluar.

Saat dia tiba di tempat yang dimaksudkan Yoongi mengernyit bingung lagi, apa dia di prank? Tempatnya sangat gelap dan sepi seperti tidak ada kehidupan sama sekali,  Yoongi berdecak kesal lalu mengambil ponselnya saat ingin menelpon Jin dia dikagetkan oleh suara teriakan dan lampu-lampu disekitarnya menyala.

Yoongi melihat sekeliling lalu berhenti, pandangannya lurus kedepan sampai tersenyum tidak percaya. Teman-temannya, semuanya berada disini menyambutnya.

"Apa-apaan nih? Siapa yang ultah? Perasaan gue ga ada yang ultah dah.." Ujar Yoongi sambil menatap teman-temannya itu.

"Eh, sembarangan ini bukan buat acara ulang tahun bego!" Seru Tae sambil memegang terompet yang biasanya ada diacara ulang tahun.

"Terus apaan? Buat paan ini?"

"Sini dulu dong, kita gibah bareng dulu ntar gue jelasin." Ujar Hobi sambil mendorong Yoongi untuk mendekat dan bergabung bersama yang lain.

"Burik banget baju lo, bukannya makin sukses makin bergaya ini malah makin kek gembel." Ucap Jimin dengan sinis.

"Mulut lo pengen gue sumpel pake batu kagak?" Hobi sudah siap ancang-ancang mengambil batu.

Yoonjin•_♡ || Part 2 ✔Место, где живут истории. Откройте их для себя