46

1.1K 187 23
                                    

Mei_72 sbnrnya ak ga php ges cuma lupa liat jam aja😜

𓃟𓃟𓃟

"Siapa?" Crystal mengintip isi ponsel Yeon yang masih menampilkan log panggilan.

Ketika nama Jonggun tertera jelas di log panggilan itu, Yeon langsung merinding, kakinya langsung melangkah keluar dari minimarket.

Crystal mengikuti Yeon yang duduk didepan minimarket sembari terus memandang log panggilan yang berulang-ulang.

"Angkat aja. Cuman Kak Jonggun" Kata Crystal enteng.

Yeon dengan cepat menoleh ke arah Crystal dengan wajah suram seakan mengatakan CUMA KAK JONGGUN, KATAMU?!

"Biasanya kalau ga ngajak duel, pasti ngomongin si itu" Yeon menyimpan ponselnya di lantai, tepat berada diantara dia dan Crystal.

Crystal mengambil ponsel Yeon dan langsung menekan tombol terima panggilan. Ketika Crystal akan mendekatkan ponsel Yeon ke telinganya,

"Kau menjawab telepon dariku susah sekali! Tinggal angkat apa susahnya?"

Jonggun langsung mengomel dan memarahi Yeon, bahkan suaranya terdengar ke telinga Yeon yang jauh dari ponselnya sendiri.

"Bagus sekali, sekarang kau tidak berbicara padaku sepatah katapun? Berani sekali kau pada seorang Jonggun"

Terdengar decihan dan suara diskusi dari seberang telepon. Yeon dan Crystal saling bertatapan penuh tanda tanya. Yeon mengangkat wajahnya sekilas, dan dibalas gelengan oleh Crystal.

"YEEEONNN!!"

Yeon langsung mengambil alih ponselnya ketika mendengar suara yang memanggil namanya. "Apa Jungoo?"

"BAGUS SEKALI GILIRAN JUNGOO YANG MEMANGGIL, KAU BERSUARA."

Jonggun tiba tiba marah. Apa alasannya? Yeon mulai bertanya tanya. "Apa sih? Aku sibuk"

"Bohong banget. Aku lihat kamu lagi duduk sama Crystal tuh didepan supermarket"

Segera setelah itu Yeon dan Crystal melihat ke sekeliling mereka. Dan ternyata, mobil hitam dengan kaca supir yang dibuka lebar, membuat Yeon menelan salivanya gugup.

Pria berkacamata hitam memperbaiki kacamatanya yang turun. Setelah itu, jarinya mengkode kepada Yeon agar mendatanginya.

Yeon berdiri dan mempersiapkan mentalnya untuk mendekati Jonggun. Jika dia boleh berkata jujur, dia sedikit takut dengan Jonggun karena aura wibawanya yang sangat kental.

Jonggun menatap Yeon yang mendekat ke arah mobilnya. Dia menerbitkan seringaian tipis ketika melihat darah yang mengering dipakaian Yeon.

Jonggun berdehem panjang ketika Yeon sudah menatapnya dengan wajah datar. "Apa yang sudah kau lakukan bocah kecil? Bajumu berlumuran darah. Dan sepertinya," Jonggun menatap spion kaca mobilnya. "Dia sudah mengeraskan wajahnya"

"Dia siapa?" Yeon bertanya dengan wajah heran. Lantas dia pun mengintip kedalam isi mobil.

Mata Yeon melihat Jungoo yang langsung melambaikan tangan padanya. Yeon lalu melihat ke belakang Jonggun. Tidak ada siapa siapa. Siapa yang dimaksud Jonggun?

"Masuk saja dulu"

Yeon mengikuti instruktusi Jonggun dan memasuki mobil. Sebelum membuka pintu mobil, dia melambaikan tangannya sebagai salam perpisahan untuk Crystal.

Bunyi pintu mobil terbuka membuat Jonggun melirik ke spion. Dia melihat Yeon duduk tanpa menyadari siapa yang ada disampingnya.

"Kau tidak akan membawa Crystal?" Yeon bertanya pada Jonggun.

Jonggun menggeleng dan langsung menjalankan mobilnya. Situasi tidak hening seperti yang dibayangkan, karena telpon Yeon terus menerus berdering.

"Bukankah kau harus menerima panggilanmu?" Suara itu terdengar khas ditelinga Yeon.

Yeon yang sebelumnya menatap kaca jendela langsung melihat ke arah kanannya. Dia melebarkan matanya, bersamaan dengan jantung yang berdegup kencang, Yeon mulai tergagap.

"Ka-kau?" Lirihnya tidak percaya.

Rambut berwarna pink gulali membuat Yeon salah fokus. Pikirannya mulai kacau karena pikiran masa lalu menyerang memori internal otaknya.

"Kemari Yeon, kau adikku yang tercantik"

"Adikku yang manis, bagaimana dengan sekolahmu?"

"Hahaha, tidak, bukan begitu. Come here sweetheart"

Suara bising hasil dari putaran kaset lama membuat jantung Yeon berdebar lebih kuat dari sebelumnya.

Yeon mulai mengontrol nafasnya yang hampir saja tidak terkendali. Melihat tangan yang mulai meraihnya, membuat Yeon kembali tidak bisa fokus. Apalagi setelah menyadari bahwa dia didekap oleh DG erat.

"Maaf, maafkan aku" Suara itu sangat dekat dan terdengar lirih di pendengaran Yeon. Yeon melirik ke arah Jonggun yang fokus mengemudi.

Apa ini tujuan Jonggun menjemputnya?

Mengenai DG atau bisa dipanggil Jihoon, yang meminta maaf padanya, sudah bisa diprediksi oleh Yeon. Karena sebenarnya Yeon merasa janggal dengan intonasi Jihoon saat membentak Yeon sebelum Jen memasuki tubuh Yeon.

Apalagi saat itu Jihoon sudah berencana atau mungkin sudah memulai aksinya dalam memutus rantai generasi satu.

Yeon tidak bergerak. Jika alasannya diberitahu, Yeon jelas akan mengucapkan dengan lantang BAHWA PELUKAN JIHOON SANGAT NYAMAN SEPERTI YANG DIPUJA PUJA!

Oleh karena itu dia diam dan menikmati lirihan suara Jihoon yang menggoda. Sebagai adik yang menyukai drama alay percintaan, Yeon sudah membuat kerangka rencana bagaimana dramanya dengan Jihoon nanti.

Lama Yeon berfikir, dia langsung bergerak untuk melepas pelukan Jihoon. Namun dia malah menahan nafas karena Jihoon memeluknya erat. Tenaga Yeon bahkan hanya bisa untuk mengangkat kelingking Jihoon saja.

"Hei, lepaskan aku"

Jihoon menggeleng, dia semakin menenggelamkan wajahnya dibahu Yeon. "Maafkan aku"

Yeon mendengus kasar. "Lagipula kenapa kau tiba-tiba bersikap menjengkelkan begini? Lepaskan tanganmu dari tubuhku"

"Ngga mau" Jihoon membuat Yeon duduk diatas pahanya. Berbeda dengan Jihoon yang tenang, Yeon sudah berdebar tidak jelas karena belum apa apa tubuhnya diangkat dan didudukkan dipaha Jihoon.

"Gue mati ajalah.... PAHANYA GAKUAT BANGET AAAAHHH KALAU BUKAN KAKAK KANDUNG GUE, UDAH GUE UH UH LU SUMPAH!"

Yeon menggigit bibir bawahnya dan menunduk, melihat ke arah celana hitamnya yang berada tepat diatas celana putih milik Jihoon.

"Wah wah, aku iri, deh" Jungoo bersuara. Dia menatap Yeon dan Jihoon bergantian.

Jihoon sedikit mengangkat kepalanya dan menatap tajam Jungoo. Membuat Jungoo terkekeh dan kembali ke posisi awalnya.

"Jadi kau mau turun dimana?"

"Sungai Han"

Two Roles. [ 𝐋𝐎𝐎𝐊𝐈𝐒𝐌 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang