Terlalu Singkat

4.5K 377 10
                                    

"Ahhh yang ini ya Ra? Namanya oke juga, MAGMA" Kak Niken menyenggol bahu Shira ketika mendengar asal sekolah anak-anak band yang sedang bersiap manggung, tanpa ditanya lagi udah ketauan karena Shira juga sekolah disana

"Yang mana Ra cowoknya? Yang vokalis, gitarisnya atau drumernya nih?"

Gak tau Shira emang terlalu overthinking atau gimana, tapi ucapan Kak Niken benar-benar seperti menggodanya

"Semuanya kok kak," Shira berucap pelan sembari mengontrol dirinya yang terlalu malu

Padahal mereka bertiga mungkin tidak tau kehadiran Shira disini, kenapa coba harus malu banget begini... aneh deh dirinya ini

Shira seakan bersembunyi dari kerumunan penonton-penonton di depannya. Walaupun festival ini terlihat cukup lengang dibandingkan konser lain yang pernah Shira lihat ditelevisi, tapi banyak orang yang mulai mendekat ketika acara di panggung akan segera dimulai.

Shira memperhatikan dengan diam bagaimana ketiga anak-anak itu mempersiapkan diri di atas panggung. Mereka cukup menarik dengan kaos bercorak etnik yang mereka kenakan, Shira tidak tau itu motif darimana, yang jelas bukan seperti batik. Tapi mungkin yang agak menganggu dari penampilan mereka adalah bagian bawahan mereka. Mereka bertiga kompak mengenakan celana pendek selutut, gak nyambung banget dengan keindahan corak di kaos mereka.

Diantara mereka bertiga, Rakta memang yang paling mencolok. Dia dapat dengan mudah diketahui sebagai pemimpin band mereka, selain memang dianya juga vokalisnya, tapi caranya mengayomi Yogi yang bermasalah dengan gitarnya membuat penonton pada berbisik-bisik. Belum lagi gayanya melempar rambutnya ke belakang beberapa kali, membuat cewek-cewek berteriak heboh.

Begini ya ternyata cara Rakta mengumpulkan fans, memang sih kalau salah-salah dan tidak mampu mengontrol diri, Shira juga bisa kena hipnotis pesona Rakta. Kurang ajar... berarti Shira sama aja dong suka juga sama si Rakta

"Wihhh Ra, aku tau lagu ini!!! aaaaaa..."

Kak Niken menggoyang-goyangkan lengan Shira dengan heboh, ketika mendengar genjrengan melodi gitar mulai menggema

Shira yang gak tau apa-apa, diam pasrah ketika badan kurusnya sudah hampir melayang karena Kak Niken yang heboh

"Nanana...nanana~nananana..."

Rakta mulai mengeluarkan suara emasnya, yang konon katanya sudah pernah membius banyak gadis-gadis muda. Dan kali ini bahkan Kak Niken ikut-ikutan jingkrak-jingkrak heboh mendengarkan suara Rakta untuk pertama kalinya.

Mungkin Kak Niken sudah lupa tujuannya datang kemari adalah untuk menonton pacarnya sendiri.

"Untaian rasa yang kuselipkan... semoga mampu tuk meluluhkan..."

"hati pemilik senyum itu,"

"berbagai cara akan kucoba, agar aku tak kan kehilangan..."

"pandangan dari senyum itu..."

"dan disaat ku katakan, jadi kekasihku,"

"akan membuat, kau jadi lebih hebat~"

"AAAAA Ra, romantis banget temen kamu!!! Suaranya manis bangeeet"

"AAAAAA!"

Kak Niken benar-benar heboh dan membawa tangannya keatas, dia mungkin menjadi orang paling heboh di antara para penonton yang lebih tenang

Mungkin karena menandai Kak Niken yang bersemangat menikmati nyanyiannya sambil mengangkat tangan, hal itu ternyata mencuri perhatian Rakta yang dapat melihat satu-satu wajah di keramaian itu

Regards, Natashira (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang