Pacaran Nih?

4.2K 304 18
                                    

Bruum brumm brumm...

Bruuuuummm!!

Anak muda itu terburu-buru menginjak persneling motornya, bukan di rumah belakang seperti yang biasanya ia lakukan. Melainkan di depan warung ayahnya, di tempat parkir pengunjung yang sebenarnya ia tidak boleh memarkir motornya disana.

Kalau ayahnya sampai tau, motor kerennya bisa ditendang-tendang lagi nanti.

Tapi sudahlah,

Rakta harus cepat-cepat, sebelum Natashira pulang.

Ia sudah menghabiskan waktu sekitar 20 menitan hanya untuk pulang dari studio musik tempatnya kumpul tadi.

Itu sangat memakan waktu, terlebih jika Natashira gak betah ngobrol dengan ayahnya yang sangat-sangat cerewet itu

Rakta melepas helmnya di depan pintu, dia lupa tadi melepas benda itu di motor. Jadilah ia menggeletakan benda itu di lantai, bersebelahan dengan keset di depan pintu masuk

"Ya gitu, Rakta itu kurang pinter Natashira. Kurang pinter, malas belajar lagi. Saya sampai pusing gimana ngurusnya, gak mau nurut sama sekali. Kalau dia sampai tidak naik kelas, saya mungkin sudah angkat tangan. Susah sekali mengatur anak itu,"

"dia katanya mau jadi musisi aja, mau main musik. Mau ambil sekolah seni. Ya kalau dia serius saya mau saja mendukung, tapi kok anak itu tetep saja setengah hati berusaha, kalau dia mau saya minta dia tunjukkan sungguh-sungguh. Tapi ya begitu... Anaknya malas-malasan, jadi saya belum bisa percaya dengan dia"

"Sebenarnya dulu waktu kecil walaupun dia pemalas, masih mau nurut ketika ibunya sudah menegur atau ngejewer dia. Nah tapi semenjak ibunya gak ada itu, bandelnya makin menjadi-jadi"

"makanya setelah dia cerita, nilainya bisa bagus karena dibantu temannya yang namanya Shira, saya ingin sekali bertemu dengan Natashira. Mau membalas budi ceritanya. Haha. Kemarin di sekolah saya cari-cari yang mana ini orang tuanya Natashira. Eh taunya ternyata yang juara satu umum, jadi saya gak perlu repot-repot lagi mencari-cari hahahaha"

Samar-samar Rakta mendengar suara melenggelegar ayahnya di meja ujung sana. Namanya disebut-sebut, benar kan... Sejak tadi pasti Rakta sedang digosipkan.

Jangan sampai ayahnya cerita macam-macam, bisa jelek reputasinya di depan gebetan.

...

"Laaa ini anaknya sudah datang!"

Rakta menunduk beberapa kali, ketika ayahnya mulai menarik lengannya untuk mendekat.

Jika hanya ada Shira sih mungkin dia akan lebih santai, tapi ternyata ada orang lain disini. Mungkin ini yang ayahnya sebut kakak Shira di telpon tadi.

Kakaknya ternyata laki-laki, dan... Caranya melihat penampilan Rakta seperti... bingung(?)

Iya gak salah juga. Penampilan Rakta sekarang memang seperti berandalan, celana jeans sobek-sobek yang lapuk karena sengaja tidak pernah di cuci, dan kaos lekbong, lengkap dengan aksesoris kalung dan gelang yang meramaikan leher dan pergelangan tangannya.

Shira pun sampai sedikit terkejut, baru pertama kali melihat penampilan Rakta yang serurak-urakan seperti ini. Walaupun setiap harinya sebenarnya sudah berantakan juga.

"Selamat malam," sapa Rakta dengan suara pelan sambil membungkuk beberapa kali

Sapaan itu sebenarnya dia tujukan khusus kepada Kakak Shira, agar terlihat sedikit lebih sopan, jangan sampai kakak Shira punya persepsi jelek tentangnya dengan penampilannya yang begini

"iya," Jawab Abang Saga tersenyum singkat dan mengangguk sekali ke arah Rakta, masih menilai penampilan Rakta dari ujung ke ujung. Begini modelan teman adiknya?

Regards, Natashira (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang