Dad's Effort

3.9K 327 16
                                    

Tiga minggu kemudian...

Tok tok...

"Halo anak papa. Anak papa ada di dalam gak ya?"

"Ini, pesenan raportnya udah datang. Mau dilihat gak?"

Bukannya bergegas membuka kan pintu, Shira yang sedang bermain di komputernya meloncat secepat kilat ke kasur dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut tebalnya.

Tenang saja, pintu kamarnya tidak dikunci, dan papanya tau itu. Ini hanya cara jahil Shira mengerjai papanya

"xixixixi..."

Shira cekikikan di balik selimut, nanti kalau papa masuk ke kamar ini. Dia akan berteriak sekencang mungkin agar orang tuanya itu kaget.

"Waduh gak ada jawaban ini. Shira gak ada di kamar ya? Papa cari di kamar Shina aaah..."

Tak... Tak... Tak...

Mendengar langkah papanya menjauh, Shira jadi kecewa... yaaah padahal kan tinggal masuk aja.

Hari ini memang harinya pembagian raport. Kebetulan, baik di sekolah Shira dan Shina, raport harus diambilkan oleh orang tua. Karena sekolah Shira dan Shina berbeda, papa dan mamanya mau gak mau harus membagi tugas, papa mengambilkan raport untuk Shira, dan mama mengambilkan raport untuk Shina.

Hari ini abang mereka juga sedang di rumah setelah beberapa bulan kemarin sibuk dengan segala persiapan wisuda dan mengikuti rekrutmen suatu BUMN. Abang yang sudah diterima di salah satu BUMN tambang terkemuka, membuat papa dan mamanya begitu bahagia kemarin.

Jika prestasi sekolah Shira dan Shina juga baik kali ini, tentunya kebahagiaan papa dan mamanya akan menjadi dua kali lipat.

"Loh kok sepi! Pada kemana ini"

Shira mendengar lagi suara papanya yang pura-pura panik.

Ceklek...

Yap!

Akhirnya papa masuk ke dalam kamarnya, Shira lebih merapatkan lagi selimutnya. Rencana tidak boleh gagal!!

"Hah?! Kosong?!!!"

"Shira di mana ya... Kok papa cari dimana-mana gak ada. Hmmm... Aneh ini"

"Mana yaa anak papa yang namanya Natashira itu. Dimana ya..."

Papa yang sudah sejak awal melihat tempat tidur Shira yang agak menggelembung di balik selimut, sudah tau akal-akalan anaknya. Hanya pura-pura tidak tau saja.

Berlahan ia duduk di tepi kasur sambil berpura-pura mengetok lemari dan tempat tidur Shira,

"Kok anak-anak papa hilang semua ya,"

"Ini guling atau apa ya kok gede banget," papa mulai menyentuh-nyentuh sesuatu yang ia katakan guling itu

"Kalau guling, kok keras ya"

"apa ini ya..."

"BAAA!!!"

Shira bangkit dan melepas selimutnya, menerjang papanya dengan tangan seperti akan mencakar

"ASTAGA!! PAPA KAGET!"

"Oh ya ampun jantung papa Ra... gak kasian sama jantung papa"

Papa mengelus-ngelus dadanya, seperti orang yang benar-benar kaget

"satu kosooooong!! Aku menang aku menang"

Shira berjingkrak-jingkrak diatas kasur. Dia tau papanya hanya pura-pura, sejak kecil Shira sering bersembunyi di balik pintu, lemari, kolong meja, atau apapun itu ketika papanya akan lewat. Jelas, akal licik Shira harusnya sudah terbaca olehnya..

Regards, Natashira (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang