13. Keributan

83 6 0
                                    

Tidak pernah terpikir oleh Bella suatu hari dia dapat berteman dengan perempuan yaitu Karmika dan Sarah, sebab di kampung dia hanya memiliki teman laki-laki. Perempuan biasanya sibuk mengasuh adiknya yang kecil atau membantu ibunya bahkan mengganti peran ibu. Sedari awal perempuan di mata Bella seperti tidak memiliki kehidupan dan semakin dia tumbuh dia pun mulai merasa hal ini semakin nyata. Pilihan sulit untuk kaum perempuan jika pun ada penuh resiko dan jugde dari sekeliling pasti dirasakan karena lingkungan yang masih kental dengan partiarki.

Di sini Bella mendapatkan kehidupan yang cukup lebih baik dibandung dikampungnya yang menurut Bella jauh dari kata standar layak dalam hal apapun.

"Eh bego kemarin kamu jalan sama si Fahri?" Tanya Karmika.

"Huum." Bella mengangguk sambil menyuapkan ice cream."

"Ih kalau Joseph tau cemburu kayanya." Sahut Sarah.

"Pertama Ocep gak begitu cemburuan, kedua dia juga di sana deket sama cewe."

"Oh jadi ngebales gitu?" Tanya Karmika sambil menganggukan kepalanya.

"Bukan ngebales cuma gak ngebatasin aja, ngapain jaga perasaan si Ocep aja engga."

"Itu namanya ngebales dong bel." Sarah membantah jawaban Bella.

"Ya maksudnya lain kontra gitu yang balas dendam tapi kaya kamu baik aku baik kamu engga aku engga, kecuali suatu hari nanti aku siap jadi baik terus kalau pun orang jiga setan tapi ayeunamah embung lah enak aja."

Karmika tertawa dan merasa setuju sedangkan Sarah menggelengkan kepalanya dengan pemahaman teman-temannya itu yang menurutnya tidak baik.

Pertemanan mereka bertiga semakin erat walau selalu berbeda pandangan sampai akhirnya Sarah merasa Bella membawa pengaruh buruk untuk Karmika jadi dia selalu mencoba menarik Karmika jauh darinya.

Seperti menyontek saat ujian, Bella mengajak Karmika kerjasama walau akhirnya tidak terlaksana karena Karmika tidak berani dan selalu panik jika melakukan sesuatu yang diluar aturan. Sarah yang melihat itu semakin tidak menyukai sifat Bella sampai pernah keduanya dipertemukan sebangku Bella terus mencoba mencotek jawaban Sarah namun dihalau oleh tempat pensil dan buku yang membuat Bella kesal karena sebelumnya Sarah menjanjikan akan memberikan jawaban.

"Ya harusnya kamu ngomong lah kalau gak akan kasih jawaban, jangan hari sebelumnya sosoan mau kerjasama malah jol engga."

"Bel nyontek aja udah salah ya harusnya kamu gak berhak buat ngerasa gak adil."

"Apa sih anjing bawa berhak gak berhak! Ya makanya sia dari awal bilang aja gak mau ini mah sia emang sengaja ngejebak orang-orang biar gak belajar tergantung sama kamu ternyata sia bangsat kan."

Perseteruan Bella dan Sarah benar-benar diluar prediksi semua teman sekelasnya, Karmika yang berada ditengah-tengah terlihat panik mencoba memisahkan temannya itu.

"Gak usah so suci anjir, kaya gak pernah curang aja."

"Emang aku gak pernah nyontek."

"Siap si paling hebat, kita liat akhir pedit-pedit kaya gini teh ngebawa kamu ke kampus favorite apa. Hayang apal udah sosoan endingnya jadi presiden kah? Menteri pendidikan kah?"

"Cuma orang bodoh yang menghubungkan cara curang ke masa depan."

"Cuma orang so pinter yang koar-koar depan kelas buat ngerendahin orang lain."

Ketegangan ini membuat seisi kelas hening karena semua sudah tau jika menggunjing Bella pasti dapat satu pukulan tapi nyatanya dari awal Bella hanya mengepal dan menahan amarahnya hanya membalas Sarah dengan argumen miliknya.

Saat keduanya masih saling membalas tatapan getaran ponsel Bella memutuskan sejenak karena Joseph menghubungi disaat jam istirahat, Bella mengangkatnya dengan menatap Sarah kembali "Halo? Kenapa baru sekarang? Kemarin-kemarin kemana? Karena jealous baru berkoar? Kita udahan aja putus, aku gak mau ribet sama drama." Ucapnya pada Joseph disatu napas seperti sedang berbicara pada Sarah.

🌻

METANOIA (another story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang