2. Cuma mirip

108 74 58
                                    




2 - Cuma mirip.



"Heh, punya gue kok isi daging semua." komentar Elia duduk di depan gerbang sekolah dengan wajah sebal. Bersama Ica, Farah dan Rizal. Duduk bersama di bangku yang disediakan Mang Ucup.

Mau semahal dan seenak apa pun makanan di kantin, basreng juga cireng isi  Mang Ucup tetap pilihan utamanya.

"Apa sih, yang gue ada telor," sahut Nisa si rambut panjang yang selalu mengubah warna rambutnya. Sobat Elia yang paling banyak mulutnya.

"Gue juga ada." balas Farah, di sampingnya Rizal mengangguk juga.

"Udah ke makan kali, makanya bismillah dulu ege." sahut Farah membuat Elia mencibir. "Nggak berkah tu cireng."

Elia mengedikkan bahu, tidak peduli perkataan Farah.

"Mang Ucup tambah sambel dong!" seru Nisa.

"Udah atuh neng... bangkrut urang engke." sahut Mang Ucup sedih.

"Mang, gue juga dong." sahut Farah . "Ca mintain cepet."

"Ngaco-ngaco," julid Elia pada mereka. "Cabe malah anjir."

"Anjayy, Lia nyilok." sahut Dede dari arah belakang sontak membuat Elia terkejut.


Ini Dede dan yang satu lagi Handi, dua cowok yang pada hari pertama sudah telat bukan main.

Sebelum kena amuk Elia, Dede sudah kabur menjauh dari jangkauan Elia. Membuat gadis itu mengejarnya ke tengeh lapangan. "Awas lo ya, De!"

"EL! DI CARI RIZKI NOH." Elia mendongak, menatap Junet yang memanggilnya dari koridor lantai dua.

"DIMANA?" tanya Elia berteriak.

"RUANG ANGGOTA PMR." jawab Junet, "SAMA ICA KATANYA." Elia mengangguk. Tidak lagi peduli dengan Dede, karena masalah akan besar jika ia sampai telat.

"ICA. WOII ICA!" panggil Elia teriak karena jarak mereka yang lumayan jauh.

Nisa di depan gerbang menoleh. "Dipanggil buru!" memandang temannya yang langsung berlari ke arah tangga.

"Akhh, elahh... lagi makan ogep." katanya sebal. Tapi tetap mengejar Elia seraya berlari kecil.



"Jadi gimana Nath? Lo siap jadi ketua acara bareng Dila?" tanya Erlan si ketua Osis.

Jadi sebentar lagi sekolah akan mengadakan PENSI atau Pentas Seni yang memang selalu dilaksanakan setiap tahunnya, dan sialnya banyak dari anggota yang lain menunjuk Nathan sebagai ketua acara yang sudah pasti akan banyak kegiatan nanti ke depannya.


Ini mereka nggak ngerti apa gimana ya, Nathan baru putus. Malah dapet tugas membeludak.


Nathan mendengus mau tidak mau, ya harus mau. "Iya aja deh gue mah."

Erlan mengangguk. Lalu mulai memberikan beberapa saran tentang acara nanti, diikuti oleh yang lain.



"Lah! Elu nggak kumpul Osis memang?" tanya Nisa karena Gibran bilang mereka tengah membicarakan acara penting,

"Lah iya,"

"Kalau gue ke sana yang bantu kalian siapa?" tanya Rizki si ketua pmr sekaligus bendahara osis itu memutar bola matanya jengah.

Swastamita di Cakrawala ( On Going )Where stories live. Discover now