Chapter 2: The Guard Standing

25 6 2
                                    

Para petinggi akademi berserta ruang portal menghilang. Untuk beberapa detik, Adda merasa melayang sampai akhirnya ia—diikuti oleh No Name yang menabraknya dari atas dan pet contract mereka, menabrak permukaan empuk.

"Aduh!" keluh No Name untuk pertama kali setelah ia berguling melepaskan diri. Ia menarik sesuatu mirip benang yang masuk ke mulutnya. "Brutal sekali," keluhnya.

Sedangkan Adda yang masih berbaring mulai mengamati sekitar. Tempat mereka ini tidaklah diam melainkan mengayun-ayun. Ia tersadar kemungkinan besar mereka berada di geladak dasar kapal.

Tepatnya, seperti ruang penyimpanan pakaian.

Ruangan tersebut didominasi dengan tumpukan bahan pakaian. Di salah satu sudut, terdapat tumpukan jerami dan benang berdiameter lebar—tempat Brow berteger terlihat kesal. Sedangkan mereka mendarat di tumpukan pakaian yang pastinya berantakan.

" Apa kamu tidak apa-apa?" tanya Adda.

No Name duduk bersila dan menghembuskan napas. "Sungguh brutal," ulangnya, ia mengeluarkan pet contract miliknya, seperti mereka ia tampak lunglai. "Kita dimana?"

"Geladak kemungkinan besar."

"Lalu?"

"Lalu bagaimana?"

No Name tampak kesal. "Lalu kenapa kita disini? Di mana misi kita berada?" tanyanya sedikit lebih keras.

Adda yang sempat tertarik dengan Moochi—pet contract No Name yang melayang, menoleh heran dengan perasaan tidak enak mendengar pertanyaan itu.

"No Name, tahukah kamu tentang misi ini?"

"Menyusup dan membunuh? Entahlah." No Name mengangkat bahu.

***

Saat ini, mereka saling berhadapan untuk berbagi informasi penting seputar misi yang akan mereka harus jalankan. Dengan kemampuan 'Count Milk Snowflake' No Name, diketahui bahwa mereka saat ini berada di sebuah kapal dagang besar yang sedang berlabuh di Tiriara City.

Kota di wilayah Aquatic Forest yang memiliki pelabuhan terbesar sebagai pintu masuk dan jalur perdagangan serta banyak spot indah yang diberikan oleh pihak kota untuk pengunjungnya, jadi tidak heran tempat itu selalu ramai dengan turis.

Kecuali, jika waktunya mendekati festival, akses masuk akan lebih diperketat. Seperti sekarang.

"Jadi kita harus mencari cara untuk mengacaukan festival ini?"

Adda mengangguk. "Betul dan karena kita dipasangkan, berarti kita harus bekerja sama," katanya, sedikit hati-hati.

Dari informasi yang didapat TEI dengan suara riang khas anak perempuan tujuh tahun, sedikit banyak Adda tahu bahwa No Name merupakan seorang berjiwa bebas. Snow Elf yang memiliki bakat unik, terutama dimana ia dirumorkan dapat memberikan nasib sial melalui sentuhan tangannya, namun kerennya No Name terlihat akan beruntung setelahnya.

Mau tidak mau Adda menyukai informasi tersebut karena ia bisa menggunakan bakat No Name untuk di suatu kondisi. Apalagi Moochi kepunyaan Snow Elf itu juga bisa membantu No Name dengan bola susu berwarna hitam yang memiliki kemampuan yang mirip dengan bakat utama Adda, dapat menyamarkan penampilan seseorang.

Jadi tidak sulit ketika mereka menyusup.

Sayangnya, Adda tetap waswas dengan jiwa bebasnya. Isu dari temannya pun mengatakan No Name sungguh jahil.

"Baiklah, selama tidak merugikanku, aku rasa kita bisa bekerja sama." Tanpa diduga, No Name menjawabnya begitu. Ia kembali berdiri dari duduknya dan mengulurkan tangan. "Bagaimana, partner?"

Below The Sacred TreeWhere stories live. Discover now