Chapter 8: The Below of Tree

12 2 0
                                    

Berbeda dengan area ritual Aquasweepr diadakan tadi, sekitar Tree of Sacred Water tampak tenang dan tidak terjamahkan oleh para monster yang mengacaukan tempat ritual itu di adakan. Para prajurit saling mengangguk pada satu dan lainnya dengan tatapan puas karena berhasil menjalani tugasnya untuk melindungi tempat tersebut.

"Sebaiknya kita kembali," ujar prajurit yang dari pakaiannya terlihat jelas berpangkat tinggi—Ketua pasukan ini. "Kita bantu pasukan lain untuk mengamankan sisa monster. Tampaknya serangan ini memang disengaja."

"Demi Hazaard yang Agung, siapa yang berani mengganggu ritual ini?" tanya salah satu prajurit itu sangat heran.

Ketua itu menggeleng. "Pastinya orang bodoh atau orang nekat. Kerajaan akan menghukum berat mereka."

"Tetapi, tidakkah kalian menyadari para petinggi segera pergi dari area Aquasweepr begitu para monster datang?" tanya yang lain, seakan teringat sesuatu dengan raut wajah yang kecut. "Aku tidak akan berani berspekulasi namun, itu sungguh mencurigakan."

"Hentikan Prajurit!" Seru Ketuanya dengan rahang dikeraskan. "Apa kamu sadar dengan apa yang kamu katakan? Jika terdengar oleh pihak luar, kamu maupun pasukan kita akan dianggap berkhianat!"

Bawahannya segera mengunci mulut dan tidak membicarakan itu lagi. Sang Ketua segera meminta mereka untuk segera pergi karena melihat kekacauan masih terjadi.

Pasukan itu membuat dua baris sejajar sebelum bergerak mendekati kekacauan. Tetapi, prajurit yang paling belakang menyadari ada sesuatu yang aneh. Ia memberi kode pada rekan di sampingnya.

"Apa kamu menyadari bahwa jumlah kita genap?" tanyanya.

Ekor mata sang rekan menatap ke arahnya. "Memang kita berjumlah genap tadi."

"Aku merasa bahwa kita datang dengan jumlah ganjil." Ucap si penanya.

"Hentikan," ujar rekannya segera memotong, "jangan buat keributan lagi. Untung saja perkataanmu tadi tentang petinggi secara terang-terangan tidak dianggap terlalu serius oleh ketua. Jangan memperkeruh suasana dan ikuti perintah saja."

"Tetapi, aku cukup yakin."

"Sudahlah. Jika memang benar ada penyusup di antara kita, seharusnya Ketua sudah mengetahuinya," kata rekannya final sambil memaksa prajurit itu untuk tetap tenang dan mengikuti barisan.

Prajurit itu tampak kesal namun menghela napas. Pandangannya berbalik ke arah area pohon, memastikan kembali mengarahkan pandangannya ke depan.

Memang benar di tempat itu tidak terlihat seseorang maupun penyusup namun, prajurit tersebut tidak menyadari ada satu kunang-kunang yang bersembunyi di balik salah satu batu besar yang tinggi. Setelah satu pasukan itu pergi, kunang-kunang tersebut mulai berpendar aneh sebanyak tiga kali sebelum Adda muncul.

Adda di tempatnya muncul segera terduduk. Menarik napas sebanyak-banyaknya karena kelelahan merubah penampilan sekaligus dengan pakaiannya sebanyak dua kali tadi secara sempurna.

Pertama, ia mengubah dirinya menjadi salah satu prajurit yang memeriksa area ini tadi—sesuai dugaan prajurit ceroboh tadi memang jumlah mereka ganjil. Kedua, ia mengubah diri menjadi kunang-kunang untuk bersembunyi.

Penyebab mengapa sang Ketua tidak menyadari keberadaan Adda adalah karena jubah pemberian Howard yang ikut berubah bentuk dengannya.

"Ternyata Howard ada gunanya juga," ucap Adda sambil meminum persediaan darah dari kantong serba guna Akademi.

"Sebaiknya kita mulai bergerak jika tidak ingin ditangkap."

Tei terdengar sangat dekat dengannya melalui tumbuhan liar yang tumbuh di sekitar batu. Suara anak kecilnya terdengar lebih santai daripada sebelumnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 21, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Below The Sacred TreeWhere stories live. Discover now