Chapter 5: The Sign of Hate

10 2 1
                                    

Besoknya, walaupun Adda mendapatkan kabar bahwa Howard beserta rekan ilegalnya setuju untuk membantunya, Harpies itu merasakan ada sesuatu yang salah.

Bukan hanya permintaan Howard yang membutuhkan waktu lebih lama untuk mengumpulkan moster dari biasanya ia perlukan, melainkan perasaan Adda yang menjadi lebih sensitif merasakan suka cita di kota ini dalam menyambut Aquasweepr.

Sebenarnya jika dilihat dari sisi lain, euforia dari penduduk ini bisa dimanfaatkan sebagai momentum tambahan dalam menghancurkan citra Elord nanti. Dimanah perasaan seperti itu bisa menimbulkan kekecewaan besar ketika apa yang diharapkannya malah mengkhianati mereka.

Sayangnya, ini berkaitan dengan rahasianya dalam terus mempertahankan keceriaannya.

Sedikit orang yang tahu bahwa pesona yang Adda buat selama ini berasal dari penyakit hatinya. Ia menggunakan karakter cerianya itu untuk meraih kepercayaan dan kelengahan korbannya. Sehingga ia dapat membuat orang tersebut mau melakukan sesuatu sesuai keinginan Adda bahkan tanpa mereka sadari.

Sifat cerianya ini membuat Adda mendapatkan julukan 'Penjahat yang paling baik'—julukan yang diam-diam dibencinya.

Karena sifatnya begitu, Adda memiliki kecendrungan gelisah dan tidak dapat mengontrol raut wajahnya ketika menghadapi situasi menyenangkan seperti itu.

"Terlalu lama, sialan," bisik Adda keluar begitu saja dari mulutnya ketika No Name baru balik sehabis sarapan.

"Ia hanya meminta waktu dua hari sebelum festival itu, Adda." No Name mengingatkannya. " Sejak tadi malam kulihat ada yang salah denganmu, apa kamu salah makan?"

"Apa pedulimu?"

"Peduliku?" beo No Name, "peduliku adalah misi ini selesai tanpa membuatku jadi samsak tinju pelampiasanmu!"

"Aku tidak pernah menganggapmu begitu!"

"Tentu tidak, kecuali perilaku menyebalkanmu ini. Dimanah Adda yang baik itu, dasar muka dua!"

No Name harus mengakui itu. Sejak semalam, ia melihat Adda menjadi lebih pendiam dan cenderung memaksanya untuk melaporkan apa yang ia dapatkan. No Name pikir ketidakjelasan Adda akan membaik begitu pagi hari, rupanya tidak.

Adda terdiam memikirkan perkataan No Name. "Baiklah. Aku minta maaf, ok? Aku hanya merasa ada sesuatu yang mengganjal. Aku tidak suka itu dan sekarang lapar!"

"Dasar tukang makan!" gerutu No Name, mengintip tumpukan piring yang sebelumnya terhidang daging steak di atasanya.

" Tetapi, kamu benar. Aku akan memastikan kita menyelesaikan misi ini dan tidak masuk Black Death, No Name." Adda bersiap-siap. "Sebaiknya kita pergi," balas Adda lebih tenang, tidak mau sifat aslinya keluar. Membuat No Name memutar bola mata melihat perubahan sikap itu.

Rupanya, Adda memang cocok menjadi murid sekolahnya.

***

"Hei Bosforth!" seru seorang prajurit kerajaan dari Finnae Keep saat melihat ketuanya hendak keluar dari kedai makan.

Pria yang memiliki tubuh biru ramping namun kokoh itu melambai. "Aku ingin memeriksa sekali lagi keadaan sekitar."

"Hari masih panjang ketua! Sebaiknya kita nikmati istirahat ini karena kedepan pasti kita akan sibuk dengan Aquasweepr! " seru anggotanya yang lain dengan nada bangga.

Ya, untuk pertama kalinya Batalion mereka dipercayakan untuk mengawasi dan menjaga pihak kerajaan selama Aquasweepr berlangsung. Suatu penugasan mulia yang menjadi sebuah kebanggaan tersendiri di antara prajurit.

Bosforth yang tidak ingin menyia-nyiakan kehormatan ini bertekad untuk menyukseskannya tanpa adanya gangguan dengan berpatroli lebih sering sebelum ritual bulanan itu dimulai.

Below The Sacred TreeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang