3

26.1K 1.9K 23
                                    

H-3 OPEN PO KE 3

JANGAN SAMPAI KETINGGALAN.











"Di mana Natha?" Tanya Ardi yang baru saja bergabung di meja makan, di sana hanya ada kedua orangtuanya saja.

"Belum turun" jawab Qila.

"Aku akan memanggilnya"

"Aska sedang memangilnya" cegah Jayendra sebelum Ardi beranjak pergi untuk memanggil adiknya.

Ardi mendudukkan dirinya di kursi meja makan, tak berselang lama Natha bergabung bersama mereka, mereka pun mulai acara makan malamnya dengan diam itu sudah menjadi peraturan di keluarganya, selesai makan malam mereka berkumpul di ruang keluarga, kecuali Natha anak itu belum selesai makan, Natha menghabiskan makan malamnya di temani oleh Ardi.

"Kalau makan jangan lama-lama kamu udah besar Nat" ujar Ardi yang memperhatikan adiknya makan sejak tadi. Semua orang sudah selesai tinggal Natha yang belum selesai.

"Cepat kok, biasanya juga gak selama ini, tapi gigi aku lagi sakit makanya lama tinggal aja aku makan sendiri" balas Natha, memang sejak kemarin giginya sakit gusinya juga bengkak, makanya dia makan pelan-pelan karena merasakan sakit giginya.

"Kenapa gak bilang dari tadi? Kan bisa minta di buatin bubur" ujar Ardi, ia heran dengan adiknya jika sakit kenapa hanya diam sejak tadi.

"Kau belum selesai makan juga?" Tanya Jayendra yang melihat anaknya masih di meja makan dengan makanan masih tersisa banyak di piringnya.

"Tinggal sedikit lagi" jawab Natha menoleh ke arah Jayendra.

"Kau ini sudah besar makan saja lama sekali, mulai besok tidak ada makan lama-lama seperti ini lagi, Ardi ke ruangan papa ada yang mau papa bicarakan" ujar Jayendra lalu pergi ke ruang kerjanya.

"Abang pergi dulu kalau gak habis jangan di paksa nati abang minta bini buatin bubur buat kamu" ujar Ardi lalu beranjak pergi ke ruang Jayendra.

Natha menghela nafasnya dengan pelan "bosen gua mode kalem gini terus" gumamnya dirinya terpaksa menjadi anak yang lugu dan kalem demi tetap tinggal bersama keluarganya karena hal itulah yang Lusia katakan pada dirinya, orang tuanya menginginkan dirinya menjadi anak yang baik dan penurut.

"Apa gua kaya biasanya aja kali ya? Toh mereka juga gak gitu perduli sama gua" gumamnya, memikirkan apakah dirinya harus menjadi dirinya sendiri atau tetap seperti ini menjadi anak yang pendiam dan penurut "Kan hidup cuma sekali kalau gak bisa menikmati hidup ngapin hidup, benar sih hidup cuma sekali gua harus menikmati hidup gua bodoh amat lah mereka mau gimana, balikin gua ke tempat Lusia lagi juga gak masalah" ucapnya lagi.

"Tuan muda" panggil Aska dari arah belakang Natha.

Natha menoleh ke belakang melihat Aska yang membawa mangkuk entah apa isinya"kenapa?" Tanyanya.

"Ini bubur untuk anda tuan muda" ujar Aska meletakan mangkuk bubur itu di atas meja "silahkan tuan muda" lanjunya.

"Siapa yang minta ini?" Tanya Natha menatap Aska yang berdiri di samping kursinya.

"Tuan Ardi tadi yang memintanya, katanya anda sakit-"

"Buat kamu aja aku udah kenyang" sela Natha lalu beranjak pergi dari ruang makan.

"Tapi tuan muda, ini bubur khusus untuk anda" cegah Aska menghentikan langkah Natha.

"Kalau gitu aku khusus kasih buat kamu, makan ya Aska buburnya aku ijin keluar dulu sebentar ada urusan penting" ucpa Natha lalu segera pergi menuju pintu keluar mansion.

"Tuan muda tunggu anda mau ke mana?" Tanya Aska mengejar Natha keluar "tuan muda ini sudah malam anda mau pergi ke mana?" Tanyanya saat melihat Natha sudah berada di atas motornya.

Natha Aleron Murai (TERBIT)Where stories live. Discover now