Chapter 4

537 109 3
                                    

[Chapter 5  Why I Ain't Yours sudah bisa dibaca lebih dulu di Karyakarsa kataromchick. Happy reading!]

Sudah banyak sekali kekecewaan yang Dean ciptakan di hati Edna. Rasanya tidak mengherankan jika perempuan itu tak ingin melihatnya. Bahkan untuk memberikannya kesempatan bicara mengenai bayi di dalam kandungan Edna saja tak bisa. Pikiran Dean melalang buana ke lain hal, meski saat ini dirinya berada di meja makan bersama keluarga besarnya dan sang istri. 

"Hon, makanan kamu nanti dingin." Teguran dari Jena membuat Dean mengubah pikirannya. 

Ada hal yang ingin Dean ungkap di sini. Hal yang membuat Dean tak bisa berbahagia bersama perempuan yang dicintainya. Fakta bahwa dirinya memang mencintai Edna tidak bisa diganggu gugat. Dean ingin mengungkapkan bagaimana piciknya keluarga ini menyembunyikan fakta sebenarnya, memanfaatkan kecerobohan Dean yang asal percaya saja dengan permainan yang dilakukan Brayden dan Mason.

Denting sendok yang Dean letakkan dengan keras membuat seluruh tatapan mengarah padanya. 

"Hon? Kamu kenapa?" tanya Jena dengan bingung. 

"Saya ingin menyampaikan sesuatu di sini, sekarang."

Semula semua orang menatap dengan bingung, tapi saat ibu Jena langsung menyeletuk. "Oh, ya ampun! Kalian pasti membawa kabar bahagia, kan? Pengantin baru memang selalu mampu memberi kejutan kepada keluarga!" 

Wanita itu tertawa dengan santainya. Membuat Dean tak habis pikir kenapa wanita itu yang menjadi ibu tiri Edna. Kenapa harus Edna yang mendapatkan takdir semacam ini? 

"Jena tidak hamil," ucap Dean. 

Kebingungan kembali membuat suasana menegang. Orangtua Dean sendiri tidak berusaha menghentikan putra mereka, karena tidak tahu apa yang ingin putra mereka sampaikan. Di sini, hanya Brayden yang pasti tahu betul mengenai kehamilan Edna dan seluruh drama dibaliknya. Untung saja Brayden tidak ikut makan malam keluarga ini, jadi Dean memiliki kesempatan untuk bicara bebas. 

"Jena tidak hamil, dan tidak akan pernah hamil."

Perempuan itu langsung menekan paha sang suami, berusaha menghentikan apa pun yang akan Dean sampaikan. Jika pria itu membuka kartu bahwa Jena tidak akan hamil, itu tandanya ada bahaya yang akan datang. Bagi Jena ini adalah hal mengerikan yang sudah susah payah disembunyikannya dari keluarganya. Namun, Dean tampaknya masih tak bisa diajak bekerja sama. 

"Apa yang kamu sedang katakan ini, Dean?" ucap Marlyn, ibu Jena. 

Selain Jena, sudah pasti ibu perempuan itu yang tidak bisa tenang. Wanita yang terlihat anggun dari luar itu, sungguh busuk sekali karena menyingkirkan anak tertua keluarga ini demi bisa menempatkan anaknya yang licik naik ke tahta tertinggi. Tidak bisa Dean percaya, dirinya sudah masuk dalam perangkap keluarga yang tidak benar-benar normal ini. Namun, Edna sudah lebih dulu masuk dalam keluarga tidak normal ini. Bertahun-tahun dan bahkan tidak mengeluhkan apa pun. Bagaimana bisa? 

"Saya harus mengatakan ini. Bahwa saya tidak ingin ada hal lain yang ditutupi lagi. Saya sudah sangat bodoh menjalani kehidupan saya beberapa bulan belakangan ini. Saya sudah mengecewakan dan bahkan mengabaikan fakta bahwa Edna tidak pernah mengkhianati saya."

Orangtua Dean mulai menatap putra mereka tak percaya. Sadar bahwa ucapan putranya sangat melenceng jauh. 

"Dean, papa rasa kamu terlalu banyak meneguk wine--"

"Nggak, Pa. I'm okay, aku nggak pernah merasa sebagik ini, dan aku nggak meminum sedikit pun wine yang disuguhkan. Aku meminum air mineral. Aku ingin semua orang di sini mendengarnya. Bahwa anak yang Edna kandung adalah anakku."

Why I Ain't Yours?Where stories live. Discover now