Part 15

1.7K 256 7
                                    

Kenrich menatap datar pemandangan membosankan di depannya, yang secara langsung tersiar sejak satu jam yang lalu. Duke itu berdecak kesal saat ia hanya duduk dan menjadi pendengar saja.

"Jadi kau menganggap Kenrich pencuri anggur itu?" Lucas menyimpulkan setelah Clarencia bercerita. Yang ditanya mengangguk saja.

"Sudahlah, jangan membahasnya lagi. Itu membuatku kesal." ketus Clarencia. Lucas melirik Kenrich dengan canggung, sebab ia baru sadar bahwa mereka membicarakannya di depan orangnya.

"Kapan kau akan mengembara lagi?" kali ini Clarencia berucap dengan semangat. Terdapat binar di manik ambernya yang menatap kagum sosok Lucas.

Lucas sendiri tersenyum lebar.
"Emm hemm aku belum memikirkannya. Tapi tidak dalam waktu dekat." ucapnya sembari menyugar rambutnya penuh percaya diri.
"Kapan-kapan ajak aku. Boleh?" tanyanya penuh harap.

Dengan cepat tanpa berpikir panjang lagi Lucas mengangguk.
"Tidak masalah. Sepertinya aku akan lebih sering pergi ke hutan untuk berburu. Kau tertarik?" Lucas menyahut dengan antusias. Clarencia tersenyum lebar.

"Tentu, ajarkan aku menangkap ikan." serunya.

"Yahhh tapi bagaimana? Kau akan menikah." Lucas kembali teringat dengan hal yang membuatnya patah hati. Dengan wajah masam ia menoleh kembali pada Kenrich yang tetap enteng.

"Aku akan membantumu menjelaskan kesalahpahaman ini pada Paman dan Bibi supaya semuanya selesai. Bagaimana?" Lucas menawarkan dengan serius. Tapi apa yang bisa diharapkan, Sang Duke sudah lebih dulu tertidur dengan posisi duduk.

Lucas merengut kesal.
"Ayo bantu aku memapahnya ke kamar. Ini sudah sangat larut." titahnya pada Clarencia. Mau tak mau gadis itu membantu Lucas yang sepertinya tidak akan sanggup membawa tubuh besar Kenrich sendirian. Akhirnya ia mengambil bagian di sebelah kanan dan mengalunkan tangan kokoh Kenrich di lehernya.

"Ayo."

Dengan tergopoh-gopoh mereka membawa tubuh Sang Duke yang bergumam tidak jelas ke arah kamar yang bersebelahan dengan ruangan pribadi Duke. Susah payah Lucas membuka pintu dengan sebelah kakinya. Pintu terbuka, ruangan itu tampak gelap dengan setitik cahaya lilin di atas meja.

"Kenrich tidak menyukai kamarnya dalam keadaan terang." Lucas memberitahu setelah mereka berhasil membaringkan tubuh Sang Duke ke atas ranjang.

"Tuan Muda Valentino." Asher masuk ke dalam kamar.

"Ayah Anda, Marquess telah tiba di depan dan mencari Anda." lanjutnya.

Mendengar itu Lucas sendiri meringis. Habislah, ayahnya sudah tahu jika ia pulang. Setelah ini pria itu akan memarahinya karena tidak langsung pulang. Niatnya yang ingin menginap di sini harus ia urungkan sebelum pria itu menyeretnya. Dengan berat hati ia mengangguk. Sebelum itu ia melirik Clarencia.

"Duke tidak suka tidur dengan pakaian lengkap. Buka saja kemejanya nanti. Aku pergi dulu." Lucas menepuk-nepuk kepala gadis itu semberi tersenyum amat manis membuat Clarencia tersipu.

"Ayo Tuan, saya antar." Asher memberi jalan. Lucas mengangguk dan langsung beranjak dari sana dengan langkah lebaranya. Asher dengan senantiasa mengikuti pemuda itu dari belakang.

Tersadar dari rasa kagumnya, Clarencia pun bersiap meninggalkan kamar itu. Tentang melepas kemeja Kenrich seperti titah Lucas, ia tidak sebaik itu. Lagipun Duke satu itu sudah tidur, mau sudah dilepas atau tidak kemejanya, ia tidak akan tahu dan merasakannya.


Tanpa berpikir panjang gadis segera melangkah pergi. Namun baru selangkah ia menginjak lantai itu, sesuatu yang tergeletak begitu saja telah membuatnya terjungkal ke belakang dan jatuh di atas tubuh Sang Duke. Clarencia berdecak, dengan malas ia bangkit berdiri. Namun sesuatu yang mengganjal lagi membuatnya kesulitan untuk bangun. Ia melirik ke bawah perutnya, sepasang tangan telah melilit dengan begitu erat.

Hai, Duke! Where stories live. Discover now