Part 24

2K 256 19
                                    

"Beginikah kelakuan seorang Duke?"

Dua pasang mata yang saling menyelami manik masing-masing serentak menoleh ke sumber suara tegas penuh intimidasi. Serentak dua pasang kepala itu menoleh ke arah pintu yang terbuka lebar. Jantung Clarencia hampir saja keluar dari sarangnya melihat keberadaan beberapa orang sedang memandang mereka dengan tatapan menghakimi. Kulitnya mati rasa dan rasa perih di tubuhnya seakan hilang tanpa jejak. Lebih mengejutkan lagi jika salah satu dari mereka adalah seorang Raja. Raja Aldric menatap Kenrich sebelum tatapannya jatuh pada Clarencia yang masih belum menguasai dirinya.

"Yang Mulia, mari ikut saya." Henley segera mengatasi keadaan tidak patut dijadikan tontonan itu dengan sigap. Tanpa berkata apapun lagi, raja Aldric segera angkat kaki dari sana, bersama Henley dan Asher, sedangkan Louisa masih termangu.

Sang Duke yang tersadar segera melompat turun dari dalam bathub dengan kondisi basah kuyup. Lelaki itu menyingkap rambutnya dengan kasar dan memandang Ibunya yang kini telah memandang dirinya dan Clarencia dengan tajam.
"Apa kamu tidak bisa menunggu lagi Kenrich? Ini benar-benar memalukan! Kalian mesum dan itu tertangkap langsung di mata Raja." Louisa memijit pelipisnya yang sepertinya akan meledak sebentar lagi.

Clarencia dengan tertatih-tatih turun dari dalam bathub dan langsung dipapah oleh Louisa yang sedikit mengiba.
"Kenrich! Kau benar-benar keterlaluan, kau berbuat mesum bahkan disaat Clarencia seperti ini. Kau memaksanya bukan?!" hardik wanita itu dengan mata memelototi Kenrich yang kini tidak terima.

"Ibu, ini tidak seperti yang terlihat, ini kesalahpahaman saja." sela lelaki itu.

"Ibu tidak akan mau mendengar leluconmu itu, setiap kalian tertangkap basah, kalian selalu membawa kata salah paham. Kamu pikir Ibu anak kecil ha? Sudah berapa kali Ibu memergoki kalian? Ibu tahu!" dengan rasa menggebu, Louisa berucap.

"Ini murni kesalahpahaman." ringis Clarencia disela-sela rasa perih yang kembali ia rasakan.

"Tidak ada yang akan percaya, kalian tidak pandai membohongi Ibu." serobot Louisa kini berpaling menatap gadis itu.

"Ikut Ibu!"

Kenrich hanya bisa diam tanpa ekspresi datarnya melihat kepergian kedua wanita beda generasi itu.
"Asher!"

Suaranya yang lantang telah membuat pertanda tidak baik untuk lelaki tegap yang senantiasa berjaga di depan pintu kamar. Asher, lelaki itu mau tak mau menghadap Tuannya walaupun sebenarnya ia ingin menghilang dari muka bumi ini. Asher menelan ludahnya dengan kasar saat disuguhkan tatapan maut Kenrich, walaupun bibir atasannya itu membentuk senyum lebar. Ya sangat lebar, dan itu pertanda musibah.

Paginya di istana ratu Ellaria menemui suaminya secara pribadi di ruang baca pria itu. Disana, sang raja sedang membaca buku sembari menyesap tehnya. Melihat kedatangan istrinya, pria itu mengangkat alisnya.
"Ada apa?" tanyanya.

Ratu Ellaria menarik napas setelah duduk di depan suaminya yang hanya dibatasi oleh meja saja.
"Apa pagi ini tidak ada jadwal?" wanita itu malahan menjawab dengan sebuah pertanyaan. Raja meninggalkan cangkir tehnya di atas meja tanpa melepas pandang dari paras ratu Ellaria yang diagungkan seluruh negeri.

"Siang nanti ada janji temu dengan Duke." ucapnya.

"Ada apa?" raja Aldric kembali melontarkan pertanyaan yang sama.

Ratu Ellaria menatap suaminya dengan tatapan yang berubah serius.
"Aku sudah tahu alasan kenapa kamu semalaman mengurung diri di sini." ucapnya.

Raja Aldric tidak menyangkal dan tetap diam sembari menunggu lanjutan dari Ratu Ellaria. Pasangan suami istri itu hening selama beberapa saat sebelum ratu sendiri yang kembali membuka suaranya.
"Jadi kamu akan menurunkan mandat pernikahan Duke dengan gadis itu?" tanya sang ratu.

Hai, Duke! Where stories live. Discover now