NDR 20

34 2 0
                                    

Setelah tiba dirumah sakit, Dina membawa Rey ke ruang rawat untuk di periksa dokter.

"Dok tolong teman saya ya" Ujar Dina. Rumah sakit Rey dan rumah sakit Nita berbeda. "Baik" Seru dokter. Dokter memeriksa Rey dan Dina mencoba menelpon nomor orang tua nya Rey dan memberitahukan semuanya tentang Rey.

Tak lama kemudian dokter selesai memeriksa dan membolehkan Rey untuk di jenguk. "Keadaan pasien sudah stabil, pasien sudah boleh di jenguk" Ujar dokter.

Dina bergegas masuk ke ruangan Rey. Dan terlihat Rey belum sadarkan diri, dia masih dalam keadaan pingsan. Dina melihat wajah Rey terus dan melirik nya sedari tadi.

"Kalau dilihat lihat, dia ganteng juga" Umpat Dina. Namun saat Dina bicara seperti itu, Rey mulai terbangun dan membuat Dina salah tingkah.

"Eh e- ka-kamu udah sadar?? " Tanya Dina sembari gelapan. "dimana aku? " Tanya Rey. "Kamu di rumah sakit tadi aku nemuin kamu di jalan pingsan" Jelas Dina.

Rey mulai teringat Nita lagi. "A-aku harus mencari Nita" Rey hendak bangun dari tempat tidur nya dan ingin turun dari tempat nya namun Dina menghentikan Rey.

"Kondisi kamu belum stabil. " Ujar Dina sembari memegang kedua pundak Rey dan memintanya tenang. Dan Dina membaringkan Rey lagi di tempat nya itu.

"Nanti aku telpon Nita tenang aja" Ujar Dina.

Rey mulai tenang dan tidur kembali di tempat pasien.

Ceklek..

"Rey kamu kenapa? " laras datang dan memeluk anak nya itu. "Aku gapapa bu" Rey mengusap punggung ibunya dengan penuh cinta kasih.

"Eh ada Nita lagi ya? " Tanya Laras pada Dina yang sedang berdiri di samping nya. "Bukan tante saya bukan Nita" Jelas Dina. "Oh maaf ya kirain tante Nita soalnya mirip banget" Laras tersenyum ramah pada Dina. Dina pun membalas senyuman Laras.

"Kenapa keluarga ini bahas Nita terus sih! " Gumam Dina dalam hati sembari mata yang dilingkar kan ke sekeliling dan juga bibir yang cemberut kesal. Sepertinya Dina sudah mulai kesal pada Nita.

"Bentar ya aku pergi keluar dulu mau menelpon Nita" Jelas Dina. "Iya" Rey mempercayai nya.

Saat di luar ruangan Dina berpura pura menelpon Nita, tapi yang sebenarnya Dina ga menelpon siapapun. Entah karena iri atau karena hal yang lainnya.

Ceklek..

Dina masuk ruangan lagi. "Nita katanya lagi sibuk" Ujar Dina berbohong. "Ko aku kayak susah percaya gitu ya sama teman dekat Nita yang ini" Gumam Rey dalam hati. "Oh yaudah gapapa makasi ya" Rey pura pura ramah saja pada Dina.

*********

Rey dan Nita sudah diperbolehkan untuk pulang dan mereka pun pulang dan melakukan aktivitas sehari hari seperti biasanya.

Rey kembali bersekolah seperti biasa, namun Nita masih dilarang oleh orang tua nya pergi ke sekolah karena kejadian kemarin. Rey yang berada disekolah terus mencari keberadaan Nita dan ingin sekali melihat keadaan nya saat ini.

"Nita lo dimana si? " Umpat Rey, dia mencoba menelpon nomor Nita namun..

Tuuuuttthh..

"Sialan...! " Rey membantingkan HP nya karena nomor Nita susah dihubungi dan tidak aktif.

"Rey kamu dan Nita harus bertanggung jawab atas kejadian kemarin! " Teriak Bu Tis yang kini berada di hadapan nya saat dia melihat Rey sedang menelpon.

"Tapi bu.. Ini semua salah Cinta kenapa jadi aku dan Nita yang harus bertanggung jawab? " Seru Rey pada Bu Tis dengan nada suara sedikit lebih tinggi dari biasanya.

"Oh beraninya ya kamu membantah! " Karena Rey tidak ada pilihan lain jadi dia menyetujui perintah Bu Tis.

"Kok aku makin curiga sama Bu Tis ya? " Gumam Rey. "Jangan lupa bilang sama teman mu itu si Nita ! " Ujar Bu Tis. Dia pun pergi meninggalkan Rey.

Rey kini harus membersihkan seluruh sekolah SMK harapan bangsa. Dan kini ia sedang membersihkan lapangan. Disana juga ada Steven yang melihat Rey terus. Steven menghampiri Rey yang sedang menyapu lapangan.

"Heh lo kan yang membuat Nita masuk rumah sakit?! " Bentak Steven , membuat Rey tersontak kaget. "Maksud kamu Nita masuk rumah sakit? " Tanya Rey yang kini kembalikan pertanyaan.

"Iya dan ini semua gara gara lo! Lo yang kemarin udah melepaskan tangan Nita dari genggaman lo! "Bentak Steven lagi.

Wajah Rey langsung datar ia pun menjatuhkan sapu ditangan nya dan pergi berjalan menuju kamar mandi. " Hey lo mau kemana!? Lo harus tanggung jawab! " Namun teriakan Steven tidak di dengar oleh Rey.

Rey kini berjalan datar ke arah kamar mandi dengan wajah melamun datar.

Sesampainya di kamar mandi, Rey melihat wajah nya dari cermin kamar mandi. "Ini semua salah gw? " Tanya Rey pada dirinya sendiri sembari menunjuk pada wajah nya sendiri.

"Semua salah gw? " Tanya Rey lagi. "Hahahahaa.. " Rey tertawa gila, bukan berarti kehilangan gila karena kehilangan akal, namun ia gila karena kini ia menyalahkan dirinya sendiri atas semua masalah yang terjadi pada Nita.

"Ini semua salah gw!!! " Rey meringis duduk di pojok kamar mandi dan menangis tersedu sedu. Ia pun berdiri dan mengepalkan tangan nya kemudian dilayangkan dan dipukul kan pada dinding beberapa kali sampai tangan nya berdarah.

Rey kembali menangis dan menyalahkan dirinya lagi.

Ceklek..

Canva masuk ke kamar mandi setelah melewati kamar mandi dan mendengar teriakan orang di dalam nya.

"Rey! Lo kenapa? " Canva melihat Rey lalu kemudian dia menghampiri Rey. Rey memeluk Canva. "Ini semua salah gw! Ini semua salah gw! " Rey kembali menangis di pangkuan Canva sampai tersedu sedu dan karena ia terlalu lama menangis akhirnya dia pingsan di pelukan Canva.

NITA AULIA SYARINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang