56. CHANGE AND NEW LIFE

102 10 10
                                    

"Masa lalu adalah guru bagi orang yang mau mengambil pelajaran."
___________

🎧 : Tanpa Pesan Terakhir-SEVENTEEN

___


Selamat membaca~

🪡

Di jam-jam terakhir seisi kelas XII IPA 2 sibuk menyelesaikan tugas yang diberikan Pak Sofyan, kecuali Albi. Ia sudah mengumpulkan tugasnya dari tadi. Selama tidak ada Okta di kelas, Albi bisa lebih fokus mengikuti proses pembelajaran. Meski tetap ada orang-orang yang tidak suka keberadaan Albi. Tidak masalah. Yang terpenting mereka tidak mengganggu seperti Okta. Albi mencoba berdamai dengan keadaan. Ia tidak lagi berharap didekati dan punya teman lagi.

Bosan rasanya harus berdiam diri menunggu teman-temannya selesai, ditambah jam pulang masih lama. Albi mengeluarkan buku buram dari tasnya, tak sengaja netra Albi menangkap benda persegi pipih. Tujuan Albi berubah, ia mengambil benda tersebut dan mengabaikan niat ingin mencoret-coret tidak jelas di buku buram.

Albi menimang-nimang ponsel pemberian Kanaya. Rasa rindu hadir di sela-sela kegiatan Albi. Ia merindukan semua hal yang ada pada Kanaya, senyum, tawa, ekspresi cemberut, dan pelukan Kanaya. Albi tidak bisa membohongi perasaannya. Ia masih sering curi-curi pandang pada Kanaya. Mata Albi senantiasa memantau Kanaya dari jauh. Apalagi saat ini Kanaya kembali sendiri, tidak ada Abay yang menemani. Walaupun Kanaya masih sering dijemput Abay pulang sekolah.

Albi mengeluarkan ponsel yang dibelikan Ibunya. Membandingkan kedua benda itu. Albi memutuskan tidak akan berlarut-larut merindukan Kanaya. Ia berencana mengembalikan ponsel tersebut pada Kanaya.

Albi:
Kanaya,
Bisa ketemu pas
pulang sekolah ga?

Albi mengirim pesan pertama kali setelah mereka berjauhan. Ia tidak yakin Kanaya mau membalas.

Kanaya:
Dimana?

Albi:
Belakang sekolah.

Kanaya:
Di lorong aja

Albi:
Oke.
Tapi tunggu sepi, ya?

Kanaya:
Hm.

Satu jam setelah balasan Kanaya, bel pulang berbunyi. Semua murid tersenyum lega menyambut waktu pulang mereka. Mereka berbondong-bondong menuju gerbang depan, sebagian ke gerbang belakang terkhusus untuk anak-anak yang suka bolos. Biasanya mereka memarkirkan motor di sana.

Tidak butuh waktu lama, lorong kelas XII sudah sepi. Tinggallah seorang cowok menggenggam ponsel di tangannya, ia membolak-balik ponsel sembari menunggu seseorang yang berjanji akan menemuinya. Angin sepoi-sepoi memberikan kesejukan saat membelai lembut kulit tubuh.

Albi menegakkan tubuh saat suara sepatu mendekat. Perlahan ia memalingkan wajah ke sumber suara. Seorang cewek tanpa ekspresi menghampirinya. Albi menahan senyum yang hendak ia berikan sebagai sambutan. Akan tetapi, suasana terlalu canggung untuk sekedar tersenyum.

"Ada perlu apa, Albi?" tanya Kanaya, dingin.

"Aku kira kamu udah pulang." Sial, Albi kelepasan tersenyum kecil.

AFEKSI (end)Where stories live. Discover now