sansan senam bareng papi mami

114 12 1
                                    

Nihaobnb Headquarter

#Slack

Cathy: Ndy, laptop gw lemot
Bisa tolong cekin?

Andy: Ok mba

.
.
.

Krisna: Ndy, nota tambah RAM kemarin

Krisna: sending a photo..

Andy: Ok bg mksh

.
.
.

Sheila: Ndi

Andy: Apa mba?

Sheila: Fore?

Andy: Bg wian mau

Sheila: Yang apa?

Andy: Caramel praline macchiato

.
.
.

Jovita: Ndy

Jovita: Wifi marketing knp mati ya

Andy: Ok, otw

.
.
.

Ira: Ndi

Ira: Ke ruanganku sekarang

Andy: Baik mba

.
.
.

Andy menghela napas. Ya, beginilah hari-harinya di kantor. Mengurusi ini itu.

Sementara hanya bisa bertahan seperti ini sambil menunggu Tante Sandra kembali. Entah kapan.

Andy menyeruput air mineralnya, kemudian lanjut membuka Slack. Ternyata ada pesan baru..

Windy: Andy
Laptopnya ga bisa connect wifi kenapa ya?

Windy. Namanya mirip salah satu tante-tanteannya. Tante Winda. Yang sekarang sudah berpaling ke lelaki lain yang lebih muda darinya. Andy jadi kesal lagi ingat hal itu.

Andy: Udah coba di restart?

Windy: Bentar

Windy: Udah direstart tetep ga bisa nih
Knp ya☹️

Andy: Ok
Otw

Andy menengok ke arah Wian, yang memang satu kubikel dengannya, "Emm, Bang Wian.."

Lelaki yang banyak dibilang agak mirip dengannya itu menoleh, "Hmm?"

"Windy itu yang mana ya?"

"Admin baru. Anaknya Bang Dyo."

Begitu nama Dyo disebut, Andy langsung tahu ke mana ia harus menuju.

Lelaki berambut blonde itu lantas beranjak dari kubikel dan berjalan ke arah ruangan paling pojok dekat kamar mandi.

"Andyyy~~"

Seperti biasa, sebagai karyawan paling muda yang memiliki tubuh atletis dan visual innocent, admin yang semuanya wanita selalu heboh menyambutnya tiap kali ia datang ke ruangan.

Kedatangan Andy seolah menjadi penyegaran tersendiri bagi mereka. Apalagi, lelaki itu masih berstatus lajang. Jadi, masih aman untuk dibercandai.

"Eh, Andy.. cari siapa hayoo.."

"Windy."

"Cieeee, Windy nih sekarang. Kemarin Niana."

"Ni, Andy gak nyariin lo lagi loh."

"Ndy, gue cemburu loh. Hiks hiks. Tega banget sih, Ndy."

"Apa, sih."

"Eh eh.. kok bajunya Andy sama kaya Niana sih."

"Iya juga, kok sama ama gue sih, Ndy. Emang jodoh gak kemana."

"Ih, foto dong kalian berdua."

Andy lalu meladeni mereka terlebih dahulu, seperti yang biasa ia lakukan.

"Langsung gue post nih, couple of the day. Lo respost dong, Ni."

"Gak ah, ntar cowo gue yang asli marah lagi. Hehehe." ujar karyawan bernama Niana tadi.

"Huuu."

"Ndy, ntar ikut outing tim kita yuk."

"Gak ada duit gue. Kalo dibayarin mau."

"Gampang."

Andy mendekat ke karyawan perempuan yang baru saja ia lihat hari ini, karena sepertinya itu Windy.

"Gak bisa konek ya?" tanya lelaki itu ke gadis berambut panjang dengan ujung bergelombang.

"Eh? Eum, gue bukan Windy. Dia lagi ke toilet."

"Oh."

"Windy, lo dicariin nih!"

Andy balik badan dan sedetik kemudian matanya membuka lebar.

Gadis berambut pendek dengan bentuk mata, alis, hidung, lengkungan bibir, dan tarikan senyum yang begitu familier masuk ke dalam ruangan.

Mirip sekali dengan Gyeoul..

"Andy, ini laptopnya gak bisa wifinya. Kenapa ya." keluh Windy.

Andy dengan segera mengumpulkan kesadarannya, kemudian berdehem, "Coba sini."

*****

"Bangun, Pi."

Minggu pagi, Harris masih molor padahal kemarin malam sok ngide untuk jogging di luar pagi ini.

Kirana berusaha membangunkan lelaki itu dengan berbagai cara, termasuk menarik-narik kakinya.

"Masih ngantuk, Mi."

"Gimana sih, Pi, kita udah siap ini."

"Lima menit, Mi."

"Keburu siang, Pi."

"Ngantuk, Mi."

"Pi!" Sansan berjalan sempoyongan ke tepi ranjang. Dia lalu menepuk-nepuk wajah papinya, kemudian mencium keningnya. "Ayo, Pi!"

"Tuh, disuruh bangun ama anaknya."

Kirana menarik selimut Harris agar lelaki itu bangun. Ia juga telah mematikan AC dan membuka gorden sehingga sinar matahari bisa menembus ke dalam.

Harris ngulet dan perlahan bangkit dari tidurnya. Ia lalu cuci muka dan gosok gigi, lalu ganti baju dengan kaos abu-abu polos serta celana training hitam.

"Ayo, Mi." ajak Harris.

Ia ke ruang tengah dan istrinya malah goleran di sofa.

"Pi, aku kok capek ya habis nyapu. Kamu aja sana sama Cancan."

"Yee, gimana sih."

Mereka bertiga akhirnya tidak pergi kemana-mana dan hanya senam zumba di rumah.

"Yang bener, Pi, gerakannya."

"Ini udah bener."

Sansan ikut melakukan gerakan di samping maminya.

"Kok belum 30 menit udah capek ya, Pi?"

"Ganti senam lansia aja, Mi. Ini kan senam anak muda. Makanya cepet capek."

"Oh, jadi kamu ngatain aku lansia?"

"Senamnyaaa, Mami."

Kirana tidak mood dan berhenti senam, ia lalu mengambil air minum ke dapur. Sementara itu Harris tetap melanjutkan senamnya.

Sansan Family [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang