papi nostalgia

96 11 1
                                    

Harris, Kirana, dan Sansan mampir ke bakmi pangsit seusai mereka menghadiri resepsi salah satu karyawan Nihao. Setelah ini, niatnya mereka mau jalan-jalan ke Sea World.

"Cancan nanti mau liat apa, Can?" tanya Kirana. "I......"

"Kan." jawab Sansan, membuat Kirana tepuk tangan.

Harris kembali dari memarkirkan mobil dan langsung bergabung dengan istri beserta anaknya.

"Udah pesen, Mi?"

"Ini baru milih."

Harris dan Kirana lalu menulis pesanan dan memberikan kertas orderan ke meja depan.

"Pi, kok aku ada pikiran buat ngejodohin Windy sama temenku ya?" celetuk Kirana random.

"Temen yang mana?"

"Itu, si Mahendra. Tau kan?"

"Windynya emang mau kamu jodohin?"

Kirana mengangkat kedua bahunya, "Gak tau, aku belum bilang sih."

"Emang Windy belom punya pacar?"

"Gak punya, Pi." kata Kirana. "Di kantor ada yang deket sama dia gak?"

"Andy."

"Andy???"

"Anak admin kan deket sama Andy, pada 'gelendotan' sama dia kalo di kantor."

"Oya?"

"Huum."

"Windy juga?"

"Mungkin."

"Awasin, Pi. Jangan sampe Windy deket ama Andy."

"Ngapain diawasin, dia kan udah gede. Lagian aku gak ada waktu. Kita beda ruangan. Kerjaanku juga lagi hectic. Mau nambah karyawan tapi belom ketemu-ketemu yang cocok." Harris malah curcol tentang kerjaan.

Padahal kalau di rumah, jarang-jarang Harris mengeluh tentang pekerjaan begini. Memang, kalau sedang di luar, omongan yang tidak terceritakan di rumah bisa keluar sendiri.

"Sesusah itu nemu yang cocok, Pi?"

"Hm."

"Padahal Nihao peminatnya banyak kan? Waktu itu aja di job fair yang ngantri bejibun."

"Iya, tapi ya gitu. Banyak yang tumbang pas technical test."

"Ntar coba aku kasih info ke temenku, Pi. Siapa tau ada yang cocok."

"Iya, Mi."

"Permisi," Mie pangsit mereka pun datang bersama sepiring gyoza lembut yang di atasnya dituangi chilli oil.

Kirana merobek plastik pembungkus sumpitnya dan mengeluarkan benda panjang dari kayu itu.

Harris juga sama, ia lalu mencampur mie-nya dan menambahkan beberapa bumbu. Aroma minyak ayamnya langsung menembus indera penciuman.

*****

Terik matahari siang itu begitu menyengat ketika tiga orang manusia keluar dari mobil dengan outfit santai.

Mereka tadi ganti baju di jalan, kemudian lanjut ke Sea World. Katanya, biar Sansan tahu yang namanya ikan.

Sudah hampir 20 tahun Harris tidak pergi ke tempat ini, terakhir jaman SMA. Dengan Kirana.

Memang, tempat ini seperti wisata masa lalu.

Waktu itu dengan masih mengenakan seragam SMA, mereka berdua pergi ke sini.

Kirana, yang saat itu masih gadis, begitu semangat tidak tahu kenapa.

Harris remaja lantas mengeluarkan ponsel Nokia N70 miliknya dan memotret Kirana dari samping ketika gadis berpotongan pixie cut seperti laki-laki itu sedang fokus memandangi akuarium raksasa.

Cewek norak, gumamnya.

Dua remaja itu kemudian memasuki terowongan akuarium. Kirana sibuk memperhatikan ikan, sedangkan Harris sibuk memperhatikan Kirana. Sambil sesekali memotretnya tanpa gadis itu tahu.

"Ih, ada ikan pari!!!!"

"Ikan piranha!!!!"

"Ikan apa ini, kok bentuknya gini?"

Tiap kali Kirana mengekspresikan kekagumannya pada biota laut itu, Harris hanya menjawab hm tanpa mendengarkan apa yang diucapkan gadis itu.

"Lu mo jadi cewe gua kaga?" tanya Harris tiba-tiba, tidak ada angin tidak ada hujan.

"Hah?"

"Pacaran, kayak orang-orang."

Kirana menatap Harris aneh, "Gak ah."

"Kenapa? Geng lo, si Ezra, Sam, Frans, Jensen, Handi, semuanya pada pacaran, lu kaga. Lu ditinggalin. Mending sama gue." kata Harris. "Gua tau lu normal, ga kaya yang orang-orang bilang."

"Emang lo suka sama gue?"

"Mayan."

Kirana berpikir tiga menit, "Yaudah deh."

Harris tersenyum dalam hati, kemudian berdehem, "Yaudah."

Mereka pun jadian. Hanya begitu saja awalnya. Seperti tidak niat. Tapi endingnya malah sampai pernikahan.

Harris sama sekali tidak membayangkan kembali ke sini dengan wanita yang sama. Ditambah kini ada anak kecil yang mirip dirinya.

"Papi!" Sansan memeluk kaki Harris di bawah sana, kemudian menarik tangannya ke arah pintu masuk Sea World. "Ayo, Pi."

_____

_____

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Sansan Family [HIATUS]Where stories live. Discover now