Chapter 8

607 37 0
                                    


Mark dengan segera mendorong sosok kurus Haechan ketempat tidur lebar. Haechan tercekik, terluka dan ketakutan oleh sosok tinggi didepannya. Mark berdiri diam menatap Haechan tapi sorot matamya berkobar marah.

"Hei... Mark.... Aku hanya keluar untuk makan... Itu saja... aku benar-benar tidak tahu menghilangnya Chenle... Uh," kata Haechan gemetar.

"Jadi, kamu pergi dan melakukan sesuatu yang bodoh tanpa memberitahuku!!? Apa yang aku katakan padamu, Haechan?!!" Mark berteriak keras.

"Sudah kubilang...um... Aku pergi makan..." Kata Haechan lagi.

Mark langsung menuju tempat tidur, menarik Haechan kebelakang dan membenturkannya ke headboard. Mark mencengkram kedua kaki Haechan dan menariknya ketengah tempat tidur, kemudian mengangkangi Haechan. Haechan berusaha mengangkat tangannya karena takut Mark akan menyakitinya lagi. Mark meraih kedua tangan Haechan dan menekannya dikasur.

"Aku tidak yakin kamu baru saja makan, kamu tidak tidur dengan siapapun?!!" Mark bertanya dengan suara tegas.
Haechan menatap Mark tidak percaya.

"Hanya kamu sendiri dan aku sudah merasa akan mati... Disini... Kamu, jangankan aku tidur dengan orang lain, jika aku punya tenaga untuk berjalan kearah mobil itu sebuah keberuntungan."

"Soal tidur dengan siapapun aku dapat memastikannya sendiri," kata Mark dingin.

"Jangan lakukan ini!! Tidak... Mark....cukup.... Aku benar-benar tidak kuat lagi..." Teriaknya, saat Mark melepaskan piyama Haechan.

Aahhhh...

Kancing kemeja terlepas seketika seiring tarikan Mark. Haechan berusaha meronta tapi sia-sia.

"Mengapa kamu begitu berjuang?!!! Apalah kamu ingin aku memanggil Lucas datang dan membantu?" Tanya Mark.
Haechan langsung terdiam.

"Hei, apakah kamu takut? Kenapa kamu sangat tidak pandai dalam hal ini sepanjang waktu," dengan keras.

Haechan menatap Mark dengan mata gemetar.

"Apakah kamu ingat? Ketika kalian menyakiti hati saudaraku, kalian tidak pernah berfikir bagaimana perasaan adikku? Apakah kamu memikirkannya? Bagaimana perasaan adik laki-lakiku saat itu?!!! Saudaraku!!!!! Dengan semua hal bodoh yang kalian lakukan hanya karena menyenangkan!!!" teriak Mark menatap Haechan dengan mata sama sakitnya.

Haechan menatap mata Mark dengan degup kencang di hatinya.

"Maaf..... Maafkan aku..... Aku benar-benar minta maaf.” kata Haechan lemah.

"Rasa sakitmu tidak ada bandingannya dengan rasa sakitku, Haechan," ucap Mark dengan nada yang tidak pernah didengar oleh Haechan sebelumnya dia merasa sangat bersalah didalam hatinya.

Tok...tokk....tokk....

Ada ketukan di pintu kamar Mark sebelum pintunya terbuka. Haechan begetar ketakutan karena mengira Lucas akan melakukan sesuatu pada dirinya, namun sosok tinggi Lucas maju selangkah.

"Aku akan kembali dulu, dan menyuruh orang-orangku untuk tetap mencari Chenle" kata Lucas sambil menatap mereka berdua di tempat tidur.

Mark memalingkan matanya untuk menatap temannya sebentar, meskipun faktanya dia sedang mengangkangi Haechan.

"Oke, aku akan menelponmu. Aku memintamu untuk menelpon dan memberitahu Kun, kamu harus bertanya kepada siapapun yang tahu. Aku akan mengurus ini dulu," Mark berkata dengan tenang.

"Ngomong-ngomong, apapun itu, telpon aku. Adapun kamu bajingan berwajah lembut... Aku berfikir, kamu jangan pernah menyinggung uri Mark. Aku memperingatkan mu dengan Baik." Kata Lucas sebelum menutup pintu kamar.

Aku Mencintaimu Sangat... Sangat Brutal 1 Where stories live. Discover now