Chapter 37

408 33 0
                                    


 

‘Kamu harus bertindak seolah -olah kamu tidak menerima perlakuan saudaraku dan lakukan sesuatu yang tidak dia sukai, agar kamu bisa memulai pertengkaran dengannya. Dengan begitu, akan ada alasan bagimu untuk melarikan diri dan membuat kakakku menyadari bahwa kamu melarikan diri karena kamu tidak tahan dengannya.’

Itu adalah yang dikatakan Chenle ketika dia setuju untuk bekerja bersama, dan berencana untuk menyadarkan Mark. Kata-kata itu kembali lewat dipikiran Haechan saat dia berbaring di tempat tidur, sementara Mark mandi.

‘Bagaimana bisa aku memulai pertengkaran dengannya? Aku takut terbunuh bahkan sebelum aku melarikan diri.’ Haechan bergumam sendirian, sambil memikirkan bagaimana cara menemukan ide untuk melawan Mark.

“Apa yang salah?” Ujar Mark, membuat Haechan sedikit terkejut

Haechan tidak menyadari kapan Mark keluar dari kamar mandi.

“Apanya?” Haechan bertanya kembali.

“Kamu berbaring disana dengan dahi berkerut. Ada apa?” Mark bertanya  dengan lembut sebelum pergi ke lemari dan mengambil piyama.

“Bukan apa -apa, hanya memikirkan sesuatu,” kata Haechan dengan tenang, tapi dengan hati yang berdebar cepat, karena dia masih tidak tahu bagaimana memulai perkelahian.

Mark mengangkat alisnya sedikit, tapi tidak mengatakan apa -apa. Dia berjalan ke tempat tidur dan berbaring untuk menonton TV.

“Mark, kenapa kamu harus menjemput adikmu dan mengantarnya ke kampus? Kenapa kamu tidak membiarkan Jisung melakukannya? Bukannya kamu sudah merestui hubungan mereka?” Kata Haechan

Hal tentang Chenle adalah yang pertama muncul dipikiran Haechan. Berbicara tentangnya, biasanya merupakan pemicu bagi mereka untuk berdebat, karena dia tahu Mark terobsesi dengan saudaranya. Dan, itu membuat Haechan merasa kesal, bahkan jika mereka berdua adalah saudara.

“Ada apa denganmu? Kamu biasanya tidak pernah komentar kalau aku menjemput atau mengantar Chenle. Selain itu, aku masih tidak benar -benar mempercayai temanmu,” kata Mark.

“Kenapa begitu? Mungkin saja dia ingin bersama pacarnya. Tapi di takut mengatakannya padamu. Adikmu bukan anak kecil lagi.” kata Haechan lagi. Membuat Mark mengerutkan kening.

“Aku mengkhawatirkan Chenle dan soal aku menjemputnya atau tidak, itu urusanku dan tidak ada hubungannya denganmu.”kata Mark.

Haechan merasakan sedikit rasa sakit di hatinya.

“Oh, aku tidak bisa mengatakan apa -apa? Aku tidak boleh membicarakan tentang adikmu?” kata Haechan.

“Ya, tidak ada yang bisa menyentuh saudaraku,” kata Mark, suasana hati yang baik setelah mandi menghilang sepenuhnya.

“Kalau kamu mengkhawatirkannya, kenapa kamu tidak kembali ke rumahmu dan tidur dengannya? Kenapa kamu mengawasiku? Atau, apa kamu mengkhawatirkanku?” Kata Haechan berbalik untuk melihat pada Mark.

Haechan berpikiran dalam hatinya jika Mark menjawab kalau dia juga khawatir tentangnya, Haechan akan segera membatalkan semua rencananya.

“Apa kamu pikir kamu penting sampai berpikir bahwa aku mengkhawatirkanmu?” Mark berkata dengan sedikit senyum di bibirnya.

Haechan merasakan sakit yang tajam di hatinya.

“Jadi, kenapa kamu tidak pulang dan menemui adikmu? Apa kamu tidak mengkhawatirkannya?!” Kata Haechan dengan marah.

“Apa yang sedang kamu coba lakukan? Kenapa kamu memancingku untuk berdebat? Apa kamu benar-benar ingin terluka?” Kata Mark.

“Lakukan apapun yang kamu inginkan, aku akan menerimanya karena kamu lebih kuat dariku.” Kata Haechan

Aku Mencintaimu Sangat... Sangat Brutal 1 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang