Chapter 12

561 26 0
                                    

"Mmm... bagaimana kabar adikmu?" Haechan bertanya sambil duduk kembali dan menonton film.

Mark menoleh untuk melihat sosok kurus yang duduk di lantai kamarnya.

"Mengapa kamu ingin tahu?" Mark bertanya dengan suara tegas.

"Mengapa aku tidak boleh tahu?" jawabnya.

"Apakah kamu ingin menemukan cara untuk melakukan sesuatu dengan adikku lagi?" kata Mark, bertanya lagi.

Haechan cemberut karenanya.

"Kamu pikir aku akan selalu jahat? Aku tidak peduli dengan adikmu. Aku mengkhawatirkan temanku. " Katanya lagi.

Haechan kesal karena Mark melihat dirinya sebagai orang yang selalu melakukan hal-hal buruk.

"Mmmm..., orang sepertimu. Dan kamu mengkhawatirkan orang lain," jawab Mark.

Haechan berhenti berbicara dengan Mark, dia frustrasi.

Mark melirik sebentar ke wajah Haechan.

"Aku akan membiarkan Chenle meninggalkan kuliah dan pergi ke rumah kita di kota lain," kata Mark santai.

Haechan menoleh untuk melihat Mark lagi.

"Kamu gila? Adikmu baru saja masuk sekolah." Katanya langsung.

"Kalau begitu aku akan membiarkannya mengambil cuti setahun dari sekolah. Lalu dia akan kembali ke sekolah," kata Mark lagi sambil berpikir dalam hati kenapa dia harus duduk dan berbagi cerita ini dengan Haechan.

"Kamu tidak berpikir itu buang-buang waktu,?" dia bertanya lagi.

"Aku akan membiarkan adikku melakukan semuanya selama dia tidak berada di sekitar orang jahat sepertimu," kata Mark agar Haechan segera berhenti.

"Itu kata yang buruk, sangat buruk, aku merasa tidak enak. Aku tau aku melakukan kesalahan pada adikmu, tapi kamu juga melakukannya, kan? Kamu bahkan lebih buruk dariku... Aduh! !"

Haechan berkata dengan tidak sabar sebelum berteriak kesakitan saat Mark menarik lengan Haechan untuk duduk di sofa.

"Menurutku... itu lebih baik daripada melakukan apa yang kamu lakukan, kombinasi yang buruk. Menyenangkan, bukan?", Mark bertanya dengan nada tenang bersamaan dengan menekan agak keras di lengan Haechan.

"Apa yang menyenangkan ?!" Haechan sedikit menggigil.

Mark memelototi Haechan.

"Kurasa aku harus melakukan sesuatu padamu malam ini. Mulutmu masih bagus sepanjang waktu, bajingan," kata Mark dengan suara tegas.

Mata Haechan terbelalak saat mendengarnya. Sosok itu sudah terbiasa berdebat, meskipun Mark tidak bisa mundur.

Aku Mencintaimu Sangat... Sangat Brutal 1 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang