22. Salah tingkah

4.3K 431 8
                                    

"Nda" ibu tergopoh masuk ke rumah menghampiri rianda yang sedang sarapan. Rianda dan bude kaget melihat ibu seperti itu.

"Kenapa bu?"

"Nak cantik di depan" ucap ibu dengan sapu ditangannya. Rianda mengerutkan keningnya, menelaah siapa si cantik ini.

"Aduh, nak Alana di depan. Buruan kamu sarapannya" ucap ibu mendorong pelan bahu rianda. Rianda terbelalak, ia segera bangkit menyelesaikan makannya, ia berlari ke luar rumah sampai lupa membawa bekal makan siangnya.

"Kamu jemput aku?, tumben" ucap rianda saat berdiri di sisi mobil alana.

"Cepet masuk!" Ucapnya. Rianda pun segera beralih ke sisi sebelah. Ia memicingkan matanya pada alana, telah lebih 3 minggu ia bekerja diperusahaanya tak pernah sekalipun alana menjemputnya begini, ia memang sudah beberapa kali mengantarnya pulang.

"Aku kebetulan bangun terlalu cepat pagi ini" ujar alana ketika menyadari rianda memperhatikannya.

"Kita juga bakal jadi orang pertama yang masuk kantor" sahut alana melihat arlojinya.

"Kamu bakal jadi panutan buat orang lain" ujar alana dengan senyum tipis

"Na, aku gak mau terlalu menarik perhatian di kantor"

"Hmm, tapi kamu emang menarik Nda" sahut alana. Rianda menoleh ke alana menautkan alisnya. Ia menggelengkan kepala, Alana mulai berbicara aneh.

"Kamu gak salah jalan?" Tanya rianda karena alana berbelok ke arah berlawanan dari kantor

"Karena kamu tidak mau jadi yang pertama sampai kantor, berarti kita harus telat" ucap alana

"Hah?"

Alana hanya tersenyum lebar ke rianda. Mobil itu pun berhenti di sebuah restaurant, tentu saja tempat ini resto yang pernah ia datangi dengan alana waktu itu. Resto tampak belum buka, beberapa orang sedang bersiap dan bersih-bersih.

"Selamat pagi bu" sapa seorang pria berpakaian chef. Ia mengantarkan mereka untuk duduk di tempat yang sudah disiapkan.

"Resto ini belum buka kan?" Tanya rianda

"Belum, tapi aku ingin sarapan disini" ucap alana meminum air digelasnya. Rianda memperhatikan resto yang kosong, matahari pagi menyungsup melalui jendela kaca.

Tak lama makanan dihidangkan oleh chef yang menyambut mereka tadi. Rianda berterima kasih dengan hormat karena merasa tak enak chef ini harus masak pagi-pagi di resto yang belum masuk jam operasional.

"Aku udah makan" bisik rianda setelah chef pergi. Alana mengambil sendok garpunya dan mulai makan.

"Chef bakal sedih lihat kamu gak sentuh makanan itu" ucap alana datar. Rianda terdiam menatap makanan di depannya, ia tak tega membayangkan chef yang sudah masak untuk mereka. Mereka pun mulai makan dengan tenang.

"Beberapa hari lagi kamu bakal terima gaji, genap 1 bulan. bagaimana kesan kamu kerja di perusahaanku?" Tanya alana

"Sejauh ini aku masih betah"

"Biasanya anak baru akan nangis ketika kerja denganku di bulan pertama" ucap alana sembari menopang dagunya menatap rianda.

"Kenapa nangis?"

"Aku terlalu baik sama kamu Nda" ujarnya. Rianda teringat ucapan risa saat itu, kalau alana biasanya keras dengan anak baru, tapi tidak dengannya.

"Kamu boleh marah kalau aku salah" sahut rianda menelan air liurnya.

"Hmm, aku mau kasih tahu kamu rahasia" ucap alana mendekatkan tubuhnya hingga ke tengah meja, rianda pun mendekat melakukan hal sama.

"Aku suka wanita" bisik alana. Mata rianda membesar, ia menatap alana yang tersenyum.

Light in YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang