44. DTBY - Jangan Sentuh

11 2 0
                                    

Hari konser berlangsung, Adit memainkan lagi beautiful love itu dan membuat semua audience bertepuk tangan. Alexa lalu naik keatas panggung untuk memberikan sebuah karangan bunga dan membuatnya sangat dilema. Apakah harus ia terima terutama karena banyaknya wartawan yang memotret mereka berdua dan pasti akan menjadi headline news dimana-mana. Kini ia harus lebih berhati-hati, karena ia telah memiliki seorang istri yang harus dia jaga.

"Dit, Congratulations." Alexa langsung memeluknya dengan sengaja namun Adit berhasil melepaskannya.

"Alexa, jaga sikap kamu. Please." Pinta Adit tersenyum kearah para wartawan.

Sesampainya dirumah, ia berpapasan dengan Ajeng yang keluar dari kamarnya dengan ekspresi kecewa padanya. "Jaga sikap kamu Bintang meskipun Anna seperti itu. Jangan biarkan ada celah bagi yang lain." Pesan Ajeng menepuk pundak Adit. Ajeng lalu mengatakan bahwa ia percaya Adit dapat menjaga Anna dengan baik. Setelah mendengar itu, ia lalu mendatangi Anna dan memeluknya dari belakang, "I miss you, Anna."

"Apa artinya?" Tanya Anna kepada Adit. "Aku merindukanmu"

"Apa itu? Selamat Bobo Bintang." Balas Anna lagi mengambil momo dipelukannya.

"Anna mau kemana?"

"Tidur bareng Bunda. Bosen tidur disini. Mau dipeluk bunda." Anna lalu berjalan begitu saja melewati Adit.

"Anna! Bunda udah tidur, Anna disini sama Bintang ya." Cegah Adit membuat Anna marah. "Gak mau!! Anna mau Bunda!! Bunda!! Bunda!!" Adit berusaha memeluknya sementara Anna histeris seperti anak yang akan dipisahkan oleh ibunya. "Anna mau Bunda!" Terus menerus Anna mengatakannya membuat Adit bingung, padahal sebelumnya tidak masalah jika bunda tidak bersama Anna. Karena ini bukan pertama kalinya Anna tinggal tanpa Ajeng di Melboune.

"Bintang! Anna! kenapa? Malam-malam bikin ribut aja!" Teriak Tantri mengetuk pintu kamar mereka dengan keras sementara Adit masih mencoba menangkan Anna yang histeris.

"Anna Bintang benci!" Anna memukul Adit menggunakan momo. "Bintang mau pisah Anna sama Bunda! Bintang jahat! Anna pulang mau! Ketemu kakak!" Tambahnya lagi semakin histeris.

"Anna stop! Anna gak akan kemana-mana!" Namun Anna justru mengingit tangan Adit dan berlari keluar, ia juga mendorong Tantri hingga jatuh.

"Ma, maafin Anna ya." Ia mengejar Anna sampai ke depan kamar Ajeng semakin membuat semua menjadi ribut.

"Bunda! Bunda! Pulang Ayo! Ketemu Kakak mau main!" Teriak Anna sambil menangis mengetuk pintu kamar Ajeng. Anna! Cegah Adit berusaha memeluknya dan menenangkannya. Namun ia terus menolak dan tak sengaja mendorong Adit hingga dia terluka.

"Anna ada apa ini?" Ajeng keluar, ia kaget melihat Adit jatuh dan terluka pada bagian pelipisnya. "Anna! Sudah Bunda bilang kamu hanya boleh mendengarkan Bintang! Liat Bintang terluka karena kamu! Mau apa kamu kesini? Tidur dengan Bunda? Kamu harus tidur dikamar Bintang sekarang dan seterusnya! Ingat Anna!"

"Anna bunda benci Bintang!" Anna berlari keluar. Ajeng membantu Adit berdiri Tantri dan yang lain menyusul dan kaget ketika melihat Adit terluka.

"Gpp ma, bunda. Adit kejar Anna dulu ya." Adit mengejar Anna. Tak kehabisan akal dia memberikan ice cream kesukaan Anna dan mulai berbicara dengan Anna dari hati ke hati. "Anna liat deh, Bintang yang paling terang itu, bintang Serius." Adit menunjuk kearah langit.

"Bukan Serius. Si-ri-us!" Balas Anna sambil memakan ice cream itu.

Disaat seperti itu, Adit mulai mencari tahu siapa yang berusaha meracuni pikiran Anna. Dia mulai bertanya kegiatan Anna sepanjang hari mulai dari 2 hari yang lalu hingga hari ini. Siapa saja yang dia temui dan bicara. Lalu dia mulai menganalisis, sepertinya seseorang itu meminta Anna untuk merahasiakan namanya.

Adit mulai mencari cara jitu menurutnya, ia mengambil buku sketsa dan juga spidol. Dia mulai mengambar lingkaran dan meminta Anna menceritakan detail orang tersebut. Mengambar memanglah hobi Anna sehingga dengan mudah bagi Adit untuk tahu siapa orang itu. Setelah hampir 30 menit, cara ini menunjukkan hasil yang memuaskan. Wajah itu mengarah pada Yuni salah satu asisten rumah tangga yang pernah Adit pecat namun kembali dipekerjakan oleh Tantri sebagai mata-matanya.

"Anna, Bintang minta maaf ya. Bintang salah jadi membuat Anna marah." Ucapnya sambil menjewer kedua kupingnya.

"Sakit ya, Adit. Anna maaf." Anna memeluk Adit dan meniup lukanya.

"Kasih obat dulu dong. Yuk kedalam! Ayo! Tadi kata bunda apa? Anna harus dengerin Bintang. OK?" Adit mengendong Anna dipunggungnya. Adit mengajari Anna cara merawat lukanya dan memintanya meniup lukanya. Sebagai bayarannya Adit mencium kening Anna dan mengajaknya untuk berbaring.

"Bintang, ngantuk Anna. Adit cape banget. Anna temenin Adit ya." Mereka tertidur sampai pagi.

"Yuni! Don't touch my wife. jika kamu masih ingin bekerja disini!" Tegur Adit dengan santai namun cukup mengambarkan amarah yang saat ini dia rasakan. Adit lalu menyerahkan amplop berisi uang yang cukup banyak kepada salah satu pekerja yang diketahui itu adalah Yuni. Tiba-tiba Ayahnya dan menghentikan perbuatannya. "Kamu kembali ke tempatmu." Pinta Erik

Ia meminta putranya untuk lebih tenang dan bijaksana terkait hal yang Yuni lakukan. "Pa, aku tidak bisa tinggal diam melihat Yuni mencoba untuk meracuni pikiran polos Anna."

Sekali lagi Erik memintanya untuk tetap tenang, Hal ini pasti akan terjadi lagi Adit, bukan hanya Yuni. "Pa, Aku ingin bahagia pa. Tolong bantu aku untuk mendapatkan kebahagiaan itu. Kalau papa tanya, apa kebahagiaan aku. Anna pa. Jadi terima dia sebagai menantu papa. Aku akan lindungi istri aku!"  

Destiny To Be YOURSWhere stories live. Discover now