1. Anita Fernandi

1K 47 1
                                    


Aku, Anita Fernandi, seorang mahasiswi Manajemen di salah satu universitas terkemuka di daerahku. Oh, maaf, lupa memberi tahu, aku juga menempuh program Diploma 3 jurusan Teknik Informatika. Entah kenapa bisa begitu, tapi ya, itulah aku. Lebih suka menggeluti hal-hal berbau ilmu. Tapi, canda sih! Sebenarnya, aku lebih suka membaca buku, bisa dibilang itu hobi. Tidak seperti temanku yang lain, yang hobi...


Eh, garing ya. Skip aja.

Akhir-akhir ini, aku suka membaca novel dengan judul "Harga Senyum Marryana". Ya, memang judulnya klasik. Di dalam novel tersebut, Marryana adalah seorang putri Count yang cantik dan hangat. Saat pesta debutantenya terjadi kecelakaan kecil, sang putra Duke D'Morgan tidak sengaja menyenggol Marryana, mengakibatkan sang pemeran utama wanita kita terjatuh dan menangis. Memang, sang pemeran utama disini diperankan sebagai sosok yang lemah lembut... Jangan lupa, lemahnya dipertebal.

Tapi, tidak seperti novel lainnya, sang pria utama tidak langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Justru, putra Duke D'Morgan membenci sang pemeran utama wanita karena dianggap terlalu lemah dan mudah menangis. Entah mengapa, sang pria utama terus-menerus berjumpa dengan sang wanita utama dengan tak sengaja.Hingga bibit cinta pun tumbuh di hati sang pria utama untuk sang wanita utama. Tapi, tentu saja, tanpa antagonis, cerita akan terasa kurang lengkap. Sang antagonis sebenarnya teman kecil dari akademi, namun karena suatu kejadian naas, mereka menjadi bermusuhan. Dan akibatnya, sang antagonis mulai merebut segala yang dimiliki sang pria utama.


Ketika sang antagonis mengetahui bahwa Marryana adalah kekasih sang pria utama, disitulah sang antagonis mulai merayu Marryana. Seiring berjalannya cerita, sang antagonis malah jatuh cinta pada Marryana setelah terjadi tragedi di keluarga Count, keluarga Marryana, yang tewas karena serangan bandit.


Dari situlah, sang antagonis ingin memanfaatkan Marryana dan menaruh hati padanya. Namun, endingnya hanya menyiratkan bahwa sang wanita utama diperkosa oleh sang antagonis karena obsesinya. Sang wanita utama yang tengah mencintai sang pria utama tidak terima, dan akan menggugurkan kandungannya. Kabar tersebut kemudian mencapai telinga sang pria utama.Sang pria utama, yang sangat mencintai sang wanita utama, bersedia menerima anak yang dikandung oleh Marryana. Meski sang wanita utama tidak menyebutkan siapa ayah dari anak yang dikandungnya, setelah sang pria utama menerima Marryana, sang antagonis ditemukan tewas di hutan dengan isu berburu.


Waktu sudah mulai sore dan aku pun menutup novelku. "Kenapa sang antagonis mati begitu saja, padahal dia seharusnya bertanggung jawab. Sungguh, wanita utamanya tidak masuk akal."Aku segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhku. Yah, karena aku tidak mandi sejak pagi. Maklum, ini hari Minggu. Besok, Senin, hari yang penuh sial. Setelah selesai mandi, aku membuka kulkas di samping tempat tidurku. Aku adalah anak yatim piatu yang tinggal di kontrakan sempit, tapi aku cukup nyaman dengan keadaanku. Meski tidak menuntut banyak, aku selalu bersyukur atas apa yang aku miliki, apalagi bisa mengikuti kuliah secara gratis melalui beasiswa.


Ting ting! 


Ponselku berbunyi. Ada pesanan catering untuk acara seminar besok, lumayan, 150 kotak nasi. Aku segera membalas pesan dan menyanggupi pesanan tersebut. Namun, karena ada beberapa bahan yang kurang, aku pun menuju ke rumah Bu Umi, supplier terbaikku yang selalu buka 24 jam. Ya, 24 jam khusus untukku, anak kesayangan.


Segera kubuka pintu kontrakanku dan meluncur ke rumah Bu Umi dengan motor. Tiba di sana, aku meminta barang yang diperlukan untuk catering. Setelah bernegosiasi selama 30 menit, aku kembali ke kontrakan dengan belanjaan yang cukup banyak hari ini.


Saat sudah mendekati Maghrib, aku segera bergegas pulang. Di perjalanan, aku menikmati lagu kesukaanku sambil menunggu lampu lalu lintas berubah warna. Namun, tiba-tiba aku mendengar suara berisik dari belakangku.


Brak! Brak! Tin tin.


Aku yang masih asik dengan lagu ikut kena getahnya, sebuah mobil menabrak motor dan aku terpental jauh, menabrak tiang rambu lalu lintas. Kesadaranku perlahan-lahan memudar, kulihat barang belanjaanku berserakan tak beraturan.Akhirnya, aku menutup mata. "Padahal aku sudah bersusah payah," gumamku dalam hati untuk terakhir kalinya.

Menjadi Adik Antagonis Où les histoires vivent. Découvrez maintenant