3. Hidup Baru Bersama Ayah Damian

622 44 1
                                    


"Sha... Hah hah hah, penjaganya sudah tidak mengejar kita, hah," sambil menormalkan nafas, akhirnya aku juga mulai melihat ke belakang.


Ternyata benar, tidak ada yang mengejar kami."Duduk dulu deh, aku capek," dengan langsung mendudukkan tubuhku karena kaki ku yang sudah merasa kebas. Caca pun juga mengikuti.


Seketika senyumku terbit, benar, aku sudah bebas. Sudah bebas. Akhirnya.Akupun menutup mataku sambil merebahkan tubuhku di atas tanah. Entah tanah lapang apa ini, tapi aku tidak peduli dan tetap melanjutkan tidurku.


Melihat aku tertidur, Caca melihatku dan tersenyum sambil mengikuti kegiatan Alysha dengan tidur di tanah.


Ketika kesadaranku mulai terkumpul, namun mataku tetap menutup, akupun merasakan tekstur di bawah tubuhku. Perasaan tadi tidur di tanah, deh. Tapi kok empuk sih, dan hangat. Apa aku ketahuan penjaga lagi?


Dengan takut-takut, aku membuka mata dan melihat sekeliling. Ini bukan penjara, mana ada penjara dengan kasur. Kulihat aku berada di rumah yang dikatakan sederhana tapi nyaman.Akupun mulai turun dari kasurku dan mencari Caca. Ketika aku mau membuka pintu, kulihat Caca yang membuka pintu tersebut.


"Sha, kau udah bangun?"


"Yah, kau lihat sendiri. Omong-omong, ini di mana? Apa penjaga membawa kita kembali?"


"Tidak sha, kau tahu kemarin kita tidur di ladang petani pemilik rumah ini. Melihat kita tidur, aku pun juga kaget ketika ada seseorang mengangkatku. Dan akhirnya si petani bilang kalau dia tidak jahat dan suruh kita tidur di rumahnya saja."


"Hah, Caca yang manis, kenapa kamu percaya pada orang asing? Bagaimana jika dia teman penculik?" sambil membisikkan.


Caca langsung menggigit jarinya. "Benar sha, bagaimana ini... Ki..."


"Oh, temanmu sudah bangun."


Akupun melihat seorang pria paruh baya dengan pakaian petani dengan tatapan curiga."Hmm, jangan takut, aku bukan orang jahat."


"Bohong, mana ada orang jahat bilang dia bukan orang jahat. Paman pasti orang jahat dan menculik kami ya..." sarkasku.


Paman itu tertawa dan bilang bahwa dirinya hanya petani yang menemukan mereka tidur di ladang saat dia mengecek ladangnya karena ada suara mencurigakan.


Setelah selesai menjelaskan dan percakapan antara dua anak tersebut, akhirnya kesalahpahaman berakhir.


"Begitu... Bagaimana, ada orang yang biadab menyiksa anak kecil, Isha Caca, apa kamu mau tinggal dengan paman? Kamu tahu sendiri, paman tinggal sendirian, istri dan anak paman sudah meninggal. Apa kamu mau jadi anak angkat paman? Paman sangat senang jika kamu setuju."


Aku terkejut dengan perkataan paman. "Paman sebenarnya, aku mau jadi anak angkat paman, tapi... Aku punya keluarga. Aku harus pulang, tapi... Aku juga tidak tahu di mana rumahku." Aku tahu bahwa aku ada dalam novel ini, tapi aku juga tidak tahu ini kekaisaran apa, dan jika aku kembali, apakah alur novel berubah?


Aku tidak tahu, karena aku takut ketika aku kembali, kakakku yang tampan akan dicelakai lebih parah lagi. Akhir novel ini berakhir dengan kematian kakakku, dan aku sudah mengira bahwa itu ulah permaisuri yang ingin menyingkirkan kakakku.Melihat aku terdiam, Caca pun juga terdiam, kemudian dia berkata, "Isha, bagaimana jika kita terima saja usulan paman? Pelan-pelan kita bisa mencari keluargamu. Kau beruntung, Isha, masih ada harapan pulang, sedangkan aku... Aku tidak tahu siapa keluargaku dan siapa namaku. Tapi aku bersyukur, berkatmu aku punya nama, Caca, darimu." Dengan menitik

Menjadi Adik Antagonis Kde žijí příběhy. Začni objevovat