4. Di Kediaman D'Fernandi

583 40 2
                                    

#Anthoni POV


Tahun ini aku berumur 12 tahun, usia yang cukup untuk masuk Akademi Bangsawan. Sudah lama aku tidak bertemu ibu, dan hari ini aku akan mengunjungi ibu untuk berpamitan. Aku tahu ibu pasti tidak ingin melihatku, dan aku menyadarinya. Meskipun aku mencoba untuk tidak merasa sakit hati, tetap saja rasanya sesak.


Diabaikan oleh ayah, diabaikan oleh ibu, dan kehilangan Alysha. Meskipun orang tuaku tidak pernah melakukan kekerasan terhadapku, tapi entah mengapa, aku lebih memilih mereka memukulku daripada diabaikan seperti ini.


Ibuku mulai mengurung diri di dalam kamar sejak 5 tahun yang lalu, aku tahu ibu selalu menangis di kamar. Sering kali aku juga mendengar ibuku menjerit menyebutkan nama adikku. Namun, aku bisa apa? Menghiburnya? Sementara aku lah penyebab adikku hilang. Menyalahkan diriku sendiri? Sudah sering aku melakukannya, bahkan sampai aku ingin mengakhiri hidupku.Tapi... jika itu terjadi, apakah ibu akan senang? Tidak, aku rasa itu pilihan yang buruk. Bagaimana jika ibu justru merasa lebih sedih? Aku tahu ibu menyayangiku, tapi aku juga cukup malu untuk menemuinya.


Bukan hanya ibuku, ayahku juga sama. Dia selalu keluar dari kediaman, entah sudah berapa lama dia tidak pulang. Satu tahun? Tidak, sepertinya lebih dari dua tahun ini. Meskipun ayah tetap mengirim kabar kepada ibuku, tapi aku? Tidak pernah.


Aku tahu aku bersalah, tapi apakah semua ini murni kesalahanku? Aku masih kecil saat itu, aku tidak berdaya. Ketika adikku diculik, aku berteriak meminta bantuan sebisa mungkin. Akupun mencoba meraih tangan penculik yang membawa Alysha waktu itu. Namun aku dilemparkan jauh ke pinggiran lumpur sungai.


Aku berusaha bangkit, jatuh, bangkit lagi. Aku menangis, merasa gagal. Ya, gagal. Aku kakak terbodoh dan terpayah di dunia ini. Aku tidak bisa melindungi Alysha, adikku yang manis. Dia bahkan masih belum lancar berbicara. Semua ini salahku. Jadi, aku hanya berdiam diri di kamarku.


Sebentar lagi aku akan keluar rumah, memasuki Akademi. Aku akan pergi dari kenangan Alysha yang ada di rumah ini. Aku akan menjadi kuat, lebih kuat. Aku akan mencari adikku, di mana pun dia berada. Di ujung dunia akan kucari, akan kubawa dia dan kukembalikan kepada ibu dan ayah.


**Drrrt... Drrrt**


"Ibu, bolehkah aku masuk?" Tidak ada jawaban. Kulangkahkan kakiku mendekat ke ibu. Diam. Hening. Itu yang kurasakan, ibu tidak bicara dan tidak menoleh padaku. Sesak rasanya, tapi aku berusaha untuk tetap sabar.


"Ibu, aku akan ke Akademi nanti siang. Apa ada yang ibu katakan kepadaku?... Ibu, kumohon bicaralah.... Aku akan pergi selama 5 tahun apa..i" "Benar, sudah 5 tahun Alysha hilang," kata ibuku dengan tatapan kosong.


Aku pun terdiam, tidak tahu harus bicara apa lagi. "Pergilah," itu katanya. "Ibu.." "Ib.." "Kubilang pergilah."Dengan berat hati aku melangkah keluar, menoleh untuk terakhir kalinya, dan kulihat air mata membasahi pipi ibuku. Akupun memantapkan langkahku keluar menuju kereta kudaku dan segera menuju ke Akademi. Benar, aku harus pergi. Siapa tahu ibu mau keluar dan mulai menjalani kehidupan yang hangat.#POV Anthoni End5 Tahun Kemudian...Di kediaman Ayah Damian5 tahun sudah berlalu, sekarang aku berumur 13 tahun. Aku tidak menyangka waktu berjalan terlalu cepat. Benar, di novel ini sudah memasuki bab 1 karena ini menceritakan female lead akan mengadakan debutante. Jarak umurku dengan female lead terpaut 3 tahun.Marryana Rosse D'Leric, sang female lead atau protagonis wanita novel "Harga Senyum Marryana." Marryana digambarkan sebagai sosok wanita yang hangat, lembut, dan polos. Dia hidup dengan bahagia bersama keluarga bangsawan Count.

Menjadi Adik Antagonis Where stories live. Discover now