11. Kebenaran (2)

310 21 0
                                    

POV Marryana

Hari berganti hari kulalui hidup sebagai Marryana Rosse D'Leric, aku cukup senang karena di dunia ini aku mendapatkan kasih sebuah keluarga yang selalu aku harapkan

Dan juga aku mulai berperilaku seperti Marryana yang telah kudengar perilakunya berdasarkan apa yang aku dengar dari pelayan

Marryana digambarkan sebagai gadis yang pemalu, baik hati, suka menolong, dan juga memiliki tutur kata yang lembut

Mungkin hampir sama dengan sifatku yang dulu hidup sebagai Melly namun bedanya aku sedikit mendendam mungkin dipikir pikir Marryana juga mempunyai sifat itu tapi entahlah aku tidak bisa menilainya

Selama sebulan ini aku mengetahui bahwa keluarga ini sangat menyayangiku namun pikiran itu hancur ketika aku mengetahui sebuah rahasia

Ketika aku terbangun dari tidur ku, yang kulihat langit tengah gelap dengan cahaya bulan separuh yang menyinari balkonku

'aku haus'

Karena tidak ingin mengganggu pelayan ku aku berinisiatif untuk pergi ke dapur sendiri

Kulihat sebuah ruangan yang selalu dikunci yang katanya gudang itu tengah disinari lampu bara api, ketika kaki ku melangkah untuk melihat gudang tersebut

Sayup sayup aku mendengar suara

Semakin mendekat semakin jelas, dan yahhh aku mengenal suara itu mereka ayah dan ibuku namun juga ada orang lain

Kira kira seorang pemuda, entah apa yang dibicarakan namun aku sedikit mendengar percakapan tersebut

'kita harus melakukan rencana kita bulan depan tepatnya pada bulan purnama'

'Baik tuan, aku akan siapkan anak itu'

'suamiku bukankah lebih cepat lebih baik..'

'tenanglah istriku kita harus bersabar'

'benar, akan lebih baik jika kau siapkan dia dengan keadaan utuh, aku tidak mau tuanku murka, jangan lupa posisi kalian jika ingin putra kalian selamat'

Deg

"Putra" batin Marryana, ketika tengah berpikir keras siapa putra yang dimaksud oleh percakapan mereka, Marryana kembali memfokuskan mendengar percakapan mereka dari samping pintu

'kami akan siapkan Marryana bulan depan, dan pastikan bahwa putra kami kembali dalam keadaan utuh'

'tenang saja' dengan senyum miring

Kemudian pemuda tersebut menghilang dengan sekejap mata seperti teleportasi

' suamiku kau tau, aku sudah cukup muak terus berpura pura menyayangi anak itu'

'sabarlah istriku, tinggal sebulan lagi kita akan menyerah kan anak itu pada tuan'

'aku heran kenapa saat pagi debutante dia masih hidup padahal malam itu aku sudah menaruh racun pada tehnya'

'mungkin dirimu tengah ditipu oleh pedagangnya' Count D'Leric hanya memegang pelipisnya karena tengah berpikir bagaimana cara bebas dari Tuan gilanya apalagi sekarang istrinya tengah mengomel hal yang dirinya tidak ambil pusing

Disisi balik pintu Marryana yang mendengar semua itu tengah segera berlari

Dia membatalkan niatnya untuk kedapur dan langsung menuju kamarnya

Hiks

Hiks

"Kenapa di kehidupan manapun tidak ada keluarga yang benar benar menyayangiku"

Menjadi Adik Antagonis Where stories live. Discover now