Chapter 88 ♗

216 37 2
                                    

Cw: pikiran untuk melakukan kesadisan

Yoggu: buat yang gak biasa sama modelan konflik kayak gini bisa hati-hati dalam bacanya yaaa. Siapkan mental dan sekeliling yang mendukung 🍵

________________

Kedua tangannya sudah terikat di belakang punggungnya, lalu ikatan di tangannya itu tersambung dengan ikatan di kakinya. Bagian kaki yang diikat adalah bagian mata kakinya. Alister membuat ikatan di kaki itu menyerupai fungsi borgol kaki tahanan. Kedua pergelangan kaki tidak diikat secara rapat dengan satu sama lain. Sang tawanan akan masih bisa berjalan tapi berlari yang akan membutuhkan bukaan kaki lebar tidak akan bisa dilakukannya.

Bersama mereka menggiring Jorel untuk kembali ke Palis dimana Norra dan Vetra juga para mage lain berada. Di saat Jorel sama sekali tidak menggunakan mulutnya bicara Alister merasakan keleluasaannya untuk mengajak bicara Dylan. Baginya remaja putra Duke Adelard itu juga salah satu sosok yang membuatnya terhibur selain kedua tuan muda Bardev nya. "Tuan Muda Adelard. Ini pertama kalinya saya punya kesempatan untuk berbincang dengan Anda," ujar pelayan tua itu dengan senyum mata bulat sabit favoritnya.

Kening Dylan berkerut tidak menyangka pelayan Valias itu akan mau mengajaknya berbincang dengannya. Dia tidak begitu nyaman tentang itu. Dia bahkan tidak berpikiran untuk berpura-pura menyambut sebagaimana yang biasanya dilakukan Vidor. "Ya."

Tapi lalu dia tersadar akan sesuatu. Dia melihat pada Alister. "Tuan. Jika ada kesempatan di lain waktu bisa aku bertanya tentang Valias?"

Alister masih memiliki senyum biasanya. Tapi benaknya sudah membuat pendugaan tentang pertanyaan tentang Valias apa sebenarnya yang dimaksud putra Adelard itu.

"Saya rasa saya tidak punya tempat untuk menjawab apa yang sekiranya ingin Tuan Muda Adelard ketahui. Sebagai pelayan saya juga punya kewajiban melindungi rahasia yang ingin disimpan tuan saya. Jadi Anda harus bertanya langsung pada Tuan Muda kami jika Anda benar-benar ingin tahu." Alister menjawab remaja itu dengan senyum.

Dylan tidak merespons. Jadi dia sungguhan pelayan yang setia. Barusan dia hanya memeriksa etik kerja pelayan tua itu sedikit sekaligus hanya sekedar mencoba memancing orang tua itu untuk langsung membocorkan rahasianya saja kepadanya. Tapi jika pelayan itu mempunyai pertahanan kesetiaan yang bagus maka Dylan tidak perlu memancingnya lagi.

Valias ... . Rahasia apa yang kau simpan?

Alister dan dirinya tidak mengucapkan apapun lagi sampai mereka tiba di gerbang Palis. Alister memeriksa apakah mereka akan bisa melewatinya tapi rupanya mereka tidaklah bisa. Mereka bisa lewat melihat Jorel pun langsung melewati area pagar gerbang itu begitu saja ketika mereka keluar area Palis tadi. Tapi mereka tidak bisa melakukan hal yang sama ketika mau masuk.

"Tuan Gubernur. Anda bisa melakukan sesuatu tentang gerbang ini?" tanya Alister dengan senyum pada Jorel.

Jorel mengutuk. "Kau berpikir aku akan memberitahumu?"

"Kita harus menunggu seseorang seperti Tuan Mage Darius membukanya." Dylan bergumam.

Sekitar dua menit dari situ mereka---Dylan dan Alister---baru bisa melihat para mage mulai ikut menyusul Norra dan Vetra keluar bangunan Palis. Lalu tampak dari kejauhan Norra menghampiri Darius lalu mengatakan sesuatu padanya sambil menunjuk ke arah gerbang dimana mereka menunggu dengan dagunya. Darius melangkah cepat ditemani Rhinel mendekati mereka. Dia menempelkan token sebelumnya pada gerbang itu dan dari situ Alister dan Dylan baru bisa masuk dengan Jorel bersama mereka.

Darius dan Rhinel sama-sama mempunyai wajah tak bisa percaya melihat mantan Gubernur mereka itu.

"Selim Jorel?" Darius mengucap terbata-bata.

[HIATUS] Count Family's Young Master 백작가의 젊은 주인Where stories live. Discover now